Aku Shoo, ibu ku memberikan nama itu kepadaku. Aku tak tahu apa artinya.. Bahkan saat ia meninggal ia tak mau memeberi tahu arti nama ini.
Jadi.. Aku Shoo, aku ber umur 21 tahun, aku hanya lelaki biasa yang bisa si bilang kurang tampan. mempunyai hobby membaca buku fantasy di perpustakaan kota sambil mendengar music. Aku sangat suka dengan suasana perpustakaan ini..
Dengan interior seperti di kerajaan,dengan dinding marmer bermotif putih keemasan dan interior mewah itu, rak rak yang sangat cocok dengan tema nya, dan lampu gantung dari cristal nan tampak mewah.
Perpustaakan ini sudah ada sejak ibuku masih kecil, jadi buku di sini pastinya sudah sangat lengkap.
Ruangan yang paling aku sukai adalah ruangan tengah, karna disana ada tempat duduk melingkar dengan meja yang cukup luas, dan diatas pelafonnya tergantung lampu kristal nan indah dan mewah. Dengan di kelilingi oleh rak buku, membuat membaca jauh lebih menyenangkan.
Aku duduk di ruangan itu dan membaca lembar pertama dari buku fantasi kesukaanku. Buku yang berisi petualangan yang menarik dan alur yang sangat membuat penasaran itu membuatku ketagihan membacanya.
Saat aku hendak membuka lembar selanjutnya, tiba tiba lantai bergetar sangat kencang, semua lari berhamburan, rak buku pun mulai berjatuhan kesana kemari, buku buku berhamburan kemana mana.
Jalan kaburku tertutup oleh rak buku yang jatuh kemana mana, aku hanya bisa berdoa di ruang tengah.
Cit cit, suara lampu cristal nan besar di atas kepalaku. Ia bergoyang-goyang seperti mau copot, bunyi besi dan kristal yg bergantungan itu sangat berisik bersamaan dengan getaran tanah yang hebat.
Tak lama kemudian semua itu berakhir, semua sudah membaik normal. Tapi suasana di sekitar jdi sunyi tanpa ada bunyi satu orang pun selain bunyi nafasku yang ter enggah-enggah. Aku mencoba keluar dari perpustakaan itu, rak buku yang besar beserta bukunya jatuh berhamburan kemana mana.
Akan tetapi..
Anehnya ada sebuah buku yang masih utuh di tempatnya, buku tanpa judul dengan sampul dari kulit yang selalu membuatku penasaran akan isinya. Buku yang hanya di pajang tanpa boleh di baca itu tetap tersusun rapih dan cantik di tempatnya. Ia terletak di meja kecil dengan motif kuno dan terlindungi oleh kaca yang cukup tebal.
Jiwa penasaran ku mulai muncul, aku mencari benda keras di sekitar lalu memecahkan kaca penghalang buku itu, setelah buku itu berada di tanganku aku langsung membuka nya. Aku langsung bingung saat melihat lembar pertamanya, buku itu memakai huruf yang sangat aneh dan sulit untuk dibaca.
Tanpa pikir panjang aku membawa buku itu keluar dari perpustakaan yang telah amburadul ini, ya... Mungkin saja ada bagian yang mudah untuk dibaca.
Namun saat aku membuka pintu perpustakaan yang lumayan besar itu alang kah terkejutnya, yang kulihat bukan kota tempat ku tinggal melainkan sebuah desa dengan pemandangan alam nan indah dan luas. Aku fikir aku terlalu pangling, mungkin aku berhayal. Aku menutup pintu itu kemudian membukanya lagi, tapi tetap saja yang ku lihat adalah pedesaan yang cukup luas dengan pemandangan alam nan indah.
Lalu aku berjalan keluar perpustakaan itu sambil planga plongo. Aku mengucek mataku lalu melihat ada seorang gadis yang menghampiriku.
Tapi dia tampak sangat tinggi,dan aku lebih terkejut lagi melihat telinganya, telinga panjang dengan ciriĀ² seperti itu, sudah pasti dia adalah elf.
"hai adik kecil, apa yang kau lakukan di sini?"
"apa kamu tersesat?"
ucapnya yang sedang menunduk sambil memegang kepalaku.
"Adik kecil? Aku ini sudah 21 tahun!"
Jawabku.
Wanita itu haya menyeringai kecil saja.
Ia lumayan cantik, mata hijau zambrut yang sedikit memudar, rambut pirang, bibir indah dan muka yang cantik. Ditambah lagi tubuhnya yang aduhai sekali, tapi pakaiannya aneh.
Pakaiannya sama persis dengan pakaian yang sering aku lihat di anime anime abad pertengahan atau anime isekai, dengan gaya sederhana dan warna yang tidak ngejreng.
Dia menanyakan banyak hal kepadaku seperti...
Siapa aku, dari mana aku berasal dan kenapa aku bisa sampai disini. Lalu aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi terhadap ku.
Wanita itu terlihat sedikit bingung dan tidak percaya dengan pernyataan ku, dia melihat lihat sekitar dan menatapku secara serius.
"Apa?"
"Aku tidak berbohong, perpustakaannya berada tepat di si...."
Aku menunjuk dan menoleh kebelakang, tapi alangkah terkejutnya perpustakaan yang megah dan besar itu hilang dari pandanganku.
"a.. Apa?.. Padahal aku baru saja keluar dari sana.. Baru sajaa, Sebenarnya apa yang terjadi?"
(ujar ku dalam hati)
Aku berlari ke arah perpustakaan yang sudah hilang itu dan menoleh kiri kanan, aku menjelaskan kepada wanita elf itu bahwa disini ada sebuah bangunan yang megah dan aku baru saja keluar dari sana..
Wanita elf itu hanya menyeringai melihatku yang berusaha membuat dia percaya akan apa yang aku katakan. Dia mendekatiku lagi dan mulai menunduk sambil memegang tanganku.
"Hei anak kecil.. Kau tidak perlu bersi keras akan hal itu,yang terpenting sekarang kau itu siapa dan kenapa kau bisa di sini."
Ucapnya sambil tersenyum manis.
"Oke baiklah,.. Nama ku shoo, aku 21 tahun dan aku bukan berasal dari sini."
Ucapku dengan singkat
"Hhmm?... Kamu 21 tahun ya shoo?"
"aku sedikit terkejut dengan pernyataan mu"
Jawabnya..
"ahh.. Iya.. Namaku adalah Keith zinnia, salam kenal shoo!!"
Aku hanya diam dan memikirkan bagaimana ini bisa terjadi, sama sekali tidak logis bagiku. Aku langsung sadar akan buku yang sedang ku pegang. Aku membuka buku itu dan melihat isi nya. Dan ya.. Sama sekali tidak ada sesuatu.
Huruf yang terlihat sangat rumit dan melengkung lengkung, dengan sedikit gambar yg kurang ku mengerti.
Aku lebih heran, kenapa bahasa di sini sama dengan bahasa yabg ku pakai sehari hari?
Apa ini bumi tempat ku tinggal, atau ini hanya kebetulan?. Tapi jika di bumi tak mungkin ada elf seperti wanita itu.
"aku melihat wanita elf yg sedang berdiri agak jauh dariku dengan tatapan bingung"
"wanita elf melambaikan tangannya melambai"
Ee... Ee....Ee.....
Apa dia cosplayer?
Apa ini!??, kok aku jadi bingung sendiri.
"gerutu ku dalam hati sambil mengacak rambutku dengan kedua tanganku"
Aku tersadar tangan dan badanku menjadi kecil, seperti anak berusia 13 tahun, bajuku juga terasa seperti membesar.
Aku shok dan badan ku seperti lemas, karna sebelumnya aku jarang olahraga dan jarang merasa cemas. Aku terjatuh di tengah ppadang rumput yg cukup luas itu, lalu wanita itu mendekatiku dan membantu membangunkanku dengan menggoyangkan kepalaku.
Entah kenapa mataku terasa berat dan tubuhku merasa lemas,pandanganku menjadi buram dan menggelap perlahan, suara dari wanita elf itu perlahan mengecil dan hilang bersamaan dengan mataku yg semakin tertutup.