Chereads / Brownies Affair / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Pagi ini, seperti biasa Liga menitipkan brownies nya pada Bu Ayuk untuk nantinya dijual kembali saat istirahat kemudian setelahnya ia kembali masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan tidurnya yang tak sempat ia nikmati. Setiap jam 3 pagi, Liga akan bangun dan membuat brownies. Biasanya ia akan membuat adonannya terlebih dahulu dan meninggalkannya di kulkas kemudian ia defrost untuk segera di panggang, lalu di packing, berbeda dengan hari-hari sebelumnya karena kemarin ia tertidur sejak pulang sekolah sampai keesokan harinya membuat jam tidurnya agak berantakan.Baru saja ia akan memejamkan matanya, datang suara kebisingan yang bisa Liga sendiri tebak, yaitu Riga dan Khalil."PAGI TUKANG BROWNIES!" Riga menyerukan nama panggilan itu pada Liga yang menutupi tubuhnya dengan jaket yang Liga kenakan,"Tidur kali, Ri. Lu ganggu orang aja pagi-pagi!" Tukas Khalil mengingatkan."Gimana mau tidur, lu pada berisik." Liga membuka topeng jaketnya dengan raut wajah yang agak berantakan terutama pada rambutnya,"Lu harus tau, Kal. Gua kemarin win streak! HAHAY" Dengan bangganya Riga memamerkan hasil permainan game online-nya kemarin,"Jangan percaya sih, orang lu pake hero player cupu!" Tambah Khalil,"Bodoamat, gua yang main lose streak mulu,""HAHAHAH, lagian make hero non-meta terus lu!""Alah, kan dia gak beban kayak lu" Khalil kembali membela Liga."Dih? Emang Liga ngerti nyusun item? Item hero dia aja gua yang nyusun""Berisik, ah! Gua mau ke kantin aja. Akur-akur dah lu berdua!"Akhirnya Liga meninggalkan perdebatan hero-hero apalah itu. Ia gontai melangkahkan kakinya menuju kantin mencari sarapan, walau sebenarnya ia selalu sarapan terlebih dahulu sih, tapi, tetap saja ia butuh asupan.Ketika sampai di kantin, baru saja Liga berkeliling melihat jajanan, langkahnya terhenti mendengar percakapan singkat yang letaknya tak jauh dari ia berdiri,"Gua minta roti cokelat ya, anjing! Ini apaan?! Lu buta? Jelas-jelas ini co-ke-lat ke-ju!"Suara itu bukanlah suara yang asing di telinga Liga,Liga membalikkan badannya, melihat ada seorang siswa yang tubuhnya terlihat gemetaran di depan laki-laki yang 'sok keren' itu, Liga mendekatkan dirinya pada siswa tersebut,"Bangun," Tegas Liga.Siswa itu menoleh dan menatapnya dengan tatapan sayu kemudian berdiri, lantas, Liga merangkul bahunya."Selanjutnya, lu gausah denger omongan berandalan ini lagi, udah lu pergi aja ke kelas."Siswa itu mengangguk tanpa mengatakan sepatah kata apapun, kini Liga yang harus berhadapan dengan laki-laki yang sudah geram melihat tingkah laku dirinya,"Denger ya, Killian Putra Athlier kelas XI-MIPA 2. Sekalipun bokap nyokap lu donatur di sekolah, bukan berarti lu bisa bertingkah laku seenaknya.""Ah, banyak omong lu tua! Gausah sok pahlawan, mentang-mentang lagi rame gini!" Balas Killian,"Lu banyak omong doang," Kalimat itu seakan-akan menjadi kalimat penutup dari aksi Liga dan setelahnya Liga berjalan menjauhi Killian.Killian tak tinggal diam, ia kejar langkah pelan Liga itu dan menarik kerah bajunya. Saat kerah baju Liga sudah berhasil ia tarik, tangan kanan-nya tak segan-segan menonjok wajah Liga beberapa kali, Liga tentu berusaha memberontak tapi nafasnya tertahan oleh kerah baju yang ikut tertarik. Tangan Liga berusaha menahan pukulan Killian yang tak terduga selanjutnya, beruntung, Killian berhasil di tahan karena Seno melihat kejadian tersebut.Seno menahan pukulan ultimatum Killian dengan menarik tangannya ke belakang yang tentunya membuat Killian meringis karena rasa nyeri dan ngilu yang berbarengan. Liga berhasil lepas dari cengkraman Killian dan segera berdiri, begitupun dengan Seno yang langsung melepas genggamannya dari Killian.Kejadian itu tentu disaksikan banyak siswa dan siswi yang tak bisa berbuat banyak, tapi beruntung Liga tak mengalami banyak cedera hanya bibir yang terlihat sedikit sobek dan mengeluarkan darah dari hidung. Seno kemudian membantu Liga dengan menuntunnya ke UKS._____________________________Usai kejadian di kantin tadi, Liga, Killian dan Seno di panggil menuju ruang BK. Untung saja, saat itu hanya ada Killian seorang diri di kantin, sehingga Liga seharusnya tidak terseret masalah yang dibuat Killian seolah-olah Liga duluan yang membuatnya naik darah."Ibu ngga akan minta penjelasan dari kalian bertiga, video kalian sudah tersebar luas di sekolah dan ibu juga tidak minta banyak. Cukup kalian bertiga meminta maaf satu sama lain," Sudah jelas ending dari setiap masalah yang bersangkutan dengan Killian selalu berakhir seperti ini.Liga baru saja akan mengulurkan tangannya, tapi di tahan oleh Seno,"Lu ga salah, biarin dia minta maaf duluan" Bisiknya,Liga diam sejenak, tapi kemudian mengiyakan ucapan Seno.Keduanya menunggu Killian meminta maaf duluan, tapi tak ada perubahan darinya, malah meninggalkan mereka berdua disana."Tuhkan, udah, lain kali jangan langsung minta maaf," Tambah Seno.Sementara itu, di luar ruangan BK sudah banyak yang menantikan Killian keluar dari ruangan dan benar saja, ketika Killian sudah di luar, banyak siswi yang melontarinya berbagai pertanyaan, seperti "Kak Killian gapapa?" atau "Ada yang luka gak, Kak?". Giliran Liga dan Seno keluar, tak sebanyak sambutan yang di terima Killian, namun beberapa teman sekelasnya mengkhawatirkan mereka."Duh, Liga! Ngilu banget gua liat videonya. Bibir lu udah aman?" Tanya Riga,"Aman bos!" Balasnya."Kalo aman ga mungkin ye, orang bibir lu sobek begitu!" Jawab Khalil memprotes."AWOKAWOK""Tai lu!""Hahaha, beneran anjir ini. Paling kata petugas UKS, jangan ngunyah makanan buru-buru sih," Tukas Seno menjelaskan."Oke, approved!"Sejak kejadian tadi, Killian langsung pulang, meninggalkan kedua teman dekatnya. Liga rasa, Killian pasti merasa malu—yah, tapi, Liga masih sangat bersyukur dapat membuat Killian setidaknya sekali saja untuk merasakan rasa malu dan kapok. Jadwal pelajaran di hari itu jadi sedikit tidak karuan, para guru buru-buru melaksanakan pertemuan dengan para orang tua murid yang khawatir. Saat ini saja, yang seharusnya jam pelajaran ekonomi malah di ganti pelajaran sejarah. Benar-benar besar sekali dampak yang dirasakan sekolah akibat ulah Killian dan Liga."Eh, Kal, udah liat video baru belum?" Alia membuka percakapan diantara keempat gadis tersebut sembari menunjukkan video yang ia maksud,"Video Killian ya? Haha, udah dong. Telat lu, Al!" Kaluna membalasnya singkat, ia tengah fokus mengejar tugas-tugasnya yang tertinggal saat berada di kontes model."Siapa aja sih itu?" Tanya Kanaya yang fokus sekali melihat video tersebut,"Killian, Liga sama Seno. Tapi ya Liga sama Seno ga salah, karena mereka justru ngebela siswa yang sebelumnya dijadiin babu sama Killian" Jelas Alisha."Dulu, Liga pernah sebangku sama gue pas SMP. Dia pernah juga ngebela gue pas gue dibully habis-habisan, walau akhirnya dia ikut dibully juga sih, tapi gue seneng ada yang empati sama gue." Tambahnya."Killian emang berengsek sih, gue spill nih""Apaan?"Kaluna merangkul ketiga temannya, kemudian berbisik pelan,"Dia pernah jadiin gue sebagai bahan dare temen-temennya. Beberapa kali dia ngajak gue jalan juga, tapi ya gue nolak dong? Alasan gue juga jelas karena gue masih ada dalam kontrak akademi model saat itu""Buset, gatau malu""Makanya anjir, gue juga bingung ni orang setau gue pernah deket sama cewe kuliahan kan?""Ah, itu katanya dia yang halu. Mana ada sih, cewe kuliahan yang naksir orang kayak Killian?""Ada aja kali, Nay, kalo udah dibius uang mah."Waktu saat ini menunjukkan pukul 15.00, waktunya pulang sekolah. Liga menggunakan transportasi hariannya yaitu bus, bedanya kali ini Seno tidak ikut bersamanya karena ia harus mengurus tugas-tugas OSIS, akhirnya Liga pamit pulang terlebih dahulu. Seno mengiyakan dan Liga kemudian pergi menaiki bus sendirian.Selama di bus, luka yang baru saja ia terima tadi pagi rasanya semakin nyeri dengan ditambah kondisi kepalanya yang rasanya pusing tujuh keliling. Ingin rasanya saat sampai rumah, ia langsung tidur siang. Namun, pada akhirnya Liga sampai rumah tak tepat waktu dan ia keburu tidur di bus.Ketika sampai rumah, Bunda sudah berada di ruang tv,"Aku pulang!""Ya Allah, istirahat nak. Lukanya parah banget," Tukas Bunda dengan raut wajah yang cemas."Gapapa kok, Bun. Aku tadi tidur di bus, tadinya sih pusing sekarang ga begitu, hehe.""Itu gimana ceritanya sih? Maafin Bunda ya tadi ga sempet ke sekolah karena masih harus ngurusin pesenan kue,""Aku ga berharap bunda dateng kok, malah aku takut Bunda bakal ngomelin aku kalo sampe disamperin ke sekolah,""Ngga lah, kamu kan belum cerita. Nih, pudding biar lukanya ga begitu kerasa nyeri. Ayo di makan,""Makasih Bun! Tapi panjang loh ceritanya,""Gini, intinya sih, aku nyelamatin adek kelas yang emang sering banget dijadiin babu sama berandalan itu. Baru tuh, dia ngehajar aku, untung ada Seno waktu itu,""Singkatnya sih begitu, Bun."Bunda tersenyum, kemudian memeluknya yang sedang memakan pudding."Gapapa, nak. Kuat ya sayangnya Bunda.""Insya Allah Bunda,""Gih, istirahat aja dulu. Ganti baju jangan lupa ya!"Liga tersenyum sembari terus menghabiskan puddingnya, kemudian ia mengambil tas nya dan menyeretnya menuju kamar, di kamar ia mengganti baju dan merebahkan dirinya untuk kembali beristirahat._____________________________Sore ini, Kaluna ada jadwal les. Les ini ia ambil untuk memudahkannya masuk ke perguruan tinggi yang ia impikan, Kaluna juga tak sendiri karena ada Alisha yang sama-sama mengambil les ditempat yang sama."Kal, ini caranya gimana deh?" "Oh, ini caranya ada di modul halaman 10, Sha. Tapi kalo lo males, gue udah ngerjain, buka aja di binder gue," Tukasnya."Oh, aman-aman. Gue cari sendiri aja, makasih ya!"Pada sesi kedua, Alisha masuk kedalam kelas sendirian. Kaluna izin pulang terlebih dahulu, sehingga tidak bisa mengikuti les sepenuhnya. Alisha tak sempat bertanya pada Kaluna sih, mengapa dirinya pulang duluan, namun Alisha juga tak ambil pusing karena sesi kedua ini hanya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Kaluna juga sudah menguasainya dengan baik.Kaluna sebenarnya diam-diam izin pulang terlebih dahulu karena ingin memenuhi janjinya untuk menemui Kak Jordan didekat taman kota. Tampaknya Kak Jordan mengajaknya berjalan-jalan, Kaluna bahkan menyempatkan dirinya untuk berganti pakaian yang lebih santai."Hai, Kak!" Kaluna menyapa Jordan terlebih dahulu,"Halo, Na!" Jordan menyapanya balik sembari tersenyum."Kakak nunggu lama gak? Maaf ya, aku tadi ganti baju dulu hihi,""Ah, ngga kok. Tenang aja, yuk jalan!"Jordan mengulurkan tangannya dan dibalas dengan tangan Kaluna yang turut menggandeng tangannya pula. Mereka berdua awalnya berkeliling di sekitar taman tapi mereka memutuskan untuk jajan di sekitaran sana.Liga sore itu juga sedang berada di taman kota untuk sedikit menyegarkan pikirannya, Liga disana sendirian dan tak sengaja melihat Kaluna dengan Jordan bergandengan tangan dan sedang berhenti di suatu kios yang menjual makanan Korea.Liga terkekeh,"Lucu banget, udah punya pacar ya ternyata," Liga terus saja memperhatikan keduanya dari kejauhan.Terkadang mereka tertawa, kadang mereka terlihat mengobrol dengan tatapan yang serius. Itu cukup menghibur Liga yang menjadi penonton.Sudah kurang lebih satu jam Liga disana, perutnya mengeluh lapar, Kaluna dan seorang laki-laki yang bersamanya juga belum hilang dari pandangan Liga. Namun ia rasa sudah cukup untuk menonton keduanya karena Liga sudah kelaparan.Maka, Liga memutuskan membeli makanan yang sama, yaitu makanan khas Korea yang dibeli Kaluna, tteokbbokki. Bedanya, Liga menyantapnya di dekat kios tersebut sembari menikmati langit senja yang mulai memancarkan warna oranye menyala.Liga kembali ke rumah setelah senja berganti dengan langit malam, saat sampai di rumah, mobil yang biasanya terparkir rapi di garasi tidak ada disana. Liga kemudian mengecek ke dalam rumah, dan oh—Bunda sedang pergi ke swalayan untuk membeli perlengkapan rumah yang sudah habis.Liga akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan bersiap untuk belajar. Walau sebenarnya besok libur juga, sih. Liga hanya ingin menuntaskan tugas les bahasanya saja. Liga bisa dibilang seseorang yang gemar sekali mempelajari berbagai bahasa asing dan itu sudah menjadi ciri khas yang melekat padanya, saat ini, Liga tengah mengambil les Bahasa Korea yang ia ambil dengan alasan tertarik setelah menonton drakor bersama Bunda. Bunda pun tak pernah mempermasalahkan hal-hal yang digemari Liga, selama itu berkaitan dengan hal yang positif, maka Bunda akan dengan senang hati mendukungnya."Ini kalo 은 (eun) harus ketemu huruf apa dulu sih?" Ucapnya pada diri sendiri."OHH PAKE HURUF KONSONAN!"Lagi-lagi dirinya berbicara sendiri, tapi biarkan saja, Liga memang sering bertingkah seperti ini ketika sedang sendirian di rumah.Bunda pulang tepat jam 10 malam, untungnya saat itu Liga belum tidur karena memang ingin begadang juga sih, hehe. Liga turun ke bawah untuk menyambut Bunda dan membantunya mengangkut barang-barang hasil belanja."Haduh, pegel banget. Jalanan macet tadi, Kak!" "Jam pulang kantor mungkin, Bun. Bunda bawa yang ringan aja ya, aku bawa sisanya, bagasi juga biar aku aja yang tutup."Dengan sigap Liga mengangkut semua barang belanjaan milik Bunda. Setelah seluruh barang berhasil di angkut, Liga tak langung menutupnya, ia memutuskan untuk membersihkan bagasi terlebih dahulu dengan vaccuum cleaner. Bagasi mobil saat itu penuh dengan debu tepung karena memang sebelumnya Bunda baru saja membeli berkarung-karung tepung terigu untuk stok produksi kue.Proses itu memakan waktu sekitar 20 menit sebelum akhirnya semua rapi dan Liga kembali masuk kedalam rumah."Wah, makasih banyak ya, sayang. Bunda tadi beliin yoghurt dan chocopie kesukaan kamu, kalo kamu mau ambil aja ya! Bunda udah mau istirahat!""Iya, Bun. Tidur aja, aku kayaknya agak larut hehe,"Seusai percakapan itu, Liga berada di dapur terlebih dahulu untuk menyantap chocopie yang Bunda belikan sembari menonton kompetisi tenis lapangan favoritnya.Hmm, mungkin terdengar jarang sekali sih, tapi itulah olahraga favorit Liga. Diantara empat serangkai, hanya dirinya yang menyukai tenis lapangan, selebihnya menyukai sepak bola dan basket dan itulah yang di namakan selera. Kita tidak bisa menyama-ratakan selera kita dengan selera orang lain. Toh selama selera itu tak menganggu satu sama lain tentu tak apa-apa.Liga tak lama terlelap dalam tidur di atas sofa dengan kondisi televisi yang masih menyala. Selamat malam, semuanya.