Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ini adalah ceritaku dan pertemuan kita

🇮🇩Duy_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
973
Views
Synopsis
Yuka adalah seorang anak SMP biasa yang ingin hidup bebas. tapi kemudian dia bertemu dengan gadis cantik yang ternyata adalah anak seorang guru killer di sekolahnya. apa yang akan terjadi selanjutnya...

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - #1 Bertemu

"Uh... Rasa jajanan kantin memang murah, tapi rasanya kurang enak" berkata dalam hati sambil memegang es teh manis dan sepotong gorengan.

"Nyam... Nyamm.."

"..."

"Hmm.."

"Sepertinya jam istirahat sebentar lagi akan berakhir, sebaiknya aku cepat kembali ke kelasku" berdiri dari bangku kantin dan berjalan ke kelas...

"Yo, lur" seseorang berjalan menghampiri. (Lur : dulur/sodara) panggilan untuk teman dekat.

"Ya, ada apa?" Menjawab dengan santai.

"Gimana, persiapan buat besok sudah beres?".

"Yah, sudah selesai sih. Tinggal nunggu keputusan ketua". Melirik kemudian bertanya "lu sendiri gimana, bukannya ketua ngasih lu tugas nyari anggota?"

"...haha tenang aja. Aman terkendali" sambil tersenyum ragu.

Sedikit curiga "yasudah lah, pokoknya kalo ada masalah nanti bilang aja" menghela nafas

"Hehe.. oke lur, makasih. Yasudah gua duluan ya, mau ke kantin bentar. Laper jir" menpuk perut kosongnya.

"Lah, jam istirahat kan udh mau kelar bro".

"Gua belum sempet sarapan tadi lur, kalo guru nanya bilangin aja gua ke toilet bentar. Tolong ya lur" memasang wajah memohon..."Yah?.. yah?..bentar doang gua, gabakal lama"

"Haaa... Yasudah lah sana cepetan isi perut, terus langsung balik kelas" menghela nafas.

"Yey, makasih lur. Tolong ya kalo guru nanyain...." Belum selesai bicara.

"Iya iya udah sana" melambaikan tangan.

"Sip deh, sampai ketemu di kelas nanti sahabatku yang baik hati dan tidak sombong" berlari pergi menjauh.

"....."

Tiba di depan kelas, saat hendak melangkah masuk tiba terdengar suara "ehem... Dari mana aja nih. Emang kamu gak denger bel istirahat sudah habis beberapa menit yang lalu?" Bertanya dengan suara lembut, namun menyeramkan.

"A..anu pak, itu tadi saya ketemu Dody di jalan pas mau ke sini. Katanya dia belum makan dari pagi pak. Terus, minta tolong saya bilangin ke bapak..." Melirik

"Oh, terus kamu suapin dia sebelum kesini?" Bertanya dengan mata dingin

"Pfffttt... " Seorang murid tak bisa menahan tawa kemudian menutup mulutnya.

"Siapa yang ketawa tadi?" Melirik murid lainnya.

Setelah beberapa saat keheningan... Kemudian seorang anak laki-laki berdiri "a..anu... Pak, itu saya.." berkata dengan nada pelan.

"Lucu? Kamu kira saya lagi ngelawak. Hah?"

"Maaf...pak"

"Maju, isi soal di depan"

"...baik" berjalan mengambil kapur tulis.. tik..tik..tik.. suara papan tulis. Beberapa saat kemudian..

"Hmm.. lumayan, kamu kembali ke tempat duduk"

"...baik" menghela nafas lega.

"Sekarang kamu, Yuka. Isi soal nomer 2"

"Huh.. anu pak, saya kan baru datang..."

Menatap tajam "hm?"..

"Ah... Tidak. Bai akan saya kerjakan" bruh, "gua kan belum nyimak pelajaran jir. Masa tiba-tiba suruh ngisi soal, mati lah gua. Mending di hukum lari lapangan basket aja dah" berkata dalam hati. Melirik ke arah Coky yang sebelumnya mengisi soal nomor 1.

Coky yang paham maksud Yuka kemudian menghalangi sebelah wajahnya dengan buku LKS, kemudian membuka mulutnya tanpa suara "B...O...D...O...A...M...A...T" segera menutup mulutnya dengan tangan menahan tawa.

Wajah Yuka hitam bagaikan pantat wajan "Asw...dasar temen laknat" Berkata dalam hati.

"Yuka, ayo cepat... Bisa tidak? Jangan buang waktu. Makanya kalo bell masuk sudah berbunyi langsung kembali ke kelas.. jangan... bla bla bla." 5 menit kemudian "kamu denger gak bapak ngomong apa?".

"I.iya pak, maaf. Saya gak akan terlambat lagi" jawab Yuka menyesal

"Yasudah kamu lari keliling lapangan 5 kali putaran, kemudian langsung kembali ke sini"

"Baik" jawab Yuka kemudian melangkah pergi

"Oke kita lanjutkan pelajarannya... Sampai mana tadi..."

..

...

"Huft... Huftt.. jir panas amat hari ini ya. Matahari kayaknya seneng liat gua di hukum dah" seru Yuka hampir menyelesaikan hukuman.

..

"Tinggal satu lap terakhir nih. Semangat!!"

...

"Haaa..haaa.. akhirnya selesai. Cuci muka dulu kali ya baru balik ke kelas. Panas banget muka kayak kebakar"

...

Beberapa saat kemudian.

"Cuci muka udah, tapi kok haus ya. Apa ke kantin bentar beli minum? Eh, btw si Dody udah balik ke kelas belum ya. Kok lama banget tuh anak, gua di hukum juga sebagian salah dia. Huh?"

..."Udah mana sini, kasih gua. Lama bener"

"Kayanya minta di hajar nih bocah. Udah bang kita gebukin aja"

..

"Dody?" Yuka kaget.. "si kampret ngapain? Bukannya lagi di kantin? Haa.. mending gua samperin dulu dah" berlari ke arah Dody.

"Wetss.. kalem bang, lu apain temen gua?"

"...Lur? Ngapain disini. Bukannya sekarang pelajaran pak Yugi? Kenapa lu malah di luar?" Ucap Dody sedikit heran.

"Gua udah masuk, tapi telat. Ini gua baru beresin hukuman. Mau balik kelas, eh liat lu di mari. Lu ngapain kocak? Kalo udah beres makannya kenapa gak langsung balik ke kelas? Paling lu nanti di hukum lari lapangan kayak gua wkwk. Daripada absen, berabe nanti ortu lu di panggil. Hmm... Muka lu kenapa?" Melirik kedua orang di sebelah Dody "ini... Kelakuan lu berdua ya?" Tatap tajam Yuka.

"Terus... Kalo iya. Lu mau apa?" Jawab orang berbadan besar dengan ekspresi mengejek.

"L..lur, bukan mereka kok. Ini tadi gua jatoh pas balik dari kantin" mengambil uang dari kantong "Ini... Cuma segini yang saya punya. Tolong maafkan ketidaksopanan teman saya" lanjut Dody.

"Hah? Cuma Goceng? Lu minta kita maafin dia?" Ucap anak pendek di sebelahnya.

"Ta.tapi cuma itu yang saya punya. Kak Agus dan kak Doyok, tolong maafkan kali ini saja" ucap Dody memohon.

"Hah.. luapkan. Gua juga tau lu miskin" ucap Agus mencibir.

"Apalagi, lu di buang sama bapak sendiri. Emak lu kawin lagi. Haha dasar pecundang" ucap anak bernama Doyok.

Yuka yang tidak tahan dengan apa yang dia dengar langsung melayangkan tinjunya ke pipi Doyok. Buakkkk... "Baj*Ngan jaga omongan lu, bang*at" Yuka berteriak dan memukul Doyok.

Agus sedikit terkejut, meskipun tubuh Doyok kecil. Tapi dia bukan orang yang mudah di pukul.

"Heh.. Lumayan" Doyok perlahan bangkit sembari memegang hidungnya yang berdarah.

"Yok, lu belom makan? Masa di pukul sekali aja udah tumbang" Ejek Agus

"Bacot dah Gus, udh diem aja. Bakalan gua bikin nih bocah gak bisa jalan seumur hidupnya" ucap Doyok.

"Jangan berlebihan, kasih paham aja biar gak ngelunjak lagi. Gua males kalo dapet surat panggilan ortu lagi" ucap Agus.

"Ya ya ya. Dasar penakut" ejek Doyok.

"Sebenernya gua gak mau serius lawan bocah kayak elu, tapi karena lu udah bikin malu gua dan bikin idung gua berdarah gini. Kayaknya lu bukan orang biasa" ucap Doyok serius.

"Bukan orang biasa apanya. Gua berantem aja gak pernah jir" kata Yuka dalam hati.

Sejak masih kecil Yuka memang suka dengan hal yang berbau martial arts. Mulai dari film, komik, animasi, dll. Tapi itu hanya sebatas kesukaan anak laki-laki pada umumnya. Dia sama sekali belum pernah memukul orang sampai saat ini.

Keringat dingin keluar dari dahi Yuka.

"Gua bakal baik-baik aja kan ya?!" Kata Yuka dalam hati. Menurut apa yang gua liat dari film-film, selama fokus dan mengatur nafas maka otot-otot akan mengeras kemudian tinggal wus wus wusss.. pukul bagian ulu hati terus lawan bakal pingsan... Hmm segampang itukah -_-... Yasudah coba aja dulu.

"Woy ngapain bengong? Nyesel lu udh bikin gua Doyok si preman SMP 1 Hara marah?"

BuuKkkkk...

"...." Apanya yang... Si preman?... -_-

"Yok, lu gak papa? Biar gua Agus si Kingkong SMP 1 Hara maju... Hiiiyyyattt"

"Berhenti, lagi ngapain kalian. Ku bilangin guru nanti"

...

"Gus, bukannya itu Sania Putri Afsa anaknya guru killer di sekolah kita?" Bisik Doyok.

"Maksud lu, pak Yugi Afsa?" Jawab Agus ngeri. "Mending kita kabur aja daripada kena masalah" mereka berdua bergegas pergi.

..

"Anu... Dek, makasih udah nolongin kita.. hmm?" Belum selesai Yuka berbicara. Mulutnya di tutupi tangan Dody.

"A..hahah... Maaf ya nona. Makasih sudah menolong kami. Kami pamit dulu" Dody membawa pergi Yuka dengan terpincang-pincang.

"Hmm?" Sania sedikit bingung tapi tidak terlalu peduli dan setelah beberapa saat melanjutkan perjalanan.

"Hmm..hmm..hmm.. krek"

"Aw..aw...aw.. sakit lur, ngapa lu gigit tangan gua?" Ucap Dody.

"Lu ngapain pake tutup mulut gua. Mana itu tangan lu kotor banyak tanahnya... Hoek.. Hoek.. cuh..." Jawab Yuka kesal.

"Lu asal ceplos aja manggil nona Sania pake sebutan Dek, kalo dia marah gimana lur. Abis kita nanti sama pak Yugi" kata Dody cemas.

"Alah kan emang dia adek kelas kita. Masa gitu doang kita kena marah" Yuka melambaikan tangan.

"Hadeh, lu emang gatau apa-apa soal cewek lur" ucap Dody menghela nafas.

"Tapi... Sania itu cantik juga ya" gumam Yuka.

.....

Bersambung...