Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

AMALTHEA

Paulina_Corin
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.7k
Views
Synopsis
"mengapa?" tanya Amalthea lirih pada sosok didepannya. "aku tidak menyukai mate yang lemah seperti mu" bisiknya kejam menatap dingin gadis didepannya. ia tak ingin ada yang mengetahui jika Amalthea adalah matenya. menatap semua hadirin yang hadir dalam acara pengangkatan dirinya sebagai Alpha untuk redmoon pack. "dia gadis ini mekukai calon lunaku dan mengaku-ngaku sebagai mateku" ujar pria itu menatap rendah Amalthea. seringai kejam dapat Amalthea lihat di wajah sang alpha. "tidakkk paman, dia berbohong" teriak Amalthea mencoba menjelaskan kepada Alpha Derrick pamannya. "aku adalah matenya paman, bukan dia" jelasnya lagi sembari menunjuk gadis yang berada dalam pelukan alpha redmoon pack. "ckck nona kau terlalu banyak bermimpi" ujar dominik acuh dengan nada dinginnya. "kau pikir aku akan salah mengenali mateku hmm!" serunya lagi meremehkan Amalthea, sembari memeluk gadis yang berada dalam pelukannya membuat gadis berambut hitam dengan matanya yang berwarna hijau itu tersipu. "kalian tahu aku seorang raja dari para alpha tidak mungkin salah mengenali mateku calon lunaku, jadi siapa yang harus kalian percayai hmm" ucapan penuh dominan itu membuat semua orang yang berada di dalam ruangan pesta itu bergetar. alpha Derrick menatap ponakannya itu dengan pandangan kecewa membuat Amalthea menangis memohon kepercayaan dari pamannya itu. "buang dia ke hutan terlarang sebagai hukuman untuknya, dia tidak boleh memasuki pack sampai ia memohon maaf di hadapan lunaku dan diriku" ujar dominik dingin, tatapannya jatuh menatap Amalthea dengan seringai kemenangan
VIEW MORE

Chapter 1 - dunia penuh misteri

Seseorang berjubah berlari memasuki hutan yang terlihat begitu kelam, orang itu terus berlari membelah hutan yang di penuhi kabut tebal, saat jaraknya sudah dekat kaki sosok itu terhenti di sebuah gerbang yang begitu tinggi, gerbang itu berwarna hitam terlihat sangat suram dan juga penuh dengan penjagaan tak kasat mata.

Tangannya terulur memegang pintu gerbang itu sayangnya sosok itu terlempar membentur pepohonan yang berada satu meter di belakangnya.

"Pergilah, karna kau tak lagi di terima disini" ujar sosok lain yang berdiri di balik gerbang hitam itu.

Manik mata keemasan itu menatap penuh keresahan, mencoba berdiri melangkah mendekati gerbang itu lagi.

"Biarkan saya masuk, saya ingin melihatnya" mohon sosok bermanik emas itu, tatapannya penuh dengan penyesalan.

"Pergilah Albert, dia akan tetap disini" suara itu menggema dengan kesan datar penuh kuasa, menghiraukan suara yang terus merintih memohon kepadanya.

"Biarkan saya melihatnya untuk terakhir kalinya, saya mohon padamu Alpha" lagi sosok itu tak berhenti memohon kepada sosok yang ia sebut Alpha.

Alpha Derrick terdiam memikirkan permintaan dari sosok bermanik emas, menghela nafas panjang lalu melangkah meninggalkan gerbang yang masih tertutup rapat.meninggalkan Albert yang diliputi kesedihan.

"Saya mohon" ujarnya berlutut didepan gerbang itu.

Krakkk

Pintu gerbang itu terbuka membuat Albert berdiri menatap sang alpha yang berjalan ke arahnya di dampingi oleh kedua prajuritnya.

Tampak di dalam gendongan sang alpha seorang bayi terbungkus dengan kain berwarna pink, terlihat bayi itu tertidur dengan nyaman.

Albert bergegas maju namun sebelum ia menyentuh bayi itu kedua prajurit menghadang langkahnya untuk mendekat.

"Ini adalah terakhir kalinya dirimu bertemu dengannya, Karna setelah ini kamu tidak akan bisa melihatnya lagi" ucap alpha Derrick sembari memberikan bayi yang berada dalam gendongannya kepada Albert seketika itu prajurit yang menghalangi Albert mundur.

Dengan tersenyum haru, Albert memeluk putrinya penuh kasih sayang. Mendekapnya dengan lembut mencoba mengingat semua fitur wajah putrinya sebelum mereka berdua berpisah.

"Maafkan ayah nak, ayah menghancurkan semuanya" tangis kesedihan terdengar membuat bayi perempuan yang tertidur merengek merasa terganggu.

"Cup cup cup, sayang ayah disini nak" ujarnya menenangkan putrinya yang seketika membuat mata kecil bayi itu terbuka menunjukkan manik mata berwarna abu-abu, membuat Albert tersenyum haru melihatnya.

"Matamu sama seperti ibumu nak"

Manik mata putrinya sangatlah mirip dengan mendiang istrinya, putrinya hanya mewarisi warna rambut yang sama dengannya yaitu warna merah.

Albert mengambil sesuatu dari dalam saku jubahnya yang ia simpan.

Sebuah kalung permata berwarna hitam terlihat indah dan misterius. Albert memasangkannya pada leher bayi perempuan itu.

"Hiduplah bahagia putriku, ayah akan memberikanmu nama yaitu, Amalthea putri Albert, yang artinya Dewi bulan yang lembut" ujar Albert sembari tersenyum menatap wajah putrinya.

Disisi lain alpha Derrick menatap Albert, Albert dan dirinya adalah sahabat sejak kecil dan Albert adalah Beta di black moon pack sayangnya Albert mengkhianati matenya dengan menikahi seorang manusia di dunia manusia, membuat matenya yang adalah adiknya mati bunuh diri setelah melahirkan putrinya.

Alpha Derrick merasa kekecewaan yang dalam kepada Albert sehingga ia memutuskan membuat Albert keluar dari dunia importal sesuai dengan aturan yang berlaku di dunia importal.

"Waktumu sudah selesai" ujar alpha Derrick mengambil bayi perempuan dari tangan sang mantan Beta.

Dengan terpaksa Albert memberikan Amalthea putrinya kepada sang alpha.

"Alpha Derrick, tolong jaga putriku" mohon Albert Tampa bisa menatap langsung wajah sang alpha.

"Ckck aku akan menjaganya dengan baik, tidak seperti dirimu" ujar alpha Derrick penuh penghinaan. Membuat Albert tertegun, persahabatan mereka hancur hanya karna dirinya yang mencintai wanita manusia yang bukan matenya ia hanya bisa menyesalkan semua yang sudah ia perbuat.

"Pergilah, kau bukan lagi bagian dari black moon pack kau hanya seorang roguer, serigala Tampa kawanan" perintah Alpha Derrick mutlak, membuat Albert tertegun menatap gerbang black moon pack yang sudah tertutup membuatnya hanya mampu mengehela nafas panjang.

Memegang jantungnya yang berdetak kencang, sekarang sebagian dari jiwanya telah pergi dan ia pun sudah tak memiliki kawanan, satu-satunya yang bisa ia lakukan sekarang adalah kembali ke dunia manusia.

Sekali lagi Albert menatap gerbang tinggi itu untuk terakhir kalinya sebelum berlari dengan cepat untuk kembali kedunia manusia.

Waktu terus berlalu masalalu hanya akan menjadi kenangan dan pelajaran.

Blackmoon pack semakin berkembang di bawah kepemimpinan alpha Derrick.

Amalthea gadis berusia tiga belas tahun itu menatap bangunan mansion didepannya, hari ini pamannya memangil dirinya untuk menemani sepupunya Anabelle gadis berambut panjang dengan warna manik matanya yang berwarna hijau.

"Thea, tahukah kamu aku sudah dapat berbicara dengan serigalaku" ujarnya memberitahu Amalthea nadanya yang sombong seolah meremehkan Amalthea yang sampai sekarang tidak dapat berbicara dengan serigalanya.

Amalthea yang mendengar itu hanya terdiam baginya semua hal di dunia ini punya waktunya sendiri dan ia percaya serigalanya akan hadir seiring berjalannya waktu.

"Itu bagus, aku senang sekali mendengarnya" pujinya tulus menatap mata hijau itu dengan kebanggaan.

"Hahaha, aku Jadi tidak sabar untuk melihat bentuk dari serigalaku" ucapnya lagi tatapannya berbinar penuh semangat.

Amalthea yang sedari tadi mendengarkan sembari fokus membaca buku yang ia pegang, Amalthea juga sama seperti Anabelle yang tidak sabar menanti perubahan wujud serigalanya.

"Aku juga tidak sabar" lirihnya yang masih dapat didengar oleh Anabelle.

"Apa kamu yakin, kamu memiliki serigala? Aku takut kamu tidak memilikinya!" Ujarnya Tampa mau memikirkan perasaan Amalthea.

Amalthea remaja hanya mampu tersenyum lirih mendengar perkataan menohok dari sepupunya itu.

"Aku harap dia akan hadir untukku"

Harapan kecil yang akan dipegangnya sampai waktunya tiba. Menghembuskan nafas panjang mencoba fokus kembali pada bacaannya, menghiraukan Anabelle yang terus berbicara tentang banyak hal.

"Kau tahu, saat aku besar nanti aku akan menjadi ratu dari seluruh kawanan serigala, Luna di atas segala Luna. Bagaimana menurutmu?" Tanya Anabelle menatap Amalthea yang fokus membaca Tampa menghiraukannya.

"Yah aku mendoakan yang terbaik untukmu" memutar matanya jengah melihat Amalthea yang masih saja fokus dengan bukunya.

"Kau sangat menyebalkan" rutuk Anabelle merampas buku yang dipegang oleh Amalthea.

"Strategi perang!" Serunya menatap kaget kearah Amalthea, bukan main bacaan yang dibaca oleh sepupunya ini membuat Anabelle tidak percaya.

"Belle, kembalikan buku itu padaku" pinta Amalthea yang langsung membuat Anabelle membuang buku yang ia pegang ke arah kolam mancur yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ah mereka berada di taman mansion.

"Belle.." teriak Amalthea saat melihat bukunya sudah terendam dalam air mancur.

Menggulung lengan bajunya, Amalthea mengangkat bukunya yang sudah basah.

"Maaf aku tidak sengaja" ujarnya dengan perasaan bersalah.