[Yah ini bukan kelompok yang bagus sih tapi ya sudah lah,Mari kita lakukan.] (Wajah semangat Elina.)
"Yok duduk duduk."Ucapku menepuk nepuk bangku kosong disampingku. Mereka mengerti dan pergi ke bangku kosong yang ada disampingku dan depanku.
posisi Aku tepat di samping jendela dikananku ada Allen dikanannya Allen ada Nabila Serta didepan kami bertiga ada Arya dan Ageng. Yah posisi ini juga ditempatkan karena Nabila adalah penggosip yang sering menyebarkan gosip tentangku, Jadi Allen memberi jarak antara kami agar tidak terlalu Canggung. Untuk Arya dan Ageng sebenarnya tidak ada masalah mereka ditempatkan di bangku depan kita karena mereka berdua cowok.
Aku menyodorkan daftar menu kepada mereka semua agar mereka semua dapat memesan makanan. Tak lama mereka melihat, mereka sudah dapat menentukan pilihan lalu Nabila memanggil waiters wanita tersebut. Waiters menandatangi kita dan menulis setiap pesanan yang mereka sebut dan inginkan.
Waiters wanita tersebut setelah selesai menulis para pesanan itu dan memberikannya kepada orang yang menjaga kasir (orang yang mirip Daffin.)
Orang yang mirip Daffin akhirnya pergi kebelakang untuk membuatkan pesanan temanku. Aku mengambil tasku dan mengeluarkan buku, lalu kutarih buku itu diatas meja dan aku mengajak yang lain untuk ikut menaruh buku agar kerja kelompok ini cepat selesai serta setelahnya kita dapat bersantai lebih lama.
Yang lain pun setuju lalu kami mulai dengan berkerja kelompok dan berdiskusi tentang materi yang diberikan.
1 jam 40 menit kemudian...
Akhirnya kami menyelesaikan tugas kelompok itu, Setelah itu kami bersantai,bercanda,tertawa serta mengobrol.
"Hahahahahaha emang gitu tuh anak." Ketawa Ageng.
"Gak juga tuh, dia ke gua gak pernah kayak gitu." Jawab Arya.
"Iya itu elu bukan gua."
[Hadeh Anak anak ini, hm. Ah kopi ku habis pesen lagi ah.]
Aku memencet bell
Tiingg...
"Mau mesen apa lagi Lin?"Tanya Allen padaku.
"Mau mesen kopi lagi nih, udah habis. Kalian sendiri mau mesen lagi gak?"
"Boleh, Pisang keju ya Ama Kentang goreng."
"Kalo Aku soda Aja."
"Aku Coklat panas lagi Lin."
"Oke."
Datang wanita tadi lagi, dia tersenyum kearah ku dan bertanya "Ada yang bisa dibantu Mbak?"
"Mau mesen lagi mbak."
Orang itu mengeluarkan Nota dan bersiap menulis. Aku menyebutkan seluruh pesanan yang sebelumnya di ucap kan temanku atau bisa dibilang aku mengulanginya. Wanita tersebut menulis dan lalu memastikan seluruh pesanan yang ada, serta kembali Memberi pesanan itu kepada pria berkacamata tersebut.
Aku memerhatikan pria itu mengambil nota berisi pesanan Kami dan seketika Pria itu juga melihat kearah ku. Aku terdiam terus menatapnya begitu pula dengan pria itu, Wanita yang memberikan Notanya kepada pria itu pun melambai lambai didepan wajah Pria itu agar sadar. Pria tersebut lalu menahan tangan wanita Tersebut dan berbisik kepadanya serta pergi kebelakang / Dapur.
"Ha!" Kaget Aku Seseorang Menepuk pundak kanan ku.
"Lu kenapa Lin."Tanya Allen
"G-gak gak apa." Jawab ku.
[Nih anak kenapa sih.] Pikir Allen Setelah melihat tingkah laku Elina dengan tatapan kebingungan.
"Lu kenapa Len liatin gua gitu Amat."
"Gak."
"Eh Elina Kamu ke sini naik apa tadi?" Tanya Ageng padaku.
"Naik motor, Kenapa emangnya?"
"Owh gak jadi, Kirain di Antar."
"Masa gw naik Motor ke sekolah, tapi keluar diantar kan aneh ya."
"Hahahaha Iya sih gak salah."
"Habis ini pada mau langsung pulang?"Tanya kembali kepada semuanya.
"Aku sama Allen mau belanja Keluar sih nanti."
"Aku boleh ikut gak Elina?" Saut Nabila tiba tiba bertanya.
[Lah dari tadi nih anak kayaknya diem deh kok tiba tiba ngomong, Ya sudah lah gak perlu dipikirkan.]
"Boleh kok bil."
"Makasih."
"Kalo kita berdua gimana Elina?"ucap Ageng Merangkul Arya.
Aku melihat kearah mereka dengan tatapan Aneh dan kebingungan.
"Emang kalian mau ngapain ikut belanja, Mau beliin?"
"Eee... Kalau murah bisa ku beliin." Jelas Ageng.
"Apa maksudnya kalian Lin,Gw gak ikut. Gw mau balik, ada janji aku sama Temen ku main PS." Sela Arya melepaskan rangkulan dari Ageng.
"Lah lu bukan temenku ya, kok ninggalin."
"Sejak kapan gua jadi temen elu?" Jawab Arya dengan wajah menghina.
"Jahat."
"Oh ya Lin Aku bawa cowok ku juga ya." Potong Allen.
"Arthur..?"
"Ya lah,siapa lagi kalo bukan dia."
[Arthur ya, Apa benar ini akan baik baik saja tapi kalo gak gitu aku bisa di jauhin karena gak bolehin, Terlanjur.]
"Iya ajak aja dia."
"Makasih sayangku."
"Sama sama juga sayangku."
Ageng bertanya kepada Arya Berbisik dengan suara kecil di telinga Arya. "Mereka L**BI ya?" Balas Tidak tahu Arya melalui gerakan badan.
Tiba tiba pelayan Wanita itu datang mengantarkan Pesanan kita ke Meja. Dia mengantarkan sembari Tersenyum kecil Lalu aku membalas senyumnya serta berkata "Terimakasih." Wanita tersebut mengangguk dan kembali ke kasir.
"Gua ke toilet dulu ya." Ucap Arya berdiri lalu pergi menuju kearah toliet.
Aku masuk ke sebuah toliet dan masuk ke salah watu WC yang ada disana dan menuntaskan hajatnya. Setelahnya Aku keluar dari WC itu dan pergi kearah wastafel panjang yang ada disana yang diatasnya memiliki cermin panjang menempel ditembok. Aku mencuci tanganku dan mendengar orang berjalan mendekat dari luar toilet, Aku tahu siapa orang itu dan berbicara.
"Sudah kutebak itu kau Daffin." Ujarnya sembari mencuci tangan.
Daffin berjalan menuju kearah samping ku dan berdiri menghadap Cermin. Aku melihat dari pantulan cermin dia yang juga mencuci tangan lalu menjawab "Ya gimana gak ketebak, kau memerhatikanku dari pertama kali masuk ke cafe seperti orang aneh."
"Hahaha... bener juga ya." Aku membalas ucapannya, lalu aku melihatnya, memperhatikan dari ujung kaki sampai ujung rambut, sedikit tersenyum Kecil dan lanjut berbicara dengan nada sedikit menghina.
"Cocok juga tuh baju Ama dirimu."
"Terimakasih." Ucapnya kepada ku dengan wajah tersenyum.
[Nih orang malah seneng, begokah nih orang.]
"Oi gua nyindir tau."
"Ya ya gua juga tau, tapi seharusnya perkataan seperti itu gak mungkin hanya untuk menyindir, apalagi perkataannya berupa kata memuji."
Ku menepuk - nepuk pundaknya sembari tertawa kecil mendengar ucapannya.
[Nih anak suka banget bawa serius, tapi lucu sih seriusnya. Tapi kalo mengingat Tentang Kamar itu...]
Setelah membersihkan dan mengeringkan tangannya dia pergi, sebelum pergi tepat didepan lorong toilet itu dia berhenti dan berbicara. " Bersenang-senanglah." Lalu pergi meninggalkan ku sendiri yang masih berdiam.
Setelah dia tak terlihat aku pun kembali ke mejaku, kembali ke mereka.
[Barusan yang keluar dari toilet itu laki laki yang mirip Daffin gak sih?] Lihatku kearah toilet dimana laki laki tadi keluar.
Tak lama kemudian Arya pun keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekat. Ku terus melihat dia tak berhenti sampai mendekat meja kami. Dia menunjukkan muka aneh terheran sambil menatap ke arahku.
"Lu Napa Lin?" Ucapnya yang sudah dekat dengan kami masih dengan muka bingungnya.
"Hm..m tak apa."
Arya lalu melihatku dengan tatapan aneh dan serius beberapa saat, Hela nafas setelahnya dan pergi duduk ke samping Ageng.
"Yok sudah berangkat.. Kita rapihkan dulu buku buku kita lalu lesgo pergi shopping." Ajak Allen sambil merapikan meja.
Yang lain pun setuju lalu membantu membersihkan meja dan buku mereka.
Tak selang lama setelah membersihkan meja dan buku kita.
"Kalian duluan aja ya gua mau pulang dulu nganter pesanan Tante ku." Saut ku.
Mereka semua mengiyakan dan pergi, Sebelum aku pulang aku menyempatkan diri untuk pergi ke toko alat makeup disebelah kafe kecil tersebut untuk mencari kebutuhan makeup ku.
Di dalam toko tersebut aku memilih riasan wajah dengan cepat seperti yang sebelumnya ku gunakan. Setelah memilih aku langsung membayarnya serta bergegas menuju ke kendaraan ku lalu pergi mengantar pesanan Tante ku.
Sesampainya dirumah aku langsung memberikannya ke Tanteku dan langsung pergi menuju mall tersebut. Sampai di mall tersebut aku langsung memarkirkan kendaraan ku dan membuka Smartphone lalu mengcontact Allen dan menanyakan posisinya. Setelah dapat kabar tentang posisinya aku lari menuju kearah sana dengan segera.