Suara deheman Herman, pria berkumis tebal terdengar berulang - ulang, matanya tajam memperhatikan sekitar.
Ruangan itu tegang,puluhan anak remaja sedang fokus dengan menebalkan bulatan - bulatan kolom jawaban soal yang diberikan pada mereka.
Di sisi belakang kelas ada perempuan gemuk berwajah serius berdiri tegak memandangi para siswa siswi yang sedang serius berhitung menyelesaikan berbagai soal Ujian Nasional Akhir Sekolahnya.
Waktu Ujian Baru berjalan 76 menit,Amran sudah berdiri,membawa lembar jawaban soalnya dan menyerahkan pada 2 orang pengawas tadi.
Marni,pengawas gemuk itu berkata waktu masih banyak, 120 menit waktu untuk mengerjakannya dek, kenapa sudah dikumpulkan?
Sudah Bu,Terima Kasih... Amran menjawab singkat.
Herman pengawas pria berkala lagi, sayang waktunya masih banyak koreksi dulu saja lagi jawabanmu.
Terima kasih pak,cukup, saya permisi, sahut Amran.
Ia keluar ruang ujian
Bukan maksud menyia - yiakan waktu dan kesempatan, namun badannya sudah sangat lemas, buliran keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi wajahnya yang pucat,badannya terasa panas dari ujung kepala hingga ujung kaki,keringat deras membasahi tubuhnya.
Ia segera keluar ruangan panas itu,
Betapa kagetnya ia melihat sosok ibu tercintanya duduk di teras kelas ruang ujiannya..
Ummi.. sapanya sambil mencium tangan wanita separuh baya itu..
Sudah ran ujiannya?
Alhamdulillah selesai mi, kenapa ummi datang kesini?
Bukannya Ummipun harus mengajar?
Ummi khawatir akan kesehatanmu nak, penyakit typusmu sedang kambuh tapi kau tak mau beristirahat dan terus ikut ujian itu
Kan sudah minum susu beruang 3 botol dari subuh sampai sebelum masuk ruang ujian mi
Anakmu Ini sudah sekuat beruang mi, canda Amran sembari tersenyum menghibur ibunya
Ibunya memegang erat suatu benda yang ternyata termos minuman
Mi, ummi bawa apa?
Ini kopi nak,minumlah walau sedikit
Umi khawatir kau mengantuk dalam ujian
Menggigil badanmu semalam nak,tak tidur kau karena panasnya typusmu itu
Ummi Ummi
Anak sekuat beruang ini masih diragukan, tenang mi
Amran pasti kuat, setelah 1 kali lagi ujian ini selesailah mi ujian nasional ini
Dan Amran Akan Lulus SMA mi
Ummi pulanglah istirahat, Amran sehat kok mi
Biarlah ummi tunggu kau selesai ujian lalu kita pulang bersama nak
Jangan Mi, masih lama waktu ke ujian selanjutnya ditambah waktu ujiannya 2 jam, terlalu lama umi nanti menunggu
Biarlah nak, biarkan hati umi tenang nak melihatmu
Amran melihat kerutan di dahi ibu tercintanya itu, dan menyerah pada kehendak ibunya
Kalau begitu mari kita tunggu waktu selesai ujian pertama selesai dan waktu istirahat di masjid sekolah aja yuk mi,sekalian kita bisa sholat dhuha, Amran ingin berdoa minta dilancarkan ujian mi
Ayolah lah nak kalau begitu