Riyan mematung melihat Lucy menangis di atas tempat tidur. Biasanya sebagaimana pun Riyan mendiamkan Lucy, Lucy tidak pernah sampai menangis seperti itu. Hanya merajuk dan merenggut saja.
Apakah ini artinya Lucy sudah menyerah pada Riyan ? Hingga menginginkan perpisahan dan perceraian sebagai akhirnya ?
Tidak ! Riyan tidak mau itu ! Apa pun alasannya Lucy tidak boleh meninggalkan Riyan !
Dengan langkah cepat Riyan menghampiri Lucy yang masih menangis itu dan menarik tangannya sehingga Lucy tersentak dan berdiri di depannya.
"Coba sekali lagi kau ucapakn apa yang baru saja kau katakan !" Dengan nada menekan Riyan berkata seraya mencengkram tangan Lucy.
"Aku ingin berpisah !" Dengan bibir bergetar Lucy mencoba menjawabnya.
"Sekali lagi !" Riyan semakin mengeratkan genggaman tangannya.
Lucy merasa tangannya sakit. Seperti akan remuk karena di genggam sangat kuat.
"Ayo kita bercerai !" Dengan lantangnya Lucy menyuarakan keinginannya itu.
Grep !!!
Riyan menarik lagi genggaman tangan Lucy hingga Lucy menabrak tubuhnya. Dengan sebelah tangannya Riyan mendekap tubuh kecil Lucy.
Dan baru Riyan sadari, begitu mungilnya tubuh Lucy dalam dekapannya itu, begitu rapuh.
Riyan menilik kembali wajah Lucy yang sudah dua tahun ini menjadi istrinya. Wajah yang hanya terakhir kali dia lihat saat malam pertama itu.
Menatap mata teduhnya Riyan seakan tersihir dengan indahnya mata itu. Turun melihat hidungnya yang kecil dan memerah karena menangis. Terkahir dia tatap bibir bergetar itu.
Menelan ludah dengan susah rasanya Riyan ingin mengecapnya. Tidak masalahkan kalau Riyan ingin mengecapnya, lagi pula Lucy masih istrinya.
Gerakan tangan Lucy yang ingin melepaskan genggaman tangan itu membuat Riyan tersadar.
Cup...
Dengan cepat Riyan menempelkan bibir mereka. Mata Lucy membola kaget dengan apa yang di lakukan Riyan padanya.
Ini adalah ciuman kedua mereka setelah malam pertama itu. Lucy merasa sedih.
Dengan segera Lucy menjauhkan kepalanya agar kecupan itu terlepas.
"Apa yang kau lakukan ! Aku bilang ingin bercerai ! Kenapa kau malah menciumku !" Berang sekali rasanya.
"Apa ? Aku hanya mencium kamu ?" Dengan rasa tidak bersalah Riyan mengatakan itu. Dia kembali mengecup bibir Lucy sekali lagi lalu melepaskan genggaman tangan itu.
Tapi dekapan di tubuh Lucy belum Riyan lepaskan.
"Lepas. Aku tidak sudi di peluk oleh kamu !"
Lucy meronta meminta untuk melepaskan dekapan itu. Lucy takut. Keinginannya untuk berpisah dari Riyan pupus.
Cup.....
Setelah mengecup dan sedikit memberi gigitan di bibir bawahnya, Riyan melepaskan dekapan itu.
"Buatkan aku makan malam. Aku akan menganggap tidak mendengar apa pun." Riyan melangkah meninggalkan Lucy yang mematung dengan tingkah Riyan yang aneh itu.
"Aarrgghhhh.... awas kau ya..." Dengan menghentakkan kaki Lucy keluar dari kamar dan pergi menuju dapur.
Di lihatnya Riyan sedang duduk dengan kaki berselonjor ke atas meja.
Dengan malas Lucy melangkahkan kaki nya ke arah dapur. Lucy membuka pintu kulkas dan melihat apa saja yang bisa ia masak untuk makan malam kali ini.
Membuka bagian freezer Lucy mengambil wadah yang berisi beberapa potong ayam.
Lucy membuat bumbu marinasi sederhana, menggunakan bawang putih, bubuk paprika, tepung maizena, lada, dan bumbu penyedap lainnya.
Sambil menunggu ayamnya di marinasi, Lucy mengambil beberapa cup beras dan mencucinya, lalu menanak nasinya di rice cooker.
Lucy mengambil sayur brokoli lalu dia membersihkan dengan air garam. Dia akan membuat tumis brokoli bawang putih.
Lucy mengambil buah melon dan memotongnya lalu di letakkannya di atas piring, dia akan memakannya sambil masak untuk menunda lapar.
Riyan merasa bosan hanya menonton televisi saja, dia pun pergi ke dapur berniat mengambil air dingin.
Riyan berhenti di depan meja makan, dia mengurungkan niat untuk mengambil air minum itu. Dia jadi duduk di kursi dan menghadap ke arah Lucy yang sedang makan buah melon.
Menelan ludahnya dengan serat Riyan berdiri dan memghampiri Lucy. Riyan berdiri di belakang Lucy. Dia mengambil piring buah itu dan membawanya ke meja makan.
Sontak Lucy mendelik melihat kelakuan Riyan. "Kalau kau mau potong sendiri !"
"Kenapa ? Buah ini aku yang membelinya." Riyan kemudian memakan potongan buah itu dengan tampang yang datar.
Memutar bola matanya jengah, Lucy mendiamkan Riyan dan melanjutkan memasaknya.
Lucy mengambil ayam yang sudah di marinasi tadi dan menggorengnya di wajan yang sudah di panaskan.
Suara renyah di wajan penggorengan itu membangkitkan rasa lapar siapa saja yang mendengarnya.
Sambil menggoreng ayam, Lucy menumis sayur brokoli tadi. Karena menumis brokoli itu sebentar saja sudah matang.
Lucy memindahkan tumis sayur brokoli yang sudah di masaknya ke atas piring yang sudah dia siapkan. Lalu menyimpannya di atas meja makan.
Riyan menatap sayuran itu dengan mata berbinar.
Dulu sekali, saat mereka masih menjalin kasih Lucy pernah memasakkan tumisan ini untuknya. Dan dengan tidak sadar menjadikan tumisan ini menjadi salah satu makanan favoritnya.
Lucy kembali menyimpan ayam goreng yang sudah matang di atas meja makan. Harum menguar ke segela penjuru dapur. Dengan tidak sadar Riyan menjulurkan tangannya ingin mengambil satu potong ayam goreng itu.
Plak !!!
Lucy memukul tangan Riyan yang akann mengambil potongan ayam tersebut.
"Cuci tangan !" Lalu Lucy balik lagi ke dapur dan mengambil piring yang sudah dia isikan nasi.
Riyan pun berdiri dari duduknya dan pergi ke arah wastafel untuk cuci tangan.
Saat Riyan kembali ke meja makan, Lucy sudah menuangkan tumisan brokoli dan ayam goreng di atas piring nasinya.
Untuk pertama kalinya mereka makan bersama di meja makan ini. Entah mengapa Riyan merasakan hatinya begitu senang di layani di meja makan ini.
'Ah kenapa tidak dari dulu aku menerima pernikahan ini. Padahal aku yang dulu mempersunting dia untuk menjadi istriku.'
Mereka makan dengan hening dan tak ada yang memulai pembicaraan.
Selesai makan Lucy pun membereskan meja makan itu. Riyan tidak beranjak sama sekali dari duduknya. Dia terus memperhatikan Lucy yang bolak balik itu.
"Lucy... "
"Aku... minta maaf..."
Tak ada jawaban dari Lucy, dia seperti sengaja pura-pura tidak mendengarnya.
"Ayo kita memulai semuanya dari awal.... "
"Jangan minta perpisahan... "
"Jangan ada perceraian di antara kita.... "
Bersambung....