"Sayang, bisakah kamu pergi duluan ke kamar Ibu? Aku perlu berbicara dengan saudaramu sebelum ke sana," kata Tristan dengan tenang, tanpa menunjukkan emosi khusus.
Bella menjadi waspada. Dia menatap mata Tristan sejenak, berusaha memahami suasana hatinya saat itu.
'Apa maksudnya dia perlu berbicara dengan Henry? Apakah Tristan pikir Henry belum belajar dari kesalahan dan berencana melakukan sesuatu yang buruk padaku sebagai balas dendam? Oh, tidak. Semoga Henry tidak sebodoh itu! Akan sangat buruk jika Tristan memukuli Henry lagi.' Bella bertanya-tanya dalam hati.
Namun, dia segera menepis pikiran bahwa Tristan akan melukai saudaranya itu.
"Tristan, aku sudah memukulnya sangat parah hingga dia harus operasi. Janjikan padaku kamu tidak akan mengirimnya ke ruang operasi lagi," ujar Bella dengan cemas.
Tristan tertawa kecil mendengar itu. Sebelum menjawab, dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan mencubit pipi Bella yang merona.