Chu Cichen batuk dan menatap Shen Ruojing, tidak yakin hendak berkata apa.
Dia melirik ke sekeliling lalu menurunkan suaranya. "Bos kita punya satu ciri khas."
"Apa itu?"
"Dia takut istri, jadi kamu hanya perlu memuji istrinya sebanyak mungkin."
Shen Ruojing langsung memerankan perannya. "Untuk bisa menikahi seorang pria yang telah mencapai level bosmu, istrinya pasti luar biasa! Dia pasti cantik, pintar, dan berbakat!"
Chu Cichen menatapnya dengan mata yang dalam. "Ya, ya, kamu benar."
Shen Ruojing. "Kenapa aku merasa kamu sedang mengejek saya?"
Chu Cichen dengan cepat melambaikan tangannya. "Aku tidak berani, aku sama sekali tidak berani. Lagipula, kamu sangat cantik, pintar, dan berbakat."
Shen Ruojing. "?"
Mengapa kata-katanya terdengar familiar?
Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih lanjut, Chu Cichen dengan cepat mengalihkan topik lagi. "Apakah kamu punya kandidat untuk skuad prajurit wanitamu? Sepertinya wanita dari Negara A terlalu takut."
"Bagaimana bisa begitu!"