```
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
'Airnya, terlalu tenang,' Ari memandang gelombang laut yang lembut berbenturan dengan tepi pantai dimana dia duduk. Sesekali, ombaknya akan menghantam kakinya, membuat butir-butir pasir menempel di kakinya.
Ari mengangkat kaleng bir di tangannya dan menenggaknya. Cairan pahit manis mengalir ke kerongkongannya, dan Ari tersedak sebelum batuk dan tersengal-sengal.
'Sialan bahkan ini juga mencoba menyakitiku,' dia mengutuk dengan pipi memerah dan mata yang lembam menatap air laut yang tenang. Setelah mengetahui bahwa dirinya memiliki hutang lain, hutang yang mungkin tidak akan pernah bisa dibayarnya kembali, Ari merasa hidupnya terperosok ke luar kendali.
Selama bertahun-tahun, dia berpura-pura baik-baik saja. Bahkan saat dia tidak dicintai dan tidak diinginkan. Bahkan saat dia disebut sebagai pembunuh, Ari tetap teguh dalam keputusannya. Dia percaya suatu hari semuanya akan baik-baik saja tapi ——