Namaku Azira, hidupku hanya sangat berkecukupan. Ayahku ( Yura ) adalah seorang pengusaha sukses. Dan ibuku ( Naila ) adalah seorang mantan selebriti. Aku memiliki adik laki-laki yang sangat tampan. Namanya adalah Rian. Dia masih umur 10 tahun. Kami tidak terlalu dekat tapi aku sayang padanya.
Kehidupanku di rumah tidak ada yang menarik, ayah selalu pergi keluar negeri untuk mengembangkan bisnisnya di sana. Jadi ia sangat jarang ke rumah. Sedangkan ibuku ia tidak bekerja lagi sebagai selebriti karena pensiun muda waktu dulu. Tapi setiap mereka bertemu, mereka selalu bertengkar. Aku tidak tahu pasti apa yang mereka pertengkarkan tapi aku mendengar bebrapa kata yang berkaitan dengan ku. Apa aku membuat keluarga ini tidak harmonis?.
Sebenarnya ibuku tidak terlalu menyayangi ku, ia selalu cuek dan tidak perduli dengan apa yang aku lakukan mau pun yang ku butuhkan. Jika ada panggilan orang tua untuk rapatpun ia tidak mau datang dan terpaksa harus bibi Rara ( pembantu tertua di rumah). Dia tidak pernah mencium maupun memelukku seperti ibu memeluk Rian.
Pada saat ini aku memberi tahunya tentang diriku yang di terima di universitas luar negeri. Aku berencana untuk tinggal di sana dan menenangkan pikiran. Dan sedikit berharap kalau ibu bangga atas itu. Tapi sia-sia saja, ibu tidak akan mungkin berubah dalam sekejap.
Rumah yang begitu sangat luas, tapi sunyi. Aku melihat ke sekeliling rumah dari sudut pandang ku. Dan lagi-lagi aku tertuju pada satu pintu yang sangat misterius. Setiap ke rumah jika itu pulang dari sekolah ataupun ada kegiatan di luar, jika sudah menginjakkan kaki ke rumah pintu itu selalu yang pertama aku lihat.
Seperti pintu kamar utama. Tapi kenapa ayah dan ibu tidak tidur di kamar itu?. Kalaupun itu di kamar lain aku tidak pernah melihat ayah menetap di kamar ibu, setiap ayah pulang yang aku lihat ayah hanya sibuk di ruang kerjanya. Jadi sebenarnya itu ruangan apa?. Pintu itu tidak pernah di buka, dan hanya orang yang diizinkan ayah yang boleh masuk. Bahkan kuncinya akan selalu di bawa kemanapun. Jadi ruangan itu di bersihkan saat ayah ada di rumah saja, setelah itu tidak ada yang bisa masuk.
Rasa penasaranku meningkat setiap melihat pintu itu. Walau begitu aku tidak pernah berani bertanya.
Beberapa hari kemudian…
Akhirnya ayah pulang kerumah dengan selamat, ia pergi keluar negeri dalam jangka waktu 3 bulan. Sebenarnya ini udah yang paling singkat selama ini. Biasanya sih 2 kali setahun ayah pulang, dan hanya menetap selam 1 Minggu.
Awalnya aku kira ayah juga tidak akan perduli denganku, tapi tahu aku akan pergi dalam waktu dekat ayah belain pulang dan menghampiriku.
Tapi kali ini kok beda yah.. ayah yang baru pulang langsung mencium keningku dan mengajak ku makan bersama.
" Ada apa ayah?. " tanyaku heran.
Ayah hanya tersenyum dan duduk di meja makan sambil mengambilkan beberapa lauk untukku.
Selesai makan …
Ayah berdiri dan mengajakku kembali ke kamar. Aku yang bingung dengan keadaan itu hanya mengikuti ayah dari belakang. Ayah menggenggam erat tangan ku dan menyuruhku untuk menyiapkan semua kebutuhanku atau keperluan yang akan aku perlukan nanti di luar negeri saat tinggal di sana.
" Kita akan pergi sore ini, kamu siap-siap saja. Ayah juga akan ikut dengan mu ke sana dan kita akan hidup di sana. " ucap ayah.
Aku kaget dengan kata-kata ayah yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kami akan tinggal di luar negeri tanpa ibu dan Rian. Sebenarnya apa yang ayah pikirkan?. Ayah.., bagaimana dengan Ibu dan Rian ?. Apa mereka tidak ikut dengan kita? " Tanya ku yang masih belum mengerti.
Ayah hanya terdiam. Ia pergi menuju ruang kerjanya. aku masih bingung dengan keadaan sekarang. Sebenarnya sejak kapan keluarga ini hancur?.