Chereads / Anxienty! / Chapter 3 - Hari sial

Chapter 3 - Hari sial

Jam 10.45 WITA, bel istirahat berbunyi. Celis duduk santai selalu melamun keluar. dia melihat ada seseorang yang sedang bermain handphone lalu Celis teringat dengan sesuatu.

"ah ya, hp si gendut bau itu."

mengambil hp dari kantong dan melihat lihat hpnya, Celis senang dan tersenyum lebar.

"hp ipen cuk, kameranya bagus bat gilak." ternyata hpnya terkunci, "yaelah gimana ni, kalau ga salah.." Celis mencoba mengingat sandinya namun salah.

laki laki mendatangi Celis yang risih karena tidak tau pasword hpnya. dia terheran-heran melihat Celis dan bertanya.

"apa kamu lupa passwordnya?"

berambut hitam, rapi belah dua, memakai kacamata kotak, dan terkesan culun. tentu mengenakan seragam karena dia adalah teman sekelas.

"eee, ya aku lupa, siapa kamu?"

"aku adalah Brand, sang dokter hp terkeren, terkenal, terhebat, jenius dan terganteng sepanjang sejarah, hahaha!!!" Brand terlalu banyak tingkah laku aneh, bocah yang selalu bersemangat.

aku pikir dia wibu nolep yang sok asik. begitulah tanggapan Celis terhadap brand.

Celis menanggapi dengan datar membalas "ya." lalu menutup hpnya ke meja sambil melihat lagi keluar.

Brand terdiam, mencari ide supaya Celis bisa menghargainya.

"kamu ga butuh bantuanku ya? apakah itu serius, ohh... mungkin saja, pacarmu akan merindukanmu karena kamu tidak bisa membalas pesannya karena kau terjebak di layar kunci, sungguh menyedihkan, pasti dia sedih, dia sangat sedih... lalu! setelah beberapa kamu ga balas chat dia, dia memblokir nomormu dan mencari pasangan lain, yang lebih ganteng, ga cuman ganteng tapi tajir, banyak uangnya, pacarmu akan nyaman dengan itu karena dia selalu dipenuhi keinginannya."

Celis terdiam sejenak, teringat dengan chattingannya sedang seseorang yang begitu mesra. Celis menghela napas lalu memberikan hpnya pada Brand.

dia terpancing! Brand mengucap dalam hati dengan senang

"jangan membuka yang lain selain membuka kuncinya!"

"itulah tujuanku membantumu."

setelah aku membukanya, aku bisa melihat semua isinya tanpa membukanya karena itu adalah teknik yang aku dapatkan oleh penyihir misterius saat itu.

Brand berhasil membuka, saat-saat layar utama terlihat dengan jelas, Brand sudah menggila.

sedikit lagi! aku akan mengetahui semuanya, kalau ada saldonya akan aku curi.

setelah layar utama terlihat, kumpulan data-data masuk kedalam matanya.

NJIRRR!!! 187juta SALDOOO!!!!

Brand mengembalikan hp Celis dan tersenyum lebar pergi keluar.

"wibu aneh."

Celis mengganti semua data Rehan yang ada di hpnya dan merubahnya menjadi milik Celis sepenuhnya, termasuk mengganti semua pasword yang ada.

lanjut, Jam 14.45 WITA, bell pulang berbunyi semua murid keluar dari kelas dan pulang kerumah.

Celis berniat ingin mengelilingi sekolah sementara sebelum sore. beberapa saat kemudian setelah berkeliling, Celis stop di belakang kelas 3 Wizards, melihat 2 berandalan laki laki berbadan besar dengan bajunya keluar dan 1 perempuan cantik berambut panjang di ikat satu sedang di jegat mereka.

"he Mitha! adakah 30ribu!?"

"maafkan aku kak Seto, aku ga bawa uang hari ini."

teman berandal menyambung.

"apa lu lupa? lu kan udah janji kemarin mau ngasih kami 30ribu!!"

Mitha gemetar ketakutan.

"tapi aku, harus nabung supaya bisa beli akun firefree."

Seto memerintah temannya.

"Bagas!"

Bagas bola energi yang mengurung Mitha dan lalu Seto membakarnya didalamnya. Mitha berteriak kesakitan.

"AAARRRHHGGG!!!!!"

mereka berdua kesenangan namun hanya sementara, Celis datang menghampiri mereka dan berkata.

"sepertinya menyenangkan sekali membuli yang lemah, tapi aku penasaran apakah kalian begitu juga ketika aku membuli kalian?"

Seto memadamkannya apinya, kondisi tubuh Mitha terluka bakar secara keseluruhan dan mukanya hampir ikut terbakar.

mereka meladeni Celis.

"lu siapa?"

"aku? siapa? mana tau."

mereka kesal karena ditanya ga dijawab, dengan percaya diri Seto melemparkan bola api kearah Celis namun dengan mudah Celis menghadapinya dengan menghempas ujung sarung ke bola api, bola apinya terbelah dua dan padam.

mereka terkejut melihat respon Celis yang mustahil, menangkis bola api hanya dengan ujung sarung pedang.

"dia dengan santai merespon bola apiku!?"

Bagas tak hanya diam, mengurung Celis menggunakan lima lapis bola energi , tapi. Ayunan pedang yang diciptakan oleh keterampilan dan kecepatan tinggi yang tidak bisa ditangkap oleh mata manusia, lapisan bola energi pecah dan berhambur seperti pasir.

Celis mendaratkan kakinya ketanah, memberi jari tengah kepada mereka sambil tersenyum tipis dan memandang arah lain, Celis sangat menyepelekan dan mengejek mereka.



"astaga... masa cuma segini anak kelas 3 Wirazd?"

njir, ni pedang ringan banget!

Mitha tersanjung karena teknik perpedangan yang sangat keren.

kerennn.

Seto dan Bagas tak bisa bergerak sedikitpun dan terdiam.

Celis maju dengan percaya diri tinggi, dalam benaknya, mereka sama seperti trio kroco yang dia lawan padahal sebenarnya ini adalah jebakan.

Celis tidak dapat melangkah lagi, kakinya berat sekali.

"apa-apaan nih?!"

"ini adalah sihirku! Nrodje Ghlit"

Nrodje Ghlit adalah Sihir Bagas yang menciptakan jalan cahaya yang mengunci targetnya dan ketika menginjaknya maka kakinya akan terasa berat bahkan lebih berat dari bilangan ton.

aku gabisa gerak, kalau gini mah...

Selanjutnya, Bagas dan Seto pergi meninggalkan Celis yang kakinya tergantung di pohon dengan sihir cahaya Bagas, kondisi Celis juga bonyok sudah menjelaskan bahwa dia kalah telak.

"uhh... padahal udah mengkeren kenapa harus kalah?"

Mitha yang masih ada disana, melihat Celis yang tergantung.

Celis bingung ternyata dia masih ada disini.

"lu ga pulang?"

"bentaran, bantu kamu dulu."

"bantu aku?"

"Noble."

Sihir yang meniadakan sihir. Celis terjatuh dari atas dengan kepalanya duluan mendarat.

Celis berdiri tegak membersihkan kotoran dibaju.

"tadi itu sihir apa?"

"nullfikasi atau meniadakan sihir."

"anjay keren banget."

"hah? keren? cuma meniadakan sihir doang."

"keren itu njir, bayangin aja gua ada sihir type kayak lu behhh gilak. tanpa ragu maju paling depan, tanpa memikirkan sihir yang akan datang."

Mitha terdiam tidak enakan.

mungkin dia gatau betapa sialnya ini sihir.

"ohya, kamu kelas mana?"

"kelas? kelas 1 Wirazd."

Celis membelah pohon disamping kiri, itu tidak terlihat oleh mata Mitha, dia hanya memasukkan pedang kesarungnya saja.

Celis mengeluarkan Aura gelap yang menakutkan.

Mitha terdiam sekali lagi, tapi dengan ketakutan yang intens, bercucuran peluh.

"kau, bodoh sekali!"

Celis menonjok kepala Mitha.

"aduh."

"semisalnya bisa pindah jurusan Wirazd ke Swordmaster, ku sarankan kamu pindah ke Swordmaster dan aku akan mengajarimu cara perpedangan dengan benar."

Celis pergi meninggalkan Mitha sendirian.

Mitha tersipu malu mendengar kalimat terakhirnya.

"Aww, aku akan mengajarimu cara perpedangan dengan benar." sambil memperagakan kekerenannya.

"aku mau coba besok ngomong dengan wali guru."

setelahnya, Jam 19.00 WITA. Celis duduk disofa rumah sendiri, karena menerima permintaan George, dia diberikan sedikit fasilitas dan biaya untuk hidup dirumah sendiri.

"akhirnya, ada lampu hahaha, ohya aku hampir kelupaan."

10 menit kemudian, Celis men-charger HP lamanya.

"wleowleo, aku akhirnya bisa main HP lagi, karena kematian orangtuaku aku jadi anak primitif. aku makan saja harus nyuri dulu baru bisa makan, aku hampir jadi tahanan gara-gara Cctv sialan."

HP lama menyala, baterai 1.

"uwuwuwu, akhirnya aku bisa chattan dengan si anu!! bahahahaha!!"

selesai menyalin foto, video, nomor, dan kartu hp ke hp yang baru.

kemudian dia membuka WhatsApp, mencari seseorang di kontak dan ketemu.

"ketemu!!!"

Kontak bernama Putri.

Putri adalah wanita yang Celis dianggap "ibu" karena dia selalu memberikan perhatian lebih dan perhatian itu seperti memanjakan anak kecil yang membuat Celis nyaman dengannya.

pipi Celis memerah sambil mengetik "hai" dan saat dikirim Celis ada peringatan yang bertulisan.

"NOMOR TELEPON INI TELAH DIBATASI OLEH PEMERINTAH PUSAT."

Celis membatu, bersamaan berkata

"ha?"