"Ibu!"
Glynn berjalan masuk ke dalam rumah kaca; raut wajahnya memerah karena marah. Dengan satu tangan, dia mendorong pintu terbuka, dan dengan tangan lain, dia mencengkeram tas tangannya.
Nyonya Mia berdiri di ujung lain rumah kaca dan berbicara dengan pembantu rumah tangga. Dia telah membeli semak mawar langka seratus dua kelopak; namun, semak itu, meskipun dirawat dengan baik, telah layu, dan kini dia berdiri di depan pembantu rumah tangga yang gemetar dan tukang kebun.
"Glynn?" Nyonya Mia mengangkat kepala dan melihat Glynn yang berjalan mendekatinya. Dia mengatupkan bibir dan berkata kepada Glynn, "Kenapa kamu berjalan dengan terburu-buru ke sini seperti itu? Apakah kamu lupa bahwa kamu adalah ahli waris Keluarga Nelson? Jalanlah dengan martabat."
