"Ah, tidak... tidak ada apa-apa," mata Taylor Ware berkilat dengan panik, yang cepat mereda.
Tapi seorang ayah mengenal putrinya, dan tidak ada yang luput dari pandangan Chestor Ware.
Dia bertukar pandang dengan Tante Lan dan senyum muncul di bibirnya saat dia bertanya, "Kamu menyukainya, ya?"
Taylor terburu-buru menjawab, "Menyukainya? Jangan bercanda. Dia hanya seorang brengsek menjijikkan!"
"Haha, dan kamu bilang kamu belum pernah bertemu Pak Jensen?" Chestor tertawa lebar.
Taylor menyadari kesalahannya, dan wajahnya seketika memerah sambil berkata dingin, "Saya kenyang, kalian lanjutkan makan."
Tante Lan dengan lembut berkata, "Taylor, makanlah sedikit lagi, ya?"
"Tidak, saya ingin tidur."
Setelah berkata demikian, Taylor tidak sabar untuk kembali ke kamarnya.
Chestor dan Tante Lan melihat punggungnya yang menjauh dan tersenyum satu sama lain.
"Tante Lan, kau pikir gadis ini menyukai Pak Jensen?"
"Masih perlu ditanya?"
