```
Terima kasih telah mendukung buku ini dengan tiket emas dan batu kekuatan. Silakan terus mendukung penulis dengan mengirimkan tiket emas.
******
Klik.
Ariana menonton pintu tertutup sebelum memalingkan wajahnya. Ekspresinya tenang saat dia berjalan ke meja makan dan menuang dirinya segelas air lagi. Namun, jari-jarinya yang gemetar mengkhianati luka yang ia rasakan saat itu.
Sekali lagi, dia ditinggalkan.
'Apakah saya terlalu banyak meminta dengan ingin seseorang memilih saya sebagai yang pertama dan tidak ada yang lain?' pikir Ariana dengan pahit.
Dia menutup matanya untuk menenangkan emosinya ketika dia merasa ada yang menyinggung bagian belakang kakinya. Ariana menunduk dan tersenyum ketika melihat Timmy menggosokkan wajah kecil berbulunya ke kaki Ariana.