"Tidak apa, Sean. Jangan khawatir tentang saya. Fokus saja pada misimu," katanya, tersenyum seolah-olah Sean berada di hadapannya. "Ngomong-ngomong, beberapa hari yang lalu aku pergi ke Sushi Tei."
Bella mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia menolak membiarkan panggilan telepon yang bahagia ini berubah menjadi suram.
"Oh, benarkah!?" Nada suara Sean yang bersemangat terdengar, membuat Bella merasa lega.
"Ya... bangunan kantor saya dekat dengan restoran Sushi Tei, jadi mungkin saya akan sering kesana."
"Kedengarannya bagus, Bells. Baiklah, nanti saya akan kirimkan kartu akses saya. Jadi kamu bisa kunjungi restoran dan hotel keluarga saya tanpa perlu membuat janji, dan kamu tidak perlu mengantri atau membayar apapun juga."
Senyum Bella perlahan memudar saat dia mendengar kalimatnya. 'Hah!? Kenapa percakapan ini berubah arah!?'
Dia dengan cepat menolaknya.
Bagaimana dia bisa menerima hal seperti itu darinya?