Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Van fedrick

🇮🇩vnyaa0
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.3k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Trauma

"AAAAAA!! Dood mij alstublieft niet, meneer, ik smeek u" (Tolong jangan bunuh saya, Pak, saya mohon)

seorang wanita pribumi yang berteriak karena melihat suaminya yang baru saja ditembak oleh prajurit Belanda, wanita itu memohon kepada prajurit Belanda itu agar tidak membunuh dirinya, seorang anak perempuan yang berusia sekitar 5 tahun sedang bersembunyi didalam lemari.

Tak lama dari ruang tengah terdengar suara tembakan dan jeritan anak tersebut menangis ketakutan karena suara tembakan yang terdengar sangat jelas ditelinga, seorang prajurit Belanda menemukan anak perempuan itu, dia tidak berbicara apa pun, prajurit tersebut menutup kembali pintu lemari itu dan pergi,

" Generaal, er zijn hier geen mensen meer, we moeten onmiddellijk vertrekken voordat de inboorlingen dit dorp verlaten"

(Jenderal, tidak ada orang lagi di sini, kita harus segera pergi sebelum penduduk asli meninggalkan desa ini) ucap salah satu prajurit,

terdengar suara langkah kaki yang terdengar seperti menjauh setelah suara langkah kaki itu sudah tidak terdengar lagi, anak itu melangkah keluar dari lemari anak itu melihat dua buah jasat manusia berada diruang tengah ia mengenali kedua jasad itu yang ternyata adalah kedua orang tuanya, anak itu sudah tidak bisa menangis lagi dia hanya diam melamun sampai seorang pria tua masuk kedalam rumahnya pria tua itu melihat anak perempuan yang sedang duduk sambil memegang jasad ibunya,

"astaghfirullah"

ucap pria itu ia langsung mendekati anak itu

"Aisyah kamu tidak apa apa kan?"

Pria tua itu mengecek kondisi anak perempuan itu yang disebut sebagai Aisyah, Aisyah hanya mengangguk, pria tua itu langsung menggendong dan membawa Aisyah pergi keluar dari rumah itu Aisyah hanya diam tatapannya kosong.

* 5 tahun kemudian pada tahun 1925 dipinggiran kota Batavia*

Setelah kejadian itu sekarang Aisyah tinggal bersama pria tua yang menolongnya Aisyah yang merupakan kakak dari orang tua Aisyah dia memanggil pria tua itu dengan sebutan

"kyai amin"

kyai amin mengubah rumah Aisyah menjadi pondokan tempat untuk anak anak belajar mengaji dan sebagai tempat tinggal untuk anak anak yang tidak mempunyai orang tua, Aisyah juga ikut tinggal di pondokan di pondok itu Aisyah mempunyai teman yang bernama Allie seorang gadis keturunan Belanda berumur 15 tahun 5 tahun lebih tua dari Aisyah, kenapa dia bisa tinggal di pondok ini karna ayah Allie yang seorang prajurit Belanda dan ibunya yang seorang pribumi saat Allie berusia 10 tahun ayahnya ditangkap karena ketahuan menikahi dan mempunyai keturunan dengan pribumi ia dianggap sebagai penghianat alhasil ayah Allie pun dibunuh oleh para prajurit Belanda untuk ibu Allie dia diculik oleh para prajurit Belanda banyak orang yang mengatakan jika ibu Allie sudah meninggal dunia karena sudah 5 tahun sejak ibunya diculik Allie tidak pernah lagi bertemu dengan ibunya.

Sore harinya Aisyah dan Allie disuruh oleh mencari bahan makanan di hutan, Allie menyuruh Aisyah untuk berpencar dan kembali lagi sebelum matahari terbenam, Aisyah pergi ke arah selatan saa ia sedang memetik beberapa buah Aisyah mendengar suara tembakan, Aisyah langsung memejamkan matanya dan menutup telinganya menggunakan tangan karena dirinya teringat akan kejadian 5 tahun lalu saat para prajurit Belanda membunuh kedua orang tuanya, saat Aisyah merasa lebih tenang ia membuka matanya Aisyah melihat seorang laki-laki Belanda yang sedang menodongkan senapan ke arahnya bersiap untuk menembak mata laki-laki itu menatap tajam ke arah Aisyah mata Aisyah memerah matanya berkaca-kaca ia sangat ketakutan, Aisyah memejamkan matanya lagi saat mendengar suara tembakan yang terdengar sangat jelas yang ternyata...