Surat itu kosong. Mungkin belum sempat ditulis, atau isi suratnya telah dikirimkan.
Loket itu terhubung dengan bank terbesar di ibu kota. Tampaknya orang ini memiliki beberapa tabungan. Su Xiaoxiao sangat puas.
Akhirnya, ada kunci kamar dari penginapan. Kata-kata Penglai terukir padanya.
"Apakah ada Penginapan Penglai di ibu kota? Atau... Restoran Penglai? Paviliun Penglai? Residensi Penglai?" Su Xiaoxiao bertanya beberapa nama sekaligus.
Su Mo menggeleng. "Saya tidak yakin. Saya belum pernah menginap di penginapan di ibu kota. Nanti saya akan perintahkan seseorang untuk menyelidikinya."
Saat Su Xiaoxiao menyimpan kartu bank, dia menatap Su Mo dengan serius. "Tuan Muda Su, Anda sudah dua puluhan. Tidak apa-apa kalau Anda tidak memiliki selir atau pelayan wanita di halaman, tetapi Anda sebenarnya belum pernah tidur dengan siapa pun. Ini tidak bisa terjadi."
Su Mo terdiam.
