Hanya Ingin Hidup Santai ("....").

LMNO_613
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 950
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Awal

Seorang pria muda usia 20 an sedang turun dari kapal pelni."Aku sebaiknya pulang kerumah terlebih dahulu". Gumam pemuda itu.Dia adalah zen karakter utama kita kali ini("....").

"Tolong pencuri tolong ada pencuri". Ketika sedang disela mencari taxi atau ojek, Zen mendengar teriakan seorang wanita.

Dia menoleh kearah suara itu rupanya seorang wanita sedang ditarik dompetnya oleh seorang pria dan kawanya yang satu sedang diatas motor memantau pergerakan srkitar. mereka berdua menggunakan helm. Jarak mereka, 20 meter dari tempat zen.

Zen pun bergegas menuju mereka "woe pencuri ada pencuri" Teriak zen sambil berlari menuju mereka. Teriakannya cukup keras sehingga beberapa orang mulai keluar ada juga yang penasaran dan mulai mengintip dari jendela.

Kedua pencuri itu tampak kaget. Pencuri yang memegang tas wanita itu, lalu menariknya dengan keras hingga pegangan dari tangan wanita itu terlepas. Dengan terburu-buru sang pencuri menaiki motor kawannya.

Melihat itu zen yang sudah mendekat melompat dan menendang kearah para pencuri itu tanpa disangka dari seberang jalan seseorang juga melompat dan mendaratkan tendang kearah pencuri lainnya.

Para pencuri terkena tendangan dan masing-masing terlempar dan terjatuh ke aspal dengan diiringi teriakan kesakitan. Karena seseorang sedang memukuli mereka.

Zen tidak peduli dengan teriakan kesakitan mereka, dia hanya fokus pada tas yang telah dijatuhkan oleh para pencuri. Lalu dia mengambilnya dan menuju kearah wanita yang telah di curi tasnya itu.

Ketika mendekat. zen tampak kaget, dia melihat lagi dengan pujian dimatanya karena ada seorang wanita dewasa cantik di depannya atau milf(".....").

"Wajah itu, tubuh itu. Apa yang kupikirkan? Sadarlah". Zen menegur dirinya dan tiba dihadapan wanita dewasa itu.

Wanita itu melihat zen yang datang kepadanya. Sembari menyerahkan tasnya kembali kepangkuannya. Wanita dewasa itu berkata."Terima kasih.."

"Tidak masalah.." jawab zen yang memandangnya denga heran dan pujian. Karena semakin zen melihat semakin menakjubkan wanita dewasa itu. Wanita itu sangat cantik dengan rambut dibiarkan terurai panjang hingga punggung dan agak berwarna kemerahan. zen menebak bahwa tinggi wanita dewasa didepannya 180 cm keatas dengan wajah malaikat dan tubuh iblisnya yang sempurna dan memancarkan godaan serta memakai rok selutut dan kemeja yang di masukan ke rok hingga terllihat rapi dan menggemaskan tetapi tidak terlalu menutupi sosoknya yang matang dan berisi itu ("....").

"Apakau baik-baik saja.." Tanya zen. Sedang

Mencari topik untuk berbicara.

"Ya aku baik-baik saja, terima kasih karena telah menolongku.." kata wanita itu lagi.

"Oke tidak perlu berterima kasih lagi masih ada seseorang lagi yang menolongmu ayo kita melihatnya" .dengan itu zen dan wanita cantik pergi kearah para penculik.

Ada seorang gadis muda sekitar tujuh belasan yang sedang mengikat kedua pencuri dari kelihatanya para pencuri itu sudah babak belur dan pasrah. Nampaknya mereka masih sadar dan merasakan seseorang mendekati ketika mereka melihat zen lagi satu dari mereka berteriak kearah zen." kumohon tuan tolong bawa kami kekantor polisi saja tuan kami mohon ampun tolong kami..".

Nampaknya para pencuri itu tidak tahan lagi oleh pemukulan yang dilakukan gadis muda itu. jadi mereka memohon pada zen untuk dibawa kekantor polisi('...')

Zen lalu menoleh kearah wanita cantik disebelahnya dan berkata."Nona bisa kau saja yang menelfon kantor polisi untuk mereka."

"Baiklah.." jawab wanita cantik itu.

Beberapa waktu kemudian dua pencuri itu diringkus oleh beberapa polisi lalu, wanita cantik dan gadis remaja itu dengan mulus menjawab pertanyaan dari para polisi. nampaknya para polisi itu tampak hormat dan berhati-hati terhadap wanita cantik itu. Sehingga semua berjalan lancar.

Wanita dewasa cantik mendekati Zen dan mengulurkan tanganya."Namaku Elizabeth. Bisakah aku tau namamu.." kata wanita dewasa cantik itu dengan malu-malu.

"Zen!. Senang berkenalan denganmu Elizabet..". Zen lalu menggenggam tangannya lalu melepasnya tidak berlama-lama demi kesopanan.

Lalu Elizabet meraih gadis remaja tadi yang membuat para pencuri babak belur dan memperkenalkannya."dia bernama Anna dia putriku".wanita cantik itu berkata.

"Oh jadi itu kenapa dia menghajar para pencuri itu setengah mati....").Balas zen.

"Aku juga akan membuatmu seperti mereka jika kau memanfaatkan ibuku atau coba mencari keuntungan kepadanya.." balas Ana dengan mengancam.

Zen hanya bisa diam terhadap ancaman itu.karena memang dia ingin memanfaatkan ibunya adalah fakta. "Ibumu sangat cantik tentu aku ingin mendekat.." pikirnya.("....")

Melihat Zen diam. Ana menoleh pada ibunya." Lihat dia. Dia sepertinya benar-benar punya pemikiran itu dikepalanya.."

"Apa yang kau katakan nona jangan mengartikan diamku dengan hal-ha aneh yang ada dikepalamu..". Zen buru-buru menyangkal dan ini terasa aneh kenapa gadis ini ingin menindasnya.

"Lalu kenapa kau diam saja tadi.."tanya ana

"Bukan apa-apa hanya kupikir kalian bukan ibu dan anak tetapi lebih seperti saudari adik dan kakaknya. Apa kau mencoba menipuku dan memanggil kakakmu ibu?.." jawab zen dengan pertanyaan.

Elizabet hanya bisa memerah ketika mendengar pertanyaan zen. benarkah, dia seperti kakak saudari ketika bersama dengan putrinnya.

Mungkin zen hanya bertanya tetapi itu juga mengandung pujian terlebih lagi dia diselamatkan olehnya sehingga membuat jantungnya berdekup kencang dan malu pada saat yang sama. Sudah banyak pria yang memujinya tetapi baru kali ini dia merasa jantungnya berdebar kencang.

Ana juga hanya terdiam karena pertanyaan itu. karena, ibunya memang tampak masih muda dan terlebih dia sangat cantik. jadi dia hanya bisa diam.

Melihat putrinya terdiam Elizabeth hanya memandang keduanya. Lalu kepada putrinya, putrinya memang selalu begini dia dikenal agak tomboi diluar.

"Zen sekali lagi terima kasih karena telah menyelamatkanku. Kami harus segera pergi dari sini. jika ada kesempatan mari bertemu lagi. Kami harus segera pergi.." kata Elizabeth

dengan itu sebuah mobil mewah berhenti di dekat mereka dan nampak seorang supir tua keluar."Nyonya Elizabeth dan nona Ana. Silahkan.." sambil membuka pintu mobil pak tua itu dengan hormat mempersilahkan ibu dan putrinya itu masuk.

Elizabeth dengan sopan menoleh dan tersenyum pada Zen lalu pergi menaiki mobil. Sedangkan Ana meski masih diam dia mengikuti ibunya. Sebelum masuk kemobil Ana diam diam menghadapkan tinju kecilnya pada Zen seolah-olah mengancamnya.

Tetapi karena dia juga sangat cantik Zen yang melihat hanya bisa tersenyum dan berpikir "Ibu dan putri sangat cantik entah suami mana yg menikahi Elizabeth dia pasti sangat beruntung dan untuk Ana juga meskipun agak tomboi tetapi itu menambah daya pikatnya entah pria seperti apa yang akan mendapat kannya."

"Dan idiotnya aku masih memikirkan hal seperti itu sial.." pikir zen sambil menyesali.

Setelah kepergian duo ibu dan putri.Zen akhirnya sadar dan segera mencari taxi dia menyuruh taxi kepinggiran kota dan memasuki sebuah kawasan hutanan hijau.Ada beberapa hektar tanah yang dibelinya disana.

Zen mengingat tabunganya lagi dan dia menggelengkan kepala."Elang seharusnya telah membekukan beberapa aset dan uangku yang berada di Bank. Untungnya aku sudah membeli beberapa hektar tanah.." Zen merilekskan tubuh sambil melihat keluar jendela hanya ada pephonan hijau dan padang rumput luas yang ada didepan dia tampak menikmatinya.

Tiba tiba mobil berhenti."Anak muda kau bisa turun hanya sampai disini saya bisa mengantarmu."kata pak supir taxi.

"Terima kasih tuan." Ucap zen keluar mobil, sambil tersenyum dan membayar supir itu sopan.

Mungkin karena zen terlihat sopan sopir taxi itu sedikit tersentuh dan berkata pada zen agar menghubunginya melalui nomornya. Jika dia ingin kekota lagi.

Dengan ramah Zen menerima sarannya lalu pergi. setengah jam lebih untuk sampai dengan menggunakan mobil apalagi berjalan kaki bisa lebih lama. Untuk kekota.

Akhirnya setelah sedikit berjalan lagi. zen menemukan sebuah rumah dan menelepon pemilik tanah sebelumnya dia menunggu hingga setengah jam lagi.

"Halo, permisi jadi anda tuan zen. salam kenal aku malik". Ucap seorang pak tua dengan tubuh berisi yang tidak gemuk atau kurus serta senyum ramah yang ada dibibirnya.

"Halo tuan malik saya akan langsung menempati tempat ini". Zen berkata dan tersenyum sopan

"Semoga anda puas dengan pekerjaan kami tuan Zen". Lalu malik meberi Zen kunci dan memohon izin untuk pergi karena sudah sore dan matahari mulai tenggelam.

Zen memasuki rumah dia melihat interior rumah."Rumah ini dibangun dengan baik untungnya aku sudah mempersiapkannya dari jauh jauh hari".

Rumah di bangun bergaya Rumah jepang.Dalamnya moderen, luarnya klasik tanpa tingkat. memiliki beberapa kamar tidur, Satu perapian dengan cerobong asap didapur.pemandian,Juga Toilet. sebuah sumur diluar.

Setelah memeriksa rumah zen memilih salah satu kamar dia naik ketempat tidur berbaring matanya cukup berat sebelum dia tertidur."Bukankah rumah ini cukup luas pantas saja biayanya cukup mahal.." Sudahlah.dia pun tertidur.("...")