*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*—*-*
"Aku ingin donat," kata Ari yang sedang mabuk kepada Nicolai. Mereka berdiri di supermarket sementara Nicolai mempertanyakan hidupnya dan kedamaian yang selama ini dia anggap remeh.
Dengan kartunya di tangan dan rambutnya di tangan Ari, dia berbalik untuk menatapnya. Nicolai meledak, "Tahu apa Pallas, aku akan membayar donat walau kamu tidak menarik rambutku seperti itu." Rambutnya rontok. Rontok! Bahkan kakeknya saja belum botak.
Dia akan menghadapi krisis serius jika dia kehilangan rambutnya.
Setengah dari pesonanya dan sisi misteriusnya itu datang dari rambutnya itu lho.
Walau dia berkata demikian, tidak ada gunanya berbicara dengan orang mabuk. Apalagi yang mabuknya sampai tidak bisa berjalan lurus.
Selagi mereka berdua membayar barang-barang yang mereka bawa, orang-orang di supermarket memperhatikan mereka secara halus. Sementara beberapa orang tua mengerutkan kening melihat keakraban mereka, kebanyakan pelanggan terkesima.