"Kakak, Kakak...."
"Kakak, cepat bangun."
"Kakak, Ibu sudah meninggalkan kita, kakak juga mau meninggalkan kita...huhuhu...."
"Kakak, huhuhu...."
Jiang Xi digoyang-goyangkan sampai kepala sakit, dengan berat membuka mata.
Empat orang anak kecil dengan tinggi yang berbeda, tubuh kotor serta wajah yang penuh dengan air mata dan ingus, menangis sejadi-jadinya.
Dia kaget, dengan otomatis mengeserkan tubuhnya dan tidak sengaja memegang sesuatu yang dingin dan kering, langsung membuatnya terduduk.
Kenapa di sini ada jenazah?
Sebuah tangan hitam memegangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Kakak....untung kakak masih hidup....huhuhu..."
Jiang Xi lansung menarik kembali tangannya.
Baru menyadari tangannya tidak seperti tangannya, baju juga bukan bajunya.
Langung memegang wajah yang kurus kering, jelas bukan wajahnya.
Tatapan mata melihat ke sekujur tubuh.
Baju yang sudah tidak terlihat warna aslinya, membuat suasana hati menjadi buruk.
Membuat sekujur tubuhnya merinding.
Dengan pikiran yang kacau, tiba-tiba datang seorang wanita dengan baju yang penuh dengan tambalan.
"Zhaodi, ayo cari tempat buat menguburkan Ibumu, bibi ketiga akan mencari cara untuk menemukan ayah kalian."
Zhaodi?
Jiang Xi melihat ke empat anak kecil dan jenazah yang sudah dingin, sebuah ingatan yang asing masuk ke otak dan sekujur tubuhnya.
Dia baru sadar kalau dirinya terlahir kembali ke dalam sebuah novel dengan cerita yang tidak masuk akal.
Judulnya: Terlahir kembali sebagai pemeran figuran bernama Jiang Zhaodi yang berusia 13 tahun.
Ibu Jiang Zhaodi baru meninggal, belum dikuburkan, Jiang Zhaodi sudah pingsan dalam tangisannya.
Dalam pingsannya, dia teringat penderitaannya selama ini, langsung meninggal dalam kesedihannya.
Dia sekarang berada di dalam tubuh Jiang Zhaodi, juga mengetahui cerita aslinya, sehingga mengerti penderitaan yang dirasakan oleh Jiang Zhaodi.
Dalam novel tersebut, tertulis bahwa sekarang adalah tahun 1963.
Ayah yang menghilang selama 5 tahun memberikan kabar, ibu membawa anak-anaknya untuk mencari ayah dan meninggal dalam perjalanannya, dan menitipkan anak-anaknya kepada bibi ketiga.
Namun, bibi ketiga malah menjual Jiang Zhaodi dengan sekantong beras, meninggalkan empat adiknya lalu pergi bersama pacarnya.
Jiang Zhaodi jatuh ke dalam penderitaan dan penyiksaan yang tiada habisnya.
Sampai lima tahun baru bisa kabur dari penyiksaan, sampai hampir kehilangan nyawa dan bertemu dengan pemeran utama pria yang menyelamatkan nyawanya, lalu mengikutnya ke utara.
Dia yang merupakan pemeran figuran, sangat memprihatinkan dan tidak ada yang menarik.
Tidak jarang membuat pemeran utama pria dan wanita bertengkar, bermusuhan dengan pemeran wanita.
Terakhir, oleh pemeran utama wanita dikembalikan ke tempat dia dijual dan disiksa sampai akhir hayatnya.
Adik-adik Jiang Zhaodi, karena tidak ada yang merawatnya, juga menjalani hidup dengan penuh penderitaan, sampai ada yang meninggal.
Adik perempuannya Maimiao menemukan ayahnya yang hilang. Walaupun ayah memiliki kehidupan yang cukup enak, namun dia sudah menikah lagi.
Maimiao di tangan ibu tiri juga mendapatkan hidup yang penuh dengan penderitaan, sampai akhirnya menikah dengan seorang pria berkaki pincang yang berkerja di pabrik bata, meninggal dalam depresi.
Sialnya, karena merasa kakak beradik ini sangat tragis sehingga menuliskan surat kritikan agar penulis mengubah alur cerita, malah membuat dia kehilangan pekerjaannya yang merupakan seorang artis.
Dengan kesal, dia memutuskan untuk pulang ke kampung halaman dan melanjutkan bisnis perternakan nenek, menjadi generasi kedua yang santai. Ternyata, di perternakan mengalami gempa yang cukup besar sehingga membuat dia dan nenek tertimbun reruntuhan dan langsung meninggal.
Adakah yang lebih menyedihkan darinya!
Apapun tidak punya, harus bagaimana agar bisa hidup sampai akhir cerita!
Salah! Dia tidak sendiri! Masih ada keempat adik kecilnya!
Adik kedua bernama Yuanbao berusia 8 tahun, adik ketiga bernama Mibao yang kembar dengan Maimiao berusia 5 tahun, dan satu lagi adalah Xiaoshitou yang merupakan anak dari paman kedua berusia 5 tahun.
Paman kedua sangat miskin, sehingga istrinya kabur dengan pria dari bagian timur.
Di bagian timur banyak tanah, kehidupan jauh lebih baik dan jumlah wanita yang sedikit di sana. Jadi pria-pria di sana akan mencari istri ke daerah perkotaan.
Bibi kedua bukan orang pertama yang diperistrikan, juga bukan orang terakhir.
Paman kedua dengan sedih berlebihan bunuh diri bersama anak perempuannya yang masih bayi.
Sekarang membawa Xiaoshitou ke bagian timur juga untuk mencari ibunya.
Empat anak kecil ini tidak mengerti apapun, hanya tahu menangis. Bagaimana dia merawat keempat anak ini? Apakah harus mengemis?
Semakin melihat keempat anak ini, dia semakin sakit kepala. Jika hanya dirinya sendiri masih bisa mencari cara. Tapi ditambah empat anak, di zaman ini akan susah bertahan hidup!
Jika dipikir-pikir, pemeran utama wanita akan muncul 5 tahun lagi dan penderitaan Jiang Zhaodi muncul karena bibi ketiga, yaitu wanita yang berbicara tadi.
Paman ketiga meninggal muda, jadi bibi ketiga sudah jadi janda saat masih muda, tidak memiliki keturunan. Pacar bibi ketiga juga sudah berkomunikasi dengannya saat Jiang Zhaodi pingsan.
Ibu Jiang Zhaodi bisa meninggal karena mengetahui mereka ingin menjual anak-anaknya untuk mendapatkan makanan.
Saat ini sudah hampir sampai ke bagian timur, Ayah Jiang Zhaodi tidak bisa diandalkan, satu-satunya yang bisa diharapkan adalah keluarga dari Ibu yang berada di bagian utara.
Jarak ke rumah keluarga Ibu kurang lebih 50 km, jarak ke desa selanjutnya hanya 5 km saja.
Dari alur cerita novel, orang yang menyiksa Jiang Zhaodi ada di desa selanjutnya.
Setelah dipikir-pikir, dia mencoba untuk pura-pura masuk ke jebakan bibi ketiga.
Hanya dengan mengubah nasib dijual, maka penderitaannya akan menjauh.
Dengan gampang air mata mengalir: "Bibi ketiga, tubuhku saat ini sangat lemas, bolehkah bibi membantuku untuk menguburkan ibu?"
"Baik, kamu istirahat dulu!" Bibi mempunyai rencananya sendiri, sehingga menyetujuinya dengan cepat.
Bibi memanggil beberapa orang baik untuk membantu, salah satu dari mereka adalah pacar dari bibi.
Mereka saling bertatapan, Jiang Xi pura-pura tidak melihatnya. Dia terus menangis dan memanggil "Ibu", terlihat sangat tidak berdaya.
Menangis merupakan keunggulannya dalam berakting. Tidak hanya dapat menangis dalam kondisi seperti apapun, juga bisa dengan berbagai perasaan, sangat profesional sekali.
Setelah selesai mengubur Ibu, dia pura-pura tidak sengaja menabrak bibi ketiga sehingga membuatnya berlutut tepat di depan kuburan Ibu.
Sebelum bibi ketiga menyadarinya, diba berkata: "Ibu, lihat bibi ketiga sangat pengerti, tahu bahwa kami anak-anak tidak mengerti tata krama, sehingga memberikan kami contoh!"