Tiba-tiba, Qiao Lian teringat sesuatu dari masa mereka baru menikah. Saat itu, ini persis seperti pandangan yang sering dia lihat di mata Shen Liangchuan. Kebencian terhadapnya, seolah-olah dia tidak sabar untuk menyiksanya hingga mati.
Namun, di masa kasih sayang dan cinta yang mengikuti awal yang kasar dan sulit itu, dia hampir lupa bahwa dia menikah dengannya sebagai tindakan balas dendam.
Hatinya terasa seolah-olah sedang diperas dengan erat oleh sepasang tangan tak terlihat, menyebabkan dia meringis kesakitan saat menatapnya.
Baru setelah dia mendorongnya ke lantai, Shen Liangchuan menyadari bahwa dia telah tertidur sebelumnya.
Dan semua ini hanyalah sebuah mimpi.
Namun, wajah berlumuran darah Pahlawan Jiwa masih menyebabkan hatinya berdegup dengan gila.
Dia tidak sadar atas amarah di matanya saat menatap Qiao Lian.