______
Cinta itu bahagia, namun juga meluka.
______
Tahun 2023.
AUTHOR POV.
Di sebuah sekolah menengah atas (SMA) terdapat seorang gadis yang bernama Dinda Lafiora, dengan baju putih abu-abu yang di pakainya, ia berlari menyusuri koridor dengan sangat tergesa-gesa.
Di pagi ini, ia adalah seorang siswi baru yang akan mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di sekolah barunya.
Sejak tadi dirinya sangat sibuk mencari letak di mana kelasnya berada.
"Ini!" ucapnya dengan penuh lega ketika mendapati kelas yang sejak tadi sudah di carinya.
Dengan menarik nafas dalam terlebih dahulu, ia memberanikan diri untuk memasuki ruang kelas tersebut.
Ia mulai berjalan perlahan seraya menunduk malu mencari bangku kosong untuk dirinya.
Sangat ramai, sepertinya hampir saja ia akan telat.
Dinda pun segera menghampiri salah satu bangku kosong yang berada tepat di sebelah gadis lain. Kemudian lantas membuka suara, dan memulai percakapan dengan gadis tersebut.
"H-hai!" sapanya pada gadis itu.
"Gue duduk disini ya?, lo ga keberatan kan?" tanyanya dengan penuh harap kepada gadis di hadapannya saat ini.
Gadis itu lantas menjawab setelah mendengar penuturan kata darinya.
"Haloo!"
"Gue ga keberatan sama sekali kok. Lo boleh duduk di sebelah gue, sini!" jawab gadis itu seraya menarik lengan Dinda untuk mengajaknya duduk di samping dirinya.
Dinda menuruti suruhan gadis tersebut, dan segera duduk di sebelahnya. Tak lama setelahnya, gadis yang berada di sampingnya itu lantas memulai percakapan dengannya.
"Untung lo masuk kelas sebelum bel-nya bunyi. Kalau ga, bisa kena omel osis nih. Gue dengar-dengar osis di sini agak senioritas soalnya." ucap gadis itu seraya berbisik kepadanya.
Dinda yang mendengarnya lantas terkekeh lalu menarik senyum di bibirnya.
"Iya nih, tadi gue bangun agak telat... , tapi gue ga akan takut kok sama osis. Gue sama mereka kan sama-sama makan nasi, kalau pun dia berani macem-macem, yaa tinggal di jadiin napi aja kan ahahah..."
Gadis yang berada di sebelahnya itu sedikit mengernyit setelah mendengar perkataan darinya, namun kemudian segera membenarkan semua perkataannya.
"Loh iya juga, aduh bego banget gue..." tuturnya yang kemudian semakin membuat Dinda terkekeh.
"Oiya... Anyway, nama gue Serina Hanika, lo bisa panggil gue Serina." ucap gadis itu seketika, dengan menjulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Dinda.
"Ah oke Serina... , kalau nama gue Dinda Lafiora. Lo boleh panggil gue Dinda." jawabnya yang segera menerima jabatan tangan dari Serina.
Kini gadis yang berada di samping Dinda terlihat sedang melihat ke sekeliling kelas sambil memasang wajah yang sedikit bingung.
Kemudian gadis itu segera menepuk bahu Dinda, dan mulai berbisik.
"Eh Din, kayaknya lo cewe paling cantik deh di sini. Buset, liat tuh banyak banget mata-mata ngeliat ke lo." kata Serina sambil berbisik di telinganya.
"Ga lah, yakali... , aneh banget lo." ucap Dinda yang tak mau menghiraukan perkataan dari temannya.
KRING...
Dentingan suara dari bel sekolah telah berbunyi. Kini saatnya mereka mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah dengan siswa-siswi baru yang lain.
Di luar pintu kelas telah terdapat beberapa anggota dari organisasi intra sekolah, yang diyakini akan membimbing siswa-siswi baru saat ini dalam tahap mpls-nya.
Beberapa dari mereka mengetuk pintu luar ruang kelas tersebut, dan segera memasuki kelas.
"Halo guys!"
"Kenalin nih, gue ketua dari organisasi intra sekolah di sini, dan ini anggota-anggota dari organisasi yang gue pimpin." ucap siswa tersebut yang diketahui sebagai ketua dari osis, dan juga kakak kelas mereka.
Mpls itu berjalan dengan cukup lancar, kemudian saatnya para siswa dan siswi baru untuk segera memperkenalkan namanya masing-masing.
______
Singkat cerita, saat ini Dinda dan Serina sedang berada di kantin, menikmati semangkuk mie ayam, dan segelas es teh manis saat waktu telah menunjukkan jam istirahatnya.
"Duh... , gue paling males deh kalau di suruh foto bareng sama osis, berasa artis nanti mereka." oceh Serina pada Dinda dengan memasang raut kesalnya.
Sudah di yakini bahwa saat ini mereka mendapatkan tugas pada saat menjalani mpls tadi.
"Sama!" saut Dinda dengan antusias.
"Gue juga paling males kalau di suruh beginian." lanjutnya.
"Kira-kira lo mau foto sama siapa Ser?" tanyanya kemudian kepada Serina.
"Gue kayaknya sama ketos aja deh, biasanya kalau ketos ga lebih sombong daripada anggota-anggotanya." kata Serina lalu kembali menyantap makanannya.
"Ah iya, benar juga."
"Gue juga deh, nanti ke ketos bareng ya Ser!" ucap Dinda yang segera di iyakan oleh Serina, dan mereka pun kembali menyantap makanan yang berada tepat di hadapannya saat ini.
______
Tak berselang lama, dentingan suara dari bel sekolah akhirnya berbunyi, yang di yakini menandakan bahwa semua aktivitas di sekolah telah selesai, dan mengharuskan setiap muridnya untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing.
Sesuai janji Dinda dan Serina tadi saat di kantin. Maka dari itu, saat ini mereka sedang mencari keberadaan dari sosok ketua organisasi intra sekolah tersebut untuk segera menyelesaikan tugas mpls-nya.
Dinda, dan temannya segera memasang penglihatan dengan sangat tajam, kemudian sedikit menyipitkan matanya agar dapat menemukan sosok yang mereka cari.
"Ah itu!" tunjuk Serina dengan antusias ke arah orang yang di tujunya, lalu segera menarik lengan Dinda agar mengikutinya.
Kemudian mereka berdua segera menghampiri sekelompok siswa laki-laki yang sedang bercengkrama di pinggiran halaman sekolahnya.
Saat mereka sudah sangat dekat, lantas saja Dinda menahan lengan Serina, dan berkata.
"Lo yakin mau nyamperin cowo sebanyak itu? gue malu astaga."
"Lo pikir gue ga malu juga?"
"Ya gue juga malu lah. Pasang muka kenceng-kenceng aja deh. Inget, besok udah di suruh ngalungin foto bareng osis!" tutur Serina, dan segera menarik lengan Dinda lagi.
Kini mereka tepat di hadapan para siswa tersebut, namun tiba-tiba saja keadaan berubah menjadi hening. Para siswa tersebut tidak bergurau dan melanjutkan aktivitasnya lagi.
Salah satu dari mereka, yang di yakini adalah ketua osis yang di maksud sontak membuka suaranya.
"Loh, kalian ngapain dek? ada yang bisa gue bantu kah?"
Dinda yang mendengar pertanyaan tersebut lantas segera membuka suara untuk mengatakan tujuannya.
"Anu kak, gue mau-. Em maksud gue, kita mau fotbar sama lo buat tugas besok yang lo suruh itu kak." tutur Dinda seraya melirik Serina.
Situasi menjadi sedikit canggung, dan tiba-tiba saja para siswa itu satu-persatu membuka suaranya.
"Lo ga mau fotbar sama gue aja?"
"Woi woi, mending sama gue daripada sama dia."
"Coo tiba-tiba di mintain fotbar sama cecan."
"Wtf?! lo sengaja bikin tugas kayak gitu biar bisa modusin dia?"
Seperti itu lah kira-kira beberapa kalimat yang mereka lontarkan.
"OH IYAA, masuk logika juga ye kalau lo modus sama temen gue kak. Elah, gue tau temen gue cakepp, tapi jangan nyusahin semua anak baru dong kak!" ucap Serina yang menyambar para siswa laki-laki di hadapannya saat ini.
Ketua osis yang di ledek itu lantas segera membuka suaranya, dan berniat untuk menyangkal tuduhan dari para teman-temannya.
"Stop bro. Lo semua jangan kayak gitu ke gue. Dah-dah, cepet sini kalau kalian mau foto. Keburu malem nih." ucapnya yang berusaha menyudahi pergurauan itu.
Kemudian Dinda, dan Serina segera menyiapkan handphone-nya masing-masing, lalu bersiap untuk berfoto.
Selesai foto bersama dengan ketos tersebut, kemudian sang ketua osis tersebut mengajak Dinda, dan Serina untuk berkenalan dengannya.
Sebelum mengenalkan dirinya, ketua osis itu menarik nafas dalam terlebih dahulu, lalu mulai berkata.