"Tidak mungkin!" Dwright Brews menggelengkan kepalanya secara tegas.
Elsie Dawn juga tertawa secara mengejek, "Anak itu tak berguna, dia bisa menyelamatkan seseorang?
"Kecuali matahari terbit dari sebelah barat!"
"Hanya saja ibuku sangat beruntung, bahkan Tuhan tidak mau mengambilnya."
Profesor Chow tampak bingung, "Bukankah William Cole anggota keluargamu?
"Sepertinya kalian semua sangat kesal padanya?"
"Dia bukan keluargaku!"
Ruth Dawn menggertakkan giginya, tubuhnya yang mungil masih bergetar.
Hanya memikirkan apa yang telah William Cole lakukan kepada ibunya membuat Ruth Dawn merinding jijik.
Dia sudah memutuskan, begitu ibunya bangun—
Segera! Putus! Hubungan! Dengan! William! Cole!
William Cole si pervert bahkan berani melecehkan ibunya, Ruth Dawn tidak tahan berada di dekatnya sehari lagi.
"Tuan Dawn, bisa keluar sebentar, ada beberapa hal yang ingin kami bicarakan dengan Anda." Seorang perawat masuk ke dalam ruang perawatan.
"Saya akan kembali dalam sekejap, kalian awasi semuanya di sini."
Archie Dawn memberikan beberapa instruksi, mengira rumah sakit ingin tanda tangan lain, dia tidak banyak berpikir dan hanya ikut dengan mereka.
Mengikuti perawat, Archie Dawn masuk ke ruang pengawasan dengan ekspresi bingung.
"Tuan Dawn, tolong lihat di sini."
Dokter yang bertanggung jawab menunjukkan Archie Dawn sebuah segmen rekaman pengawasan.
Rekaman itu memperlihatkan William Cole menggunakan jarum perak untuk membuka sumbatan pembuluh darah Eloise Torres.
"Apa ini..." Wajah Archie Dawn berubah.
Dokter yang bertanggung jawab berkata, "Tuan Dawn, ini menantumu, bukan?
"Tadi dia menggunakan jarum perak untuk membuka sumbatan pembuluh darah istri Anda, itulah sebabnya dia selamat dari krisis. Metode seperti ini adalah yang pertama di seluruh negeri!"
"Tuan Dawn, bisakah kami bertemu dengan menantu Anda?
"Saya ingin belajar beberapa teknik medis darinya."
"Teknik-teknik ini benar-benar menakjubkan! Mengatasi sumbatan pembuluh darah dengan operasi berisiko karena dengan teknologi medis modern tidak mungkin mengetahui persis di mana sumbatannya, operasi hanya dapat digunakan untuk mengeliminasi kemungkinan, dan risikonya sangat tinggi...
"Tapi menggunakan jarum perak untuk membuka pembuluh darah jauh lebih aman...
"Brilian! Benar-benar brilian!"
Dokter yang hadir tidak bisa menahan diri untuk mengungkapkan kekagumannya.
Tapi di pikiran Archie Dawn, dia sedang memikirkan hal lain.
"Baiklah, Dokter, Anda tidak perlu berkata apa-apa lagi." Archie Dawn langsung meninggalkan ruang pengawasan dan pulang ke rumah untuk memeriksa rekaman pengawasan dari ruang tamunya, dan memang, di video tersebut, Dwright Brews sengaja menjegal William Cole.
William Cole kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Eloise Torres, dan patung Buddha giok itu pecah di kepala sang ibu, hancur berkeping-keping.
"Jadi begitu kejadiannya..." Archie Dawn mengerutkan kening, dia sembarangan menghapus rekaman pengawasan itu, menghilangkan semua bukti sama sekali.
Setelah beberapa detik keheningan, dia menekan nomor William Cole.
"William Cole, dimana kamu?" Archie Dawn bertanya.
Ayah...ehem, ehem... Saya di mobil, apakah ibu baik-baik saja?" suara William Cole yang agak lemah terdengar dari ujung telepon.
Setelah baru saja menggunakan "Gerbang Hantu Tiga Belas Jarum" dan kemudian dipukuli oleh Maxim Lawson dan Eddie Brews, William Cole merasa sedikit pusing, jadi dia kembali ke mobil untuk beristirahat.
"Dia baik-baik saja, tunggu saya di mobil."
Archie Dawn langsung menutup telepon setelah selesai bicara.
Setelah sekitar sepuluh menit.
Archie Dawn menemukan mobil William Cole di tempat parkir rumah sakit dan masuk ke kursi penumpang.
"Ayah."
Saat itu, wajah William Cole memar, dia berkata.
"William Cole, saya baru saja pulang dan memeriksa rekaman pengawasan, itu Dwright Brews yang menjegal kamu!" Archie Dawn terdiam beberapa detik sebelum dia perlahan mulai berbicara, "Saya juga telah menonton rekaman pengawasan rumah sakit. Kamu membuka pakaian mertuamu bukan karena alasan yang semua orang pikirkan, kamu menggunakan jarum perak untuk membuka sumbatan pembuluh darah istri saya, bukan?"