Dante, memimpin squad Custodes bersama sebuah Dreadnought yang mengamuk, bergerak menuju gua yang dilaporkan sebagai tempat di mana sebuah Daemonculaba sedang dibangun. Masuk ke dalam mulut gua yang gelap dan dipenuhi atmosfer yang tak wajar, Dante merasakan hawa jahat menyelubungi tempat itu. Dengan satu gerakan tenang namun pasti, ia mengaktifkan Power Swordnya, pedangnya memancarkan cahaya terang, memotong kegelapan di sekitarnya.
Dalam benaknya, Dante waspada. Pengalamannya di dimensi lain telah mengajarkan bahwa gua seperti ini selalu menjadi sarang teror tersembunyi. Bukan hanya bahaya dari Daemon dan kultis Chaos yang ada di dalamnya, tetapi juga jebakan-jebakan mematikan yang telah menjadi ciri khas Iron Warriors, sebuah legiun yang pernah menghancurkan banyak musuh dengan strategi bertahan dan perang jebakan. Dante teringat peristiwa terkenal ketika Imperial Fists hampir hancur total karena perangkap yang dirancang dengan teliti oleh Perturabo. Keganasan jebakan tersebut menguatkan tekadnya untuk melangkah dengan hati-hati.
Setiap langkah tim disertai derak suara mekanis dari Dreadnought, yang tampaknya siap menabrak apapun yang menghadang. Kesh, Valorach, dan Allarach menyisir bagian kiri dan kanan gua, mengamankan setiap jalur, sementara Alexander mengawasi bagian belakang, menjaga dari kemungkinan serangan musuh dari arah yang tak terduga. Udara semakin berat, dan suara-suara bisikan mengerikan mulai terdengar dari kedalaman gua. Jelas, ada sesuatu yang jauh lebih gelap dan jahat sedang menunggu mereka di dalam.
Tak lama, mereka tiba di ruangan besar di dalam gua. Di tengah ruangan itu, Dante melihat skema mengerikan dari Daemonculaba yang hampir selesai. Organisme besar, menjijikkan, dan tak alami—sebuah persilangan antara mesin dan daging hidup, diresapi dengan kekuatan Warp—menggeliat, siap untuk melahirkan makhluk-makhluk sesat yang terdistorsi oleh kekuatan Chaos.
Mendadak, suara mekanik dan suara-suara mantra terdengar dari sudut-sudut gua. Dari kegelapan, sekelompok Iron Warriors dan Sorcerers Tzeentch muncul, siap untuk mempertahankan proyek sesat mereka.
Dante melangkah maju dengan Kesh di sisinya, tatapan mereka tertuju pada Sorcerer Thousand Sons yang berdiri di ujung lorong gua yang diterangi cahaya lemah. Kekuatan psionik terasa memekik di udara, namun tanpa ragu mereka menyerang dengan kekuatan penuh. Dante dengan cepat menyerang memakai Power Swordnya mencegah Sorcerer tersebut merapalkan mantra, sementara Kesh, dengan Power Swordnya, menghantam perisai energi Sorcerer itu. Sihir Warp berusaha bertahan, namun keteguhan Dante dan Kesh lebih kuat. Dalam hitungan detik, perlawanan Sorcerer itu hancur dan ia terpaksa mundur, menghilang ke dalam kegelapan.
Sementara itu, Allarach memimpin Valorach, Alexander, dan Dreadnought yang menggelegar dalam pertempuran melawan sekelompok Iron Warriors. Bolter dan rantai gergaji menghancurkan atmosfer dingin gua itu, dan suara dentuman logam dan tembakan memantul di antara dinding batu. Tidak ada ruang untuk belas kasihan, setiap serangan dijawab dengan keganasan. Dalam waktu singkat, pasukan Iron Warriors pun lenyap di hadapan kekuatan gabungan mereka.
Dante dan Kesh bergegas kembali ke pusat gua, di mana mereka bertemu dengan pasukan mereka yang sedang mengamankan area tersebut. Di sana, di tengah gua, berdiri sebuah kontrapsi yang terkutuk—bentuknya menyerupai tubuh wanita, namun dengan perut yang besar dan melar seperti sedang hamil, memancarkan aura menjijikkan. Sebuah tungku menganga di bagian tengah tubuhnya, dengan tabung-tabung kimia aneh yang menjalar dari puncak perutnya. Setiap inci dari mesin itu terasa jahat, seperti dibuat dari kehinaan dan kebrutalan semata.
Dante menatap dalam diam, matanya menyempit saat dia mengambil gambar dari kontrapsi tersebut, memastikan bukti kekejaman ini tidak hilang. Saat dia mendekat, matanya menangkap tulisan pada sebuah label yang tertempel pada kontrapsi tersebut: Daemonculaba Mark 2.
"By The Emperor, benda ini sangat terkutuk..." kata Kesh, "Aku sudah mengambil gambar sebagai bukti, segera siapkan Melta Charger." kata Dante, Kesh segera memasang Melta Charger. "Iron Warrior ternyata cukup kreatif bisa membuat benda terkutuk seperti ini." kata Vallorac, "Laporan dari 4th Company Captain Uriel Ventris tidak medeskripsikan bentuknya, sepertinya aku tahu kenapa.." kata Alexander, "Terlalu terkutuk untuk diambil fioto sebagai bukti." kata Kesh selesai memasang Melta Charger, "kalau begitu kita segera keluar." kata Dante.
Dante memimpin skuadnya keluar dari gua dengan kecepatan yang nyaris putus asa, langkah-langkah mereka menggema di lorong-lorong batu yang sempit. Dentuman dari pertempuran masih terdengar di kejauhan, namun fokus Dante tetap terjaga—mereka harus keluar sebelum semuanya hancur. Pasukan Space Marine dari Iron Warriors yang menghadang di jalanan gua itu dijatuhkan satu per satu, setiap serangan Dante dan skuadnya mematikan dan terukur. Tembakan bolter menghantam armor musuh dengan akurasi yang tidak bisa disangkal.
"Terus maju! Jangan berhenti!" perintah Dante, suaranya keras dan tegas, memastikan seluruh anggota squadnya tetap bersatu.
Rute pelarian mereka mengikuti jalan yang sama ketika mereka masuk, tetapi Dante memastikan mereka bergerak lebih cepat kali ini. Waktu mereka semakin menipis. Di kejauhan, suara ledakan yang mengguncang seluruh gua membuat langkah mereka semakin dipercepat—Melta Charger telah meledak, menghancurkan kontrapsi terkutuk yang disebut Daemonculaba.
Saat timnya mencapai mulut gua, mereka disambut oleh ledakan yang menggetarkan tanah di belakang mereka, debu dan serpihan batu beterbangan keluar dari dalam gua. Dengan perasaan lega yang singkat, Dante memimpin skuadnya keluar dari bahaya tepat waktu, namun di saat yang sama, ancaman baru segera mengungkapkan dirinya.
Di luar gua, langit yang kelam dihiasi oleh sosok-sosok armorik besar yang mulai bergerak mendekat. Pasukan Iron Warriors dan Thousand Sons menunggu mereka, membentuk lingkaran rapat yang segera mengurung Dante dan timnya.
"Sial...." kata Kesh, "Sepertinya kita harus sedikit...." kata Dante, "Lord Dante, Justicar Avallon dari 6th Brotherhood of Grey Knight disini." kata Avallon, "Disini Shield Host Captain Dante, lakukan apa yang kalian bisa." kata Dante melalui Vox Com, "Baiklah, Grey Knight bergerak sekarang." kata Justicar Avallon, Seketika Daemon yang menemani Thousand Son Legion dan Grey Knight terpencar karena Grey Knight mulai mangcaukan formasi mereka, "Kesh...Vallorach... Allarac...Alexander..." kata Dante sambil memberi kode
Kesh segera mengangguk, dan yang lain mengikuti, mempersiapkan diri untuk pertempuran brutal yang tak terelakkan. Dreadnought yang menemani mereka mulai mengeluarkan raungan amarah, sensor optiknya menyala terang saat ia mengarahkan senjata beratnya ke arah Rubric Marines dari Thousand Sons. Dengan setiap tembakan, ledakan plasma meledakkan tubuh-tubuh tak bernyawa itu, menghancurkan armor mereka menjadi serpihan logam yang terlempar ke segala arah.
Sementara itu, Dante bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, gerakan cepat dan tusukan mematikan dari Power Spearnya ke barisan Rubric Marines, membuat perisai sihir mereka goyah. Karena jaraknya sudah cukup dekat, Dante mengayunkan pedang energinya, memenggal kepala salah satu Rubric Marines dengan satu tebasan bersih, tubuh yang tak bernyawa itu jatuh ke tanah dengan suara berdebum. Tebasan kedua menyusul cepat, memotong yang lainnya dengan presisi mematikan.
Kesh, dengan ketegasan yang tak kenal lelah, menyerang beberapa daemon yang memutuskan tetap tinggal, terikat oleh kehendak dari Warp. Plasma pistolnya melelehkan tubuh iblis-iblis tersebut, sementara pedangnya menebas mereka dengan ganas. Setiap gerakannya adalah perwujudan dari kemarahan dan keteguhan seorang Space Marine yang telah bertarung selama berabad-abad.
Di sisi lain medan pertempuran, Allarach, Vallorac, dan Alexander bergabung untuk menghadapi Space Marines Iron Warriors yang tersisa. Dalam sebuah paduan serangan yang terkoordinasi, mereka melesatkan tembakan bolter dan menghujani musuh dengan serangan brutal. Tembakan melubangi armor besi tebal para pengkhianat, dan serangan pedang menghancurkan helm mereka, menjatuhkan setiap musuh yang mendekat.
Di tengah kekacauan itu, Dreadnought beraksi dengan kemarahan yang luar biasa. Suara deru mesin perang itu menggema di medan tempur ketika senjata api beratnya memuntahkan tembakan bertubi-tubi ke barisan Iron Warriors. Para Space Marine pengkhianat yang mencoba bertahan hancur di hadapan kekuatan yang tak terhentikan, satu per satu jatuh di bawah tembakan dan serangan mekanik raksasa tersebut.
Dreadnought, penuh murka, memukulkan lengannya ke tanah, menghancurkan apa pun yang berada di jalannya. Armor tebal para pengkhianat yang biasanya tahan terhadap senjata biasa kini remuk di bawah amukan mesin kematian yang tak kenal belas kasihan.
"Inquisitor Yamada disini, maaf kalau aku tidak memberi tahu kalau aku memanggil Grey Knight." kata Inquisitor Yamada", "Justru itulah yang kami butuhkan, kau baru saja menyelamatkan kami semua" kata Dante, "Kalau begitu apa boleh mereka melakukan tugasnya?" tanya Inquisitor Yamada, "Tentu saja, kalau bisa mereka mengalahkan Sorcerer yang mengendalikan planet ini dan kami yang mengurus Iron Warrior Warsmith disini." kata Dante, "Kalau begitu semoga beruntung, Emperor protect." kata Inquisitor Yamada, "Emperor Protect dirimu juga." kata Dante, melihat sebuah benteng kecil, "Jadi bagaimana?" tanya Kesh, "Kurasa aku tahu kita harus kemana." kata Dante menunjuk ke sebuah benteng kecil, "Baiklah kalau begitu.... berikutnya Warsmith Iron Warrior." kata Vallorach.
Dante bersama skuadnya bergerak cepat menuju benteng kecil yang menjadi sasaran mereka, melalui lorong-lorong penuh puing dan reruntuhan. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan pasukan Iron Warriors yang disertai oleh daemon-daemon yang mengenakan armor mekanis, menciptakan perpaduan teknologi dan kekuatan Warp yang mengerikan. Namun, skuad Dante tak gentar. Bolter dan plasma menggelegar, menghancurkan musuh-musuh mereka tanpa henti. Setiap langkah maju membawa mereka lebih dekat ke benteng, dan setiap serangan mereka dipenuhi dengan ketepatan dan keganasan yang khas dari Astartes yang sudah berpengalaman.
Setibanya di benteng, Dreadnought yang menemani mereka tidak membuang waktu. Dengan kekuatan yang luar biasa, ia menghantam gerbang besi benteng itu, menghancurkannya menjadi serpihan logam. Para Iron Warriors yang mencoba bertahan di belakang gerbang dihancurkan dalam sekejap, ditembaki oleh rentetan tembakan yang mematikan dari senjata berat Dreadnought dan serangan cepat Dante dan squadnya. Para pengkhianat runtuh satu per satu, tak mampu menahan amukan pasukan Dante yang penuh dengan kebencian terhadap penghianatan mereka terhadap Imperium.
Dante memimpin skuadnya memasuki benteng, langsung menuju ke tengah ruangan yang dipenuhi teknologi bengkok dan simbol-simbol besi hitam. Di sana, di jantung benteng, Warsmith dari Iron Warriors berdiri di depan altar logam, berbicara kepada sosok yang tampak di layar holo yang memudar. Sekilas, Dante menangkap bayangan sosok tersebut—mengenakan Terminator Armor dengan helm berbentuk tengkorak yang menatap dengan kehampaan menakutkan. Armor itu terlihat berbeda, jauh lebih mengesankan dan menakutkan daripada yang biasa ditemui Dante di medan perang.
Mata Dante menyipit ketika dia memperhatikan detail dari armor itu. Lengan atas sosok di holo itu membawa Heavy Bolter dengan tiga laras besar, sebuah senjata yang hanya dikenakan oleh prajurit yang sangat berpengaruh. Pikiran Dante berputar, mencoba mengingat di mana dia pernah melihat konfigurasi ini sebelumnya. Dan tiba-tiba, kesadaran itu menghantamnya seperti palu perang.
"Perturabo..." bisik Dante, suaranya tenang tetapi nadanya seolah ing8in sekali segera berduel.
Warsmith itu baru saja selesai melaporkan situasi kepada Primarch pengkhianat dari Iron Warriors, Perturabo sendiri. Dante menggenggam bolternya lebih erat, amarah membara di dalam dirinya. Warsmith itu mungkin telah selesai berbicara dengan Perturabo, tetapi sekarang dia harus menghadapi murka Dante dan skuadnya.
"Selamat datang di rumah kecil kami, Kau pasti Custodes yang diceritakan oleh Sorcerer tersebut." kata Warsmith tersebut, "Kau baru saja melaporkan semuanya pada Lord of Bitter?" tanya Dante dengan nada menghina, "Lord of Bitter? usaha bagus...." kata Warsmith tersebut, "Karena terlalu cemburu dengan Primarch lain jadinya seperti ini, ini mah bukan Lord of Iron." kata Dante, "Lalu apa kalau bukan Lord of Iron?" tanya Dreadnaught tersebut dengan nada robotik yang jahil, "Lord of Copper." kata Kesh dengan tertawa kecil, "Kalian..... Aku Warsmith Franztazo akan membunuhmu."
Warsmith Franztazo, dengan pasukan elitenya yang ganas, menyerang dengan penuh kekuatan, memisahkan Dante dari Kesh dan anggota skuad lainnya. Dante, yang tersisa sendirian, tidak gentar. Dengan satu gerakan cepat, dia mengaktifkan Power Spear di tangan kirinya dan Power Sword di tangan kanannya, bersiap untuk menghadapi duel maut dengan Franztazo.
Pertarungan dimulai dengan kekuatan penuh, Franztazo menyerang Dante dengan keganasan dan ketepatan seorang Iron Warrior yang sudah terbiasa menghancurkan lawan-lawannya sejak awal pertempuran. Setiap ayunan senjatanya berat, brutal, dan tanpa ampun, berusaha memaksa Dante ke sudut tanpa kesempatan untuk menyerang balik. Dante, bagaimanapun, adalah seorang veteran yang terasah dalam banyak pertempuran. Dia menangkis setiap serangan dengan kecepatan yang luar biasa, menghindari tebasan maut Warsmith dan mencari celah dalam serangan lawannya.
Franztazo terus menekan, tembakan bolter dari tangan kirinya mengancam di antara ayunan senjatanya. Dante tahu bahwa Iron Warriors tidak dikenal karena memberi jeda kepada lawan; mereka mengandalkan tekanan terus-menerus hingga musuh akhirnya menyerah. Namun, Dante tetap tenang, membaca pola serangan Warsmith tersebut.
Serangan demi serangan, Franztazo semakin meningkatkan intensitasnya, namun dalam sekejap mata, Dante melihat celah yang telah ditunggunya. Dalam satu gerakan yang hampir tidak terlihat, Dante menghindar dari serangan frontal Franztazo, mengayunkan Power Sword miliknya ke arah tangan kiri Warsmith yang memegang bolter gun. Tebasan itu tepat, memotong melalui armor keramik dan logam, membuat tangan kiri Franztazo terputus dan jatuh ke tanah dengan bunyi keras.
Teriakan amarah terdengar dari Warsmith Franztazo, yang terpaksa mundur sejenak, darah hitam mengalir dari luka yang baru saja terbuka. Namun, Dante tidak memberi Warsmith itu kesempatan untuk pulih. Dalam hitungan detik, Dante bergerak maju dengan kecepatan yang mematikan. Power Spear miliknya menusuk berulang kali ke titik-titik vital di armor Franztazo, menembus lapisan ceramite dan logam yang melindungi tubuhnya.
Setelah tusukan terakhir yang menghancurkan, Dante menutup serangannya dengan satu tebasan cepat dari Power Sword. Pedang energi itu memotong leher Franztazo dengan presisi yang sempurna, memisahkan kepala sang Warsmith dari tubuhnya. Tubuh Franztazo jatuh ke tanah dengan dentuman berat, helm tengkoraknya terlempar jauh, dan pertempuran berakhir dengan cepat.
Setelah menyaksikan kematian Warsmith Franztazo di tangan Dante, salah satu pasukan elite Iron Warriors yang tersisa segera memutuskan untuk mundur. Kekalahan pemimpin mereka menjadi tanda jelas bahwa pertempuran ini tidak bisa dimenangkan. Sementara mereka melarikan diri, Kesh dan anggota skuad lainnya, yang kini menyadari bahwa Dante telah memenangkan duel tersebut, dengan cepat mengejar para elit yang sengaja bertahan ditempat atau yang tertinggal, membunuh mereka satu per satu.
Benteng yang sebelumnya dipenuhi dengan suara dentuman senjata dan teriakan perang kini hening. Dante berdiri tegap di tengah ruangan yang berlumuran darah dan reruntuhan, menarik napas dalam-dalam saat dia memandangi pemandangan di luar benteng. Langit di atas Adamnadula I yang tadinya gelap, penuh dengan energi Warp dan tanda-tanda kehadiran Chaos, perlahan-lahan mulai kembali normal. Udara terasa lebih tenang, dan Dante bisa merasakan bahwa perubahan sedang terjadi.
Dia tahu, dari tanda-tanda yang terlihat, bahwa para Grey Knights yang diterjunkan telah menyelesaikan misi mereka. Sorcerer dari Thousand Sons, yang menjadi salah satu sumber kekacauan di planet ini, telah dikalahkan. Pengaruh Warp yang mencengkeram planet tersebut mulai melemah dan surut.
Dante menghela napas lega, meskipun sadar bahwa ini hanyalah satu pertempuran dari sekian banyak yang masih akan datang. Namun, untuk saat ini, dia dan skuadnya telah menyelesaikan tugas mereka dengan gemilang. Adamnadula I, meski masih bergetar dari dampak pertempuran, perlahan-lahan mulai pulih kembali, seperti yang sudah Dante prediksi. Ini adalah kemenangan yang signifikan bagi Imperium, dan satu langkah lebih dekat untuk membersihkan sektor dari pengaruh Chaos dan pengkhianatan.