GENOSA merasakan keputusasaan yang mendalam saat ia melawan salinannya. Setiap gerakan yang ia buat, setiap strategi yang ia pikirkan, salinan itu sudah tahu dan memiliki jawaban untuk itu. "Bagaimana aku bisa mengalahkan diriku sendiri?" gumam GENOSA, serangan demi serangan ia luncurkan, hanya untuk dihalau dengan mudah oleh salinannya.
GENOSA, dengan tekad untuk melarikan diri dari kejaran VOIDBRINGER, memutuskan untuk naik ke dimensi yang lebih tinggi, tempat di mana ia berharap akan menemukan keamanan atau setidaknya keunggulan strategis. Namun, VOIDBRINGER, dengan kemampuan adaptasi dan salinan yang sempurna, mengikuti dengan mudah, seolah-olah tidak ada batasan yang bisa menghalanginya.
Dengan keputusasaan yang mendalam, GENOSA mencoba taktik baru; ia menyerang secara fisik, memanfaatkan kecepatan dan kekuatannya untuk berada di setiap sudut, di masa lalu dan masa depan, mencoba mengecoh VOIDBRINGER. Namun, VOIDBRINGER juga melakukan hal yang sama, meniru setiap gerakan GENOSA dengan presisi yang menakutkan.
Pertempuran mereka menjadi semakin intens, dengan serangan yang terjadi secara simultan di berbagai titik waktu. GENOSA dan VOIDBRINGER, keduanya tidak terikat oleh batasan linier, berduel dalam pertarungan yang tampaknya tidak memiliki awal atau akhir.
Pada puncak pertarungan, GENOSA mengalami penurunan ke alam bawah sadar yang dalam. Di sana, ia bertemu dengan sosok abstrak yang misterius, yang memberinya pencerahan yang menentukan.
entitas yang tak terdefinisi, yang berbicara dengan suara yang meresonansi dari dalam.
"Sesungguhnya, kau adalah ciptaanku, dan kau yang akan menang," ucap sosok itu, suaranya mengalir seperti angin melalui daun-daun