Hitori Yiba adalah seorang siswi kelas 2B yang memiliki kegemaran menulis dan mengubah cerita. Dia juga membuat novel karyanya sendiri yang berjudul "Lonely". Dalam novel tersebut, Hitori menceritakan kehidupan aslinya, termasuk kebiasaannya mengubah, mengulang, dan membolak-balik cerita yang dia baca.
Hitori yang sedang mengubah takdirnya sendiri di dalam cerita novelnya, menghadapi kenyataan pahit bahwa dia akan mati satu minggu lagi karena penyakit jantung yang semakin parah.
**Flashback.**
Saat kenaikan kelas, Hitori sempat tidak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Dokter mengungkapkan bahwa penyakit jantungnya semakin parah dan Hitori tidak akan bertahan lama lagi.
Hitori memutuskan untuk mengubah takdirnya sendiri di dalam novelnya, di mana dia menulis bahwa dia tidak akan mati satu minggu lagi, tetapi...
**Satu minggu kemudian**
Hitori masih hidup. Keajaiban ini membuat Hitori semakin kecanduan mengubah-ubah takdir di novelnya. Dia mulai menganggap cerita novelnya sebagai permainan belaka, terus-menerus merombak realitas melalui tulisannya.
*Senin pagi yang cerah*
Hitori sedang menikmati sarapan sambil menonton TV. Suasana pagi yang tenang tiba-tiba berubah saat berita penting disiarkan.
"Berita hari ini, dihimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Di dalam buku karya 'Arthur' yang berjudul 'Kejadian-kejadian Akan Terjadi', semua prediksi kejadian dalam kurun waktu dua tahun sejak buku ini diterbitkan ternyata benar terjadi, seperti gempa dan banjir. Menurut buku tersebut, hari ini diprediksi akan terjadi gempa. Oleh karena itu, dihimbau sekali lagi kepada masyarakat untuk segera mencari tempat perlindungan jika merasakan guncangan sedikit saja."
"Buku dipercaya, hahaha," ucap Hitori sambil tertawa.
Meskipun tidak percaya dengan berita tersebut, Hitori tetap keluar dari rumah dan menuju laundromat untuk membeli mi. Saat berjalan, ia merenung,
"Hm, enaknya tulis apa ya hari ini."
Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar,
"Gruduk gruduk, gresek gresek," suara jalanan dan bangunan bergoyang-goyang.
"Oh, ini yang dimaksud berita di TV tadi," ucap Hitori sambil melihat sekelilingnya yang mulai bergoyang.
"Palingan bentar aja gempanya, mending aku tulis novel aja lah."
Hitori pun memutuskan untuk menulis tentang kejadian hari itu, namun dengan twist.
"Oh iya, tulis aja berita hari ini, tapi kebalikannya aja, hahaha,"
pikirnya dengan senyum licik.
Dengan cepat, ia menulis bahwa hari itu adalah hari yang tenang dan tidak terjadi apa-apa, seolah-olah gempa yang dirasakan hanya ilusi semata. Hitori tersenyum puas melihat hasil tulisannya yang berlawanan dengan kenyataan yang sedang terjadi di luar sana.
Setelah Hitori menulis di novelnya, gempa seketika berhenti. Bangunan dan jalanan yang bergoyang tadi juga berhenti dan kembali seperti semula. Namun, sebuah tiang listrik tiba-tiba roboh dan menimpa Hitori. Buku kecil yang ia gunakan untuk menulis novel terlempar kedepan. Akibat tertimpa tiang listrik, kepala Hitori pecah dan tubuhnya mengeluarkan banyak darah.
Namun, sebuah kejadian aneh terjadi. Didalam buku kecil yang terlempar, tiba-tiba muncul tulisan: "Hitori tidak akan mati, Hitori akan abadi jika aku masih ada, Aku ada Hitori tidak akan mati".
Seketika itu juga, kepala Hitori yang pecah dan tubuhnya yang berlumuran darah tiba-tiba kembali seperti semula, seolah-olah tidak terjadi apa apa. Hitori bangkit, terkejut namun utuh kembali, merenungkan keajaiban yang baru saja yang terjadi, ia melihat buku kecilnya dengan perasaan campur aduk, menyadari ada sesuatu yang lebih besar dari sekedar kata-kata yang ia tulis.
Hitori memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke laundromat untuk membeli mi, meskipun merasa sedikit bingung dengan kejadian aneh sebelumnya.
"Akhirnya, laundromat sudah di depan mata," pikirnya dengan lega.
Namun, keheranan menyeruak begitu ia sampai di sana. "Lah? Kok mau ditutup, padahal masih pagi," ucapnya heran ketika melihat laundromat dalam keadaan tutup.
Penjaga laundromat yang hendak menutup pun menyapanya, "Lah? Dek ngapain kesini."
Hitori menjawab, "Aku mau beli mie bang, tapi kok mau tutup? Padahal masih pagi."
Namun, penjaga laundromat tampak bingung, "Bentar dulu dek, kamu kesini lewat mana dan sendiri kah?"
Hitori menjelaskan bahwa ia lewat seperti biasa dan sendirian.
Namun, penjaga laundromat terkejut, "Lewat seperti biasa? Jalanan di depan itu rusak hancur dek gara-gara gempa. Eh? Kamu kok tidak terjadi apa-apa, padahal diluar sana terjadi gempa."
"Gempa? Tidak ada gempa kok bang. Hari ini hari yang tenang," ucap Hitori dengan yakin.
Note: Ingatan Hitori tentang kejadian sebelumnya telah dikunci oleh buku kecilnya.
Namun, tiba-tiba penjaga laundromat terlihat kesakitan, "Bentar dek, itu y..y...yang kamu pegang itu apa, ahkkkhhhkkkkkkk kepala ku ahkkkhhh mataku ehkkkkhhhh."
Hitori mencoba memanggilnya, namun penjaga laundromat tampak tidak merespon. "Mungkin abangnya ngelamun, mending aku masuk dan ambil mie dan pulang," pikirnya.
Diperjalanan pulang, Hitori memutuskan untuk menuliskan kejadian yang baru saja terjadi di laundromat. Namun, saat yang bersamaan, terjadi kejadian aneh; penjaga laundromat tiba-tiba meninggal, dan jalanan menuju laundromat hancur. Hitori semakin bingung dengan rangkaian peristiwa yang terjadi di sekitarnya.