Setelah kembali ke base camp, kami menggunakan beberapa hari berikutnya untuk persiapan dan latihan intensif. Tanaka-san memfokuskan diri pada latihan fisik dan pengasahan kemampuan bertarung dengan pedangnya, sementara Aiko dan aku lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan dan online, mencari informasi tentang portal dan kejadian supernatural lainnya yang mungkin terkait.
"Kamu tahu, dari apa yang aku baca, portal semacam ini jarang muncul begitu saja," kata Aiko suatu sore, sambil menelusuri tumpukan buku dan gulungan kuno. "Biasanya ada ritual khusus atau kondisi astronomis yang memicu pembukaannya."
Aku mengangguk, meneliti catatan di laptopku. "Ini bisa jadi lebih besar dari yang kita duga. Apa mungkin ada seseorang atau sesuatu yang sengaja membukanya?"
"Itu yang harus kita cari tahu," jawab Tanaka-san, bergabung dengan kami setelah selesai latihannya. "Dan kita perlu lebih kuat, tak hanya secara fisik tapi juga dalam pengetahuan kita."
Kami juga menghabiskan waktu untuk mempelajari lebih lanjut tentang skill dan item yang kami miliki, serta mempertimbangkan strategi untuk pertarungan masa depan. Sistem memberi notifikasi bahwa ada update di store, jadi aku segera memeriksanya. Ada beberapa item baru, termasuk 'Sword of Flame' yang langsung menarik perhatian Tanaka-san, dan 'Shield of Ice' yang mungkin berguna untuk pertahanan.
Menggunakan star points yang telah kami kumpulkan, kami memutuskan untuk investasi pada beberapa item tersebut, meningkatkan arsenal kami untuk tantangan yang mungkin kami hadapi selanjutnya.
Hari berikutnya, dengan persiapan yang matang, kami memutuskan untuk mengunjungi seorang ahli teori portal yang tinggal di Kyoto. Dr. Haruto Yamada adalah seorang profesor yang terkenal dengan penelitiannya tentang dimensi dan portal. Menurut profilnya, dia telah menghabiskan dekade terakhir dalam mempelajari portal antar dunia.
Perjalanan ke Kyoto terasa cepat dengan shinkansen, dan tak lama kemudian kami sudah berdiri di depan kantor Dr. Yamada, sebuah gedung tua namun terawat dengan baik di pinggir kota. Ketika kami masuk, seorang pria tua dengan rambut yang sudah memutih menyambut kami dengan hangat.
"Selamat datang," sambutnya dengan suara yang tenang tapi berwibawa. "Saya mendengar Anda memiliki beberapa pertanyaan tentang portal antar dunia?"
Dr. Haruto Yamada mengajak kami ke ruang kerjanya yang penuh dengan buku, gulungan, dan berbagai artefak misterius. Dindingnya dipenuhi dengan peta kuno dan diagram astronomi, menciptakan suasana yang seakan membawa kami ke era lain.
"Saya telah mempelajari fenomena portal selama bertahun-tahun," mulai Dr. Yamada, duduk di balik meja kerjanya yang berantakan. "Dan setiap portal, menurut penelitian saya, tidak hanya merupakan jalan antar dimensi, tetapi juga terikat dengan energi besar yang dapat mempengaruhi keseimbangan dunia kita."
Aiko, yang selalu cepat mengerti, bertanya, "Apakah mungkin ada portal yang sengaja dibuka, Profesor? Untuk tujuan tertentu?"
Dr. Yamada mengangguk serius. "Ya, itu sangat mungkin. Portal bisa dibuka dengan sengaja oleh mereka yang menguasai ilmu tertentu. Kadang-kadang untuk penelitian, atau lebih sering, untuk kepentingan yang lebih gelap."
Tanaka-san, yang memegang 'Sword of Flame' yang baru saja kami beli, tampak gelisah. "Dan bagaimana kita bisa menutupnya, atau setidaknya, mencegah efek negatifnya?"
"Untuk itu, Anda memerlukan 'Key of Dimensions', sebuah artefak kuno yang menurut legenda, bisa mengendalikan portal," jelas Dr. Yamada, beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil sebuah buku besar dari rak. Dia meletakkannya di meja dan membukanya di halaman yang telah usang. "Ini dijelaskan di sini, tetapi artefak itu hilang sejak zaman dahulu."
Saya merasa jantung saya berdetak lebih cepat. "Profesor, apakah Anda tahu di mana kita bisa mulai mencarinya?"
Dr. Yamada tersenyum tipis, seakan tahu bahwa pertanyaan itu akan muncul. "Ah, itu adalah pencarian yang akan membawa Anda jauh melintasi Jepang, dan mungkin ke tempat-tempat yang lebih jauh lagi. Menurut catatan terakhir, 'Key of Dimensions' terakhir kali dilihat di tangan sekte rahasia yang berbasis di pegunungan Gifu."
Dengan informasi baru ini, kami menyusun rencana. Sebelum meninggalkan kantor Dr. Yamada, kami meminta izin untuk meminjam beberapa buku dan catatan yang berkaitan dengan portal dan 'Key of Dimensions'. Dengan rasa syukur, profesor itu mengizinkan kami.
Perjalanan kami berikutnya jelas: kami harus pergi ke Gifu. Di sana, kami berharap menemukan lebih banyak petunjuk tentang sekte rahasia dan artefak yang mereka simpan. Dengan item dan skill yang kami kumpulkan, serta informasi baru dari Dr. Yamada, kami merasa lebih siap menghadapi apa pun yang menanti.
Sebelum meninggalkan Kyoto, kami berhenti sebentar di store sistem untuk memastikan bahwa kami memiliki cukup persediaan. Healing potions, beberapa magic scrolls baru, dan tentu saja, lebih banyak star points yang kami tukar dengan item-item berguna.
Saat kereta meninggalkan stasiun menuju Gifu, kami semua tahu bahwa petualangan kami baru saja dimulai. Misteri 'Key of Dimensions' dan portal antar dunia menunggu untuk diungkap, dan kami bertiga siap menghadapi tantangan itu.
Bab 13: Menuju Pegunungan Gifu
Kereta cepat meluncur melintasi pedesaan Jepang, membawa kami menuju wilayah pegunungan Gifu. Seiring kami mendekati tujuan, pemandangan beralih dari kota yang ramai ke pemandangan alam yang lebih sepi dan gunung-gunung yang menjulang tinggi dan lembah-lembah yang dalam.
Dalam kereta, kami memanfaatkan waktu untuk menyusun strategi lebih lanjut. Tanaka-san mengasah kemampuan dengan pedangnya, Aiko mengulik buku catatan Dr. Yamada, dan aku sibuk mempelajari peta dan informasi tentang sekte yang mungkin terlibat dengan 'Key of Dimensions'.
"Sekte ini, menurut catatan," kata Aiko, menunjukkan catatan yang dia baca, "dikenal sebagai 'Kaihou-sha', atau 'Pembebas'. Mereka percaya bahwa dengan membuka portal, mereka dapat membebaskan dunia dari batasan-batasan yang ditetapkan oleh apa yang mereka sebut 'aturan kuno'."
Tanaka-san mengerutkan kening, tidak menyukai ide tersebut. "Mengutak-atik dengan kekuatan yang mereka tidak mengerti sepenuhnya... Itu bisa berbahaya."
"Sangat berbahaya," aku menimpali, mencoba memetakan rute dari stasiun kereta di Gifu menuju daerah yang disebut-sebut sebagai basis sekte tersebut. "Tapi, itu juga berarti mereka mungkin memiliki informasi—atau bahkan artefak itu sendiri."
Ketika kereta berhenti di stasiun Gifu, udara segar pegunungan menyambut kami. Dengan ransel berisi peralatan baru dan informasi yang diperlukan, kami memulai perjalanan ke daerah pegunungan. Kita menyewa mobil untuk membawa kita sejauh mungkin ke dalam gunung, dan dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Trekking melalui pegunungan Gifu tidaklah mudah. Jalannya terjal dan licin, dikelilingi oleh hutan yang lebat. Kami harus berhati-hati, terutama dengan kabar bahwa sekte Kaihou-sha mungkin tidak ramah terhadap orang luar.
Setelah beberapa jam berjalan, kami menemukan sebuah gua tersembunyi yang dijaga oleh dua penjaga. Mereka berseragam hitam dan tampak siap untuk bertarung. Tanaka-san memimpin, mendekati mereka dengan tangan terangkat, menunjukkan bahwa kami tidak berniat bermusuhan.
"Kami hanya ingin berbicara dengan pemimpin anda," kata Tanaka-san dengan suara tegas namun tenang. Penjaga itu saling pandang, tampak ragu.
Salah satu penjaga itu akhirnya mengangguk dan mengarahkan kami masuk ke dalam gua. Lorong-lorongnya dipenuhi dengan lukisan dinding kuno dan simbol-simbol yang asing bagi kami, tetapi yang jelas menunjukkan kekunoan dan kekuatan mistis.
Dalam hati, aku merasakan kegembiraan dan kecemasan yang bercampur aduk. Setelah perjalanan panjang ini, kami mungkin akan berhadapan langsung dengan orang-orang yang memegang kunci untuk menghentikan krisis portal. Bagaimanapun hasilnya, pertemuan ini akan menjadi titik balik dalam perjalanan kami.