Dengan Fenny Marshall dalam cengkeramannya, Poseidon langsung mendapatkan as dalam lengan bajunya. Yang dulunya perangkap kematian yang tak terhindarkan, tiba-tiba menjadi sinar harapan.
"Hina!" seru Fenny Marshall dingin. Bahkan orang buta pun dapat merasakan rasa tidak suka yang terukir di wajahnya.
Menertawakan komentarnya, Poseidon menjawab: "Hina? Berapa banyak tokoh bersejarah yang tidak hina? Yang penting adalah mencapai tujuan!"
"Hmph, sofisme!" dengus Fenny Marshall dingin, memalingkan kepala ke samping dan mengabaikan Poseidon sepenuhnya.
Dengan kilauan ancaman yang dingin di matanya, Poseidon tiba-tiba menarik rambut Fenny Marshall dan mengancamnya keras, "Kamu harus tahu, sebelum aku, tidak ada mangsa yang berhak melawan."
"Haha! Mau kamu suka atau tidak, kamu akan menjadi tamengku," kata Poseidon, melepaskan Fenny Marshall dan melangkah ke luar.
