Mendekapnya di pelukannya, Curtis terkekeh. Merasakan getaran di dadanya, Bai Qingqing tiba-tiba tidak bisa marah padanya lagi.
"Kamu masih tertawa," ujar Bai Qingqing dengan nada kesal.
"Kamu pasti lapar. Ayo pulang." Sambil berbicara, Curtis mundur dan dengan keras membanting ekornya ke pintu masuk.
Bang—
Diiringi suara dentuman keras, cahaya terang membanjiri lubang itu. Bai Qingqing tanpa sadar menyipitkan matanya, namun bahkan dengan begitu sinar yang menyilaukan itu sangat mengganggu matanya sehingga membuatnya menitikkan air mata.
Curtis menekan wajah Bai Qingqing ke dadanya dan menutupinya dengan kulit ular di atas kepalanya, sebelum meluncur keluar.
Saat mereka melewati suatu tempat, dia tiba-tiba berhenti. Ssss~
"Ada apa?" Setelah menyesuaikan diri dengan cahaya, Bai Qingqing mengangkat kepala dan menoleh ke sekitar.
