Chereads / AMALTHEA / Chapter 12 - Bulan Merah

Chapter 12 - Bulan Merah

Beberapa hari sudah berlalu, hari ini redmoon pack terlihat begitu ramai dimana beberapa hari lagi akan di adakan perayaan ulang tahun pack sekaligus pengangkatan dominik sebagai alpha king.

Suasana pack house terlihat begitu sibuk banyak sekali maid yang sibuk mengurus berbagai persiapan untuk menyambut hari ulang tahun pack sekaligus pengangkatan alpha baru.

Luna jeklin menatap sekelilingnya terlihat ruangan yang terlihat luas itu di sulap agar terlihat bersih dan terlihat indah, menghela nafas, kakinya melangkah menuju ke arah sebuah kamar di lantai dua.

Langkah anggun luna queen itu berhenti didepan pintu kamar yang tertutup rapat.

Tok tok tok mengetuknya dengan lembut, ia mengernyit saat tak mendengar balasan dari dalam, kembali Luna queen mengetuk pintu kamar berwarna hitam itu lebih kuat tapi tidak ada balasan dari sang pemilik kamar.

Membuat Luna queen berdecak kesal "ckck apa yang anak itu lakukan" tanyanya sambil menarik nafas dalam-dalam sebelum ia menghembuskan nafasnya lalu menendang pintu kamar didepannya yang langsung terbuka.

Dilihat disana seorang pria tertidur pulas Tampa tergangu oleh kehadirannya, mata Luna jeklin membulat saat melihat ada seorang gadis cantik yang juga tertidur pulas disebelah sang putra.

Melangkahkan kakinya Luna jeklin mendekati keduanya yang masih terlelap, Tampa menunggu lebih lama lagi Luna jeklin langsung mengambil salah satu bantal yang tergeletak diatas lantai lalu memukulnya pada sang putra yang masih terlelap membuat lelaki bermata merah itu terbangun dari tidurnya.

"Momy, what are you doing here?" Tanya suara serak pria itu menatap kesal pada wajah sang ibunda.

Dengan segera Luna jeklin melipat tangan didadanya menatap jengah tingkah laku putranya tidak lupa juga ia tatap wajah gadis yang menjadi teman tidur anaknya, gadis berambut pirang itu menunduk hormat takut menatapnya yang terus menatap datar gadis yang Luna jeklin ketahui sebagai maid.

"Kau pergi lah dari sini, dan mulai sekarang kau akan melayani bagian dapur pack house" perintah Luna jeklin pada gadis berambut pirang itu yang bergetar ketakutan sembari mengenakan pakaiannya.

"Ba-ik Luna" balasnya gugup, melangkah menuruni kasur tatapan gadis itu sempat menatap pada wajah tampan sang pewaris yang menatapnya datar lalu tak lama wajah tampan itu tersenyum puas padanya membuat gadis pirang itu menunduk malu mengingat kegiatan mereka berdua tadi malam.

"Kerja yang bagus pirang" ujar dominik mengedipkan matanya pada gadis yang menemaninya tidur, hal itu membuat Luna jeklin semakin menatap tak suka pada kelakuan putranya.

"Apa yang kau lakukan domi, kegilaan apa ini ha?" Tanya Luna jeklin saat melihat gadis pirang itu sudah pergi.

"Tenanglah momy" balas dominik santai tatapannya masih begitu datar tak ada ekspresi yang berarti selain tatapan matanya yang tajam.

"Bagaimana momy bisa tenang, kau tidur dengan gadis pelayan dan lebih lagi itu bukan matemu domi" pekik Luna jeklin kesal melihat sikap dominik yang terlihat santai.

"Sudahlah mom, aku hanya bersenang-senang lagi pula mereka yang menginginkannya aku hanya menikmati apa yang mereka berikan" jelas dominik, ia turun dari kasurnya lalu berdiri dengan tubunya yang tak terbalut baju hanya celana pendek berwarna hitam yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Astaga domi, apapun itu hentikan dari sekarang. Mom tidak mau tahu jangan buat matemu menderita jika ia tahu bahwa kau mempunyai kelakuan Brengsek seperti ini" Luna jeklin menatap putranya tegas, ia benar-benar tidak ingin putranya yang sebentar lagi akan menjadi seorang raja serigala menjadi laki-laki Brengsek apalagi sampai sekarang ia belum menemukan matenya.

Mendengar perkataan Luna jeklin, tatapan dominik menjadi tajam apalagi pembicaraan mereka tentang matenya membuatnya tidak nyaman, ia tidak ingin mengatakan apapun tentang matenya.

"Baiklah mom, bisakah mom keluar aku ingin bersiap" ujar dominik datar.

Sebelum melangkah keluar kamar Luna jeklin menatap putranya lalu berkata.

"Tunggu dulu, kau harus ingat domi, pengangkatanmu sebagai alpha akan terjadi saat bulan merah berlangsung beberapa hari lagi dan mom yakin kamu akan bertemu dengan matemu disaat itu jadi bersikaplah baik"peringatan Luna jeklin semakin membuat tatapan dominik semakin datar

"Hmm"

Luna jeklin melangkah meninggalkan kamar dominik, sedangkan dominik melangkah ke arah jendelah kamarnya yang langsung menampilkan hutan yang lebat, ada banyak yang ia pikirkan sehingga tatapannya terus berkilat penuh arti.

Seringai licikpun terlihat,

"aku menantikan mu little mate" ujarnya Serak

Dilain tempat tepatnya berada blackmoon pack, Amalthea sedang sibuk menyiapkan kebutuhan Anabelle yang akan pergi ke redmoon pack lebih dulu.

"Apa sudah semuanya?" Tanya Anabelle

"Sudah" jawab Amalthea lembut ia berjalan mendekati Anabelle yang sedang duduk didepan meja rias, Amalthea menyentuh rambut hitam panjang Anabelle lalu menguncirnya menjadi satu yang dihiasi oleh pita panjang membuatnya terlihat elegan sekaligus cantik.

"Apa semua sudah beres?" Tanya Daren memasuki kamar Anabelle, yah hari ini keduanya Daren dan Anabelle akan lebih dulu pergi ke redmoon pack. Sedangkan Amalthea dan alpha serta Luna akan datang disaat acara pengangkatan.

"Hmm"

"Ayo kita harus bergegas" ujar Daren menyuruh seorang maid mengangkat barang-barang Anabelle.

Ketiganya melangkah menuju ke depan dimana disana sudah ada mobil dan beberapa warrior yang akan mengikuti keduanya.

"Kalian berdua sudah siap?" Tanya alpha Derrick saat melihat Daren dan Anabelle.

"Sudah ayah" jawab keduanya bersamaan, tatapan mata alpha Derrick menatap ponakannya yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Thea benar-benar tidak mau ikut mereka" tanya alpha Derrick yang diberikan gelengan kepala oleh Amalthea, lagipula ia merasa tidaklah cocok untuk bergabung bersama para anak-anak alpha yah Daren dan Anabelle akan mengikuti pesta khusus untuk anak para alpha itu agar mereka dapat menjalin hubungan dekat dengan sang pewaris.

"Baiklah, hati-hatilah kalian berdua" nasehat alpha Derrick memeluk kedua anaknya.

"Aku menunggu ayah disana" ujar Anabelle mencium pipi sang ayah

"Jangan nakal disana Belle" alpha Derrick mengacak rambut Anabelle membuat gadis itu cemberut pada sang ayah, melihat itu ada perasaan iri dalam hati Amalthea namun segera ia hilangkan baginya semua orang memiliki takdirnya sendiri jadi ia harus bersyukur dengan apa yang sudah ia jalani saat ini.

"Dan kau jaga adikmu ini" kini tatapan alpha Derrick menatap putra sulungnya.

"Baik ayah, aku akan menjaga gadis kecil ayah ini" balasnya tegas sembari memeluk tubuh Anabelle adiknya yang nakal.

"Kalian berdua berhati-hatilah" ujar Amalthea setelah lama terdiam.

"Hmm, kami juga menunggu kedatanganmu Thea" ucap daren menatap wajah Amalthea lembut yang dibalas senyum lembut oleh Amalthea sedangkan Anabelle yang melihat kakaknya yang begitu perhatian pada Amalthea membuatnya mendengus kesal

"Ayo kita harus segera berangkat" ujar Anabelle melangkah menuju mobil yang terparkir didepannya.

Alpha Derrick dan Amalthea menatap kepergian keduanya.