Chapter 10 - Party Dadakan

Volume 1 Chapter 10 : Party Dadakan...

Hari ini adalah hari kedua menjadi petualang bagi Fashia Dan Reii... Pagi ini mereka memulai kegiatan dengan biasa, mereka mandi, lalu makan, dan mereka pergi menuju Guild...

Sebelum hendak keluar dari rumah penginapan, Reii pergi menuju ke resepsionis Penginapan untuk melakukan sesuatu.

[" Permisi Nyonya,, Saya ingin memperpanjang kami di penginapan hingga esok, apakah bisa? "] Reii bertanya kepada resepsionis wanita itu.

[" Tentu Tuan, Anda bisa memperpanjang sewa penginapan! "] Resepsionis wanita itu menjawab.

Reii tampa berlama lama ahkirnya membayar biaya sewa penginapan dengan uang hasil menyelesaikan Quest dari guild kemarin. Setelah membayar , Reii segera pergi menuju pintu keluar penginapan yang dimana sudah ada Fashia di luar.

Berkumpulnya mereka, ahkirnya mereka merencanakan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini. Namun, sebelum itu, Fashia bertanya sesuatu kepada Reii. [" Berapa sisa uang kita hari ini? "]

Reii sempat terdiam, namun ia terlihat mengambil sesuatu dari kantong celananya. Ia mengambil kantong yang berisi Reward misi sebelumnya. [" Hm... nampaknya uang kita masih banyak,, "]. Ujar Reii kepada Fashia sembari menujukan Isi Kantong tersebut.

Fashia sempat berpikir sejenak... [" Bagaimana jika kita gunakan uang sisa ini untuk membeli beberapa peralatan? kau tau, kemarin saja kita hanya menjalankan misi dengan baju biasa, tanpa armor ataupun potion sebagai jaga jaga jika ada hal yang tidak terduga. "] . Fashia menjelaskan kepada Reii..

[" Baiklah, aku setuju. namun, hanya beberapa saja kita gunakan, jangan semuanya, oke? "]

[" Tentu.. "]

Sudah di putuskan, mereka berdua mulai berjalan menuju arah sebuah bangunan toko di desa tersebut. Lokasinya tidak jauh dari posisi meteka sekarang, mungkin akan memakan waktu Lima menit hingga mereka datang ke toko peralatan.

...

...

[" Baiklah... ini dia, toko peralatan yang dimaksud? "]. Reii bertanya kepada Fashia.

[" Tentu!, Ayo kita segera masuk dan membeli beberapa item yang diperlukan, misi di Guild sangat terbatas! "]. Fashia dengan sigap menggeret tangan Reii untuk memasuki Toko Tersebut.

****************

Di dalam toko.

[" Permisi Tuan... adakah yang bisa saya bantu? "] tanya seorang pria tua berjenggot putih yang tak jauh dari pintu masuk Toko.

Mendengar itu, Reii dan Fashia mendatangi Pria Berjenggot itu.

[" Tentu.. Tuan, apakah kami bisa membeli 5× Botol Potion healing ukuran kecil? "] Reii bertanya.

Pria berjenggot itu hanya mengangguk lalu pergi menuju sebuah pintu gudang. Tak memakan waktu lama, Pria berjenggot itu membawakan satu kotak yang berisikan 5× Potion heal ukuran kecil kepada Reii Dan Fashia. Kotak itupun di letakan di atas meja kasir.

[" Huh... *Mengusap keringat.. Ini pesanan kalian.. "]

[" Berapa harganya Tuan? "] Reii bertanya.

[" 1× Botol potion ukuran kecil seharga 1× Keping Perunggu, Tuan.. "] Pria berjenggot itu membalas.

[" Baiklah.. "] Reii memberikan 5× Keping Perunggu kepada pria berjenggot itu. Fashia dan Reii pun mulai keluar dari toko dan mulai menuju Guild.

[" Datanglah kembali Tuan/Nyonya Jika perlu peralatan lainnya "] Ujar Pria Berjenggot itu sebelum Reii dan Fashia beranjak pergi.

[" Tentu, Tuan! "]

Mereka mulai pergi keluar toko dan mulai berjalan menuju Guild untuk mengambil misi party di dal Guild. Perjalanan ini tidak memakan waktu yang lama, karena Lokasi toko Pria berjenggot itu sangatlah dekat dengan Lokasi Guild yang Fashia dan Reii tuju.

...

..

****************

Mereka ahkirnya telah sampai tepat di depan Guild petualang, dan terlihat banyak sekali petualang petualang di dalam nya yang sedang memilih beberapa misi yang tersedia di papan misi guild, termaksud Party milik Reii dan Fashia.

Pandangan mereka teralihkan oleh salah satu misi yang tertempel di papan guild, hendak mengambil, seorang petualang tiba tiba memperingati mereka. [" Tuan.. jangan teralihkan oleh misi itu. tingkat kesulitan misi itu tidak sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Guild ini. Terlebih lagi, banyak korban yang sudah berjatuhan akibat mengambil misi tersebut, jadi, Pikir pikir lagi jika ingin mengambil misi tersebut, Tuan.. "].Petualang itu menjelaskan.

Reii yang sejenak terdiam mendengar penjelasan Petualang itu, ahkirnya bertanya. [" Siapa Namamu, Tuan? "]

Petualang itu yang hendak mengambil misi sejenak berhenti dan membalikkan badannya ke arah Reii.. [" Apakah kamu sungguhi ngin tahu siapa aku, Tuan? "] Petualang itu ganti bertanya.

Reii hanya diam setelah mendengar pertanyaan itu.

Petualang itu seketika tertawa. [" Apakah itu jawaban mu? Pftt,, lucu sekali... Baiklah Baiklah... aku akan memperkenalkan diriku... Namun,, Ayo kita cari meja dan kursi kosong untuk berbincang. "]. Petualang itu mengajak Reii Dan Fashia untuk duduk.

Setelah mereka mendapatkan tempat, Petualang itu mulai melanjutkan perbincangan mereka sebelumnya. [" Perkenalkan, aku Vivian. Petualang Peringkat A. , Job petualang ku adalah Swordsman, Dan, siapa nama kalian berdua? Apakah kalian party? "] Vivian memperkenalkan dirinya lalu bertanya kepada Reii Dan Fashia.

Mendengar bahwa Vivian seorang petualang Ranking A, mereka sejenak diam, lalu di susul Fashia yang memperkenalkan dirinya.

[" Aku Fashia, Aku Petualang Ranking B!, Job Ku di Sini sebagai Penyihir... Dan, benar, Kami berdua adalah party... "] Fashia memperkenalkan dirinya sembari menjawab pertanyaan Vivian.

Sempat diam, Reii ahkirnya memperkenalkan dirinya. [" Namaku Reii, Salam kenal. Aku petualang tingkat F di sini, Job Ku sebagai Penyihir... "] Reii menjelaskan namun dengan menahan malu.

Setelah mengetahui nama masing masing, mereka ahkirnya melanjutkan perbincangan lainnya.

[" Apakah kalian yakin akan mengambil Quest tadi? "] Tanya Vivian kepada Fashia dan Reii.

Reii sempat memikirkan perkataan Vivian sebelumnya tentang banyaknya korban yang berjatuhan setelah mengambil misi tersebut, namun hendak menjawab, Fashia dengan bersemangat menerobos perkataan Reii.. [" Tentu! Kami akan mengambil Quest itu! "]

Vivian hanya terdiam sejenak.

[" Tu-tunggu Fashia... Jangan mengambil keputusan sendiri.. "] Reii mencoba melarang Fashia untuk mengambil misi itu.

Namun, dengan tekad yang bulat, melihat bahwa tingkat kesulitan misi yang berada pada posisi C, dan reward yang sangat tinggi , sangat sayang juga ketika tidak mengambil misi seperti itu. [" Kau tau, ini adalah misi yang jarang sekali muncul di sini... terlebih lagi, Reward misi itu sangatlah besar namun dengan tingkat kesulitan yang hanya berada pada Tingkat C, sungguh sayang sekali jika kita tidak mengambil misi itu Reii "] Fashia mencoba menjelaskan alasannya ingin mengambil misi itu.

Mendengar itu, Reii hanya menggeleng Nggelengkan kepalanya.

[" Sebentar Fashia.. Apakah kamu ingin tahu kenapa Reward misi itu sangatlah besar? "] Vivian bertanya kepada Fashia.

Fashia yang mendengar pertanyaan itu hanya Menggeleng Nggelengkan kepalanya menandakan dirinya tidak mengerti.

[" Huh.. *Menghembuskan nafas... Baiklah, apa kamu mau ku jelaskan alasannya? , Tapi, aku takut kamu tidak percaya. "]

Fashia yang mendengar itu hanya mengangguk.

Melihat rekasi Fashia. Vivian segera menjelaskan. [" Misi ini memang simpel, hanya membunuh para Monster di sebuah hutan. Tapi, masalahnya ada pada Hutan ini, yang dimana hutan ini adalah hutan terlarang menurut peta, yang dimana bakalan membuat kita kesusahan untuk bertarung, kenapa?. Hutan ini membuat para monster memiliki resistensi terhadap sihir elemen meningkat sebesar 50% , Tentunya bakalan sangat susah jika kita tetap memaksa membunuh monster monster ini dengan sihir, kecuali jika menggunakan fisik, yang dimana sangatlah tidak sulit seperti menggunakan sihir. "]

[" Apakah kalian sudah paham? . Jika sudah, aku akan pergi untuk mengambil beberapa misi untuk mendapatkan uang. "]

Reii Dan Fashia hanya terdiam, sepertinya mereka merencakan sesuatu.

Melihat reaksi itu, Vivian hanya menghembuskan nafas, ia lalu berkata. [" Baiklah, aku anggap kalian paham, jadi Izinkan aku pergi.. "] Vivian mulai beranjak pergi dari kursinya.

Namun, hendak melangkah menjauh. [" Tunggu. "] Ujar Reii.

[" Jika kamu minat, ayo bikin party bersama kami untuk menyelesaikan Misi ini bersama. Job petualang mu sangat membantu kami setelah aku mendengar penjelasan kenapa misi tadi sangat susah. "] Reii menjelaskan.

Vivian hanya terdiam sejenak.

[" Kau yakin ingin mengajak diriku? "] Vivian bertanya.

Fashia yang sedari tadi duduk, dengan cepat berdiri dan menjawab. [" Tentu! "]

Mendengar jawaban itu, Vivian hanya tersenyum dan berkata.[" Baiklah, aku akan membantu kalian. "]

,

Volume 1 Chapter 10 : Party Dadakan... Selesai.

****************

Chapter kali ini hanya segini dulu, untuk next Chapter nya " Party Dadakan #2 " , yang berisi perjalanan Reii, Fashia dan Vivian untuk menelusuri hutan terlarang demi menyelesaikan misi dari Guild. Apakah mereka berhasil untuk menyelesaikan misi tersebut? Apakah mereka dengan mudah menyelesaikan misi itu karena adanya Vivian sebagai Swordsman ranking A? . pertanyaan itu akan terjawab pada Chapter selanjutnya! Sekian dulu Chapter kali ini, semoga kalian betah saat membacanya, See U Readers!