Ariana tidak bisa berhenti; dia memutar badannya dan berlari ke arah pria bodoh itu dan melompat ke pelukannya.
Karena Nicolai masih ada sisa obat di sistemnya, dia tidak bisa menahan diri ketika Ariana berlari ke pelukannya. Dia terjatuh tiga langkah ke belakang dan menatap wanita di pelukannya.
"Pallas?" Murid matanya yang melebar berusaha keras untuk fokus. "Kamu ngapain di sini? Apa—" Matanya tertuju pada tangan Ariana yang berdarah, dan murid matanya tak bisa tidak menyempit. "Apa yang... mereka tangkap kamu juga ya?"
Ucapannya cadel, menunjukkan bahwa dia masih terpengaruh obat dan tidak tahu apa yang dia bicarakan.
Namun, Ariana tidak peduli tentang itu. Dia tidak pernah merasa lebih lega daripada saat dia mendengar dia memanggilnya Pallas.
