Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SADIPTA

🇮🇩ynilyy
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.4k
Views
Synopsis
Galen itu most wanted di sma nya. Dia cowok berandalan yang di sukai banyak cewek. Meskipun terkesan berandalan tapi Galen itu pinter kok, nilai nya gak ada yang jeblok walaupun dia gak pernah dengerin guru dengan baik tapi nilai nya selalu memuaskan. Itulah mengapa banyak pula guru yang menyukai nya terlepas dari sikapnya yang berandalan. Galen yang awalnya gak pernah jatuh cinta tiba-tiba aja dia ngejar-ngejar guru baru yang cantik di sekolah nya. Guru yang kebetulan tinggal di samping rumah nya. Dia yang selama ini merhatiin guru itu akhirnya mulai berusaha ngedeketin dengan segala tingkah nya. Namun segalanya berubah saat ada insiden tidak mengenakkan di antara Galen dan si guru itu. Yang membuat guru itu keluar dari mengajar dan menghilang bagai di telan bumi. 5 tahun kemudian Galen sudah dewasa dan sekarang bekerja di sebuah restoran. Dan bertemu kembali dengan cinta pertama nya yaitu guru nya. Tapi kenapa dia bersama anak kecil berusia 4 tahun? Apakah sang guru sudah menikah? Atau... Nantikan keseruan cerita nya jangan sampai penasaran...
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 guru cantik

Pagi yang cerah menyambut semua murid yang berdatangan berbondong-bondong dan bersiap untuk menimba ilmu. Dari berbagai sudut sekolah keramaian memenuhi nya. Ada yang saling mengobrol, ada yang saling bercanda ada juga yang hanya berjalan mengabaikan keramaian yang ada.

Murid-murid tentu nya bersemangat pagi ini. Ada berbagai alasan mengapa mereka semua ke sekolah. Ada yang benar-benar ingin menimva ilmu, ada yang cuma sekedar mengisi kegabutan jikalau di rumah, ada yang cuma pengen sekolah karena gak mau di suruh-suruh saat di rumah, ada yang sekolah karena hanya ingin mengisi absensi saja selebihnya dia tidak peduli, ada yang ke sekolah hanya ingin bertemu dengan crush idaman dan bahkan ada yang sekolah cuma mau pindah tempat tidur aja.

Meskipun begitu sekolah adalah satu hal yang begitu mengasyikkan. Sesuatu yang begitu menyenangkan. Apalagi jikalau kita lulus nanti pasti akan kangen dengan suasana sekolah atau kelas yang begitu dirindukan.

Semua murid mulai memasuki kelas masing-masing. Memulai kelas belajar yang menyenangkan bagi dia yang benar-benar niat sekolah atau begitu membosankan bagi dia yang terlihat malas dan membuat mereka malah tidur di saat jam belajar berlangsung.

Seperti seorang cowok kelas 3 yang berada di kelas ipa A di mana cowok itu terlihat melipat tangan nya dan menyembunyikan wajahnya di atas lipatan tangan nya. Bisa di bilang cowok itu memutuskan tidur karena bosan dengan pelajaran di kelas pertama yang di hadiri guru sejarah. Kata cowok itu sih itu waktunya mendongeng. Karena guru itu sangat flat dan lebih memilih terus mengoceh menjelaskan bab yang akan murid nya pelajari seperti sedang mendongeng.

Selain cowok tampan itu yang tertidur di samping nya ada cowok berwajah sangar yang sedang mencoret-coret buku nya dengan serius ntah apa yang dia lakukan dengan buku tulis nya. Mata nya tajam, alisnya tebal lalu kulit nya yang sawo matang di tambah luka di wajah sebelah kirinya membuat wajahnya nampak memyeramkan tapi walaupun begitu dia masih dalam tarif tampan.

Di belakang cowok yang tertidur dengan cowok sangar itu ada dua cowok lagi yang satu berwajah soft sedang bermain game dengan sesekali mengumpat pelan lalu yang satunya lagi cowok bermata sipit seperti ciri-ciri orang keturunan tionghoa. Cowok yang biasa di panggil koko itu sedang melamun menatap ke arah jendela di mana kelas 2 sedang ada pelajaran olahraga pagi ini di lapangan.

Beberapa jam kemudian sebuah bunyi dering menggema di setiap kelas dan lorong sekolah tanda istirahat pertama di mulai.

Bulu mata panjang nan indah itu perlahan terbuka dan terlihat lah mata yang indah dengan iris mata yang berwarna biru muda. Poni rambut nya yang panjang dan lurus menghalangi mata nya memandang terik matahari di luar jendela.

Perlahan cowok itu mengangkat kepala nya dan menatap ke depan kelas yang ramai. Mereka berbondong-bondong keluar menuju kantin. Mengabaikan hal itu, cowok itu malah mengeluarkan handphone nya dan mulai bermain game sampai mengabaikan teman-teman nya yang mengajaknya untuk ke kantin.

"Len, ke kantin yuk!" seorang cewek tiba-tiba mendatangi Galen dan mengajak cowok itu untuk pergi ke kantin.

Kelas nampak lenggang dan hanya di isi beberapa murid yang tidak pergi ke kantin.

Galen mendongak dan langsung berdiri dari duduk nya. "Eh bentar Mel, tungguin yak!" titah Galen yang di angguki oleh cewek dengan panggilan Mel itu.

Setelah mematikan handphone nya Galen segera sibuk memasukkan buku-buku nya ke tas nya. Bye the way buku itu hanya cuma buat pajangan aja yang sengaja ia keluarkan. Sedangkan Mel hanya memperhatikan cowok itu dalan diam. "Nah udah, kuy ke kantin." ajak Galen.

Galen berjalan duluan dengan tangan kiri yang ia masukkan ke dalam saku celana nya. Sedangkan Mel cewek itu berjalan menyamai langkah Galen, di samping Galen sambil pegangan lengan kiri Galen.

"Gimana ujian lu, lancar?" tanya Amelia setelah keheningan yang cukup lama.

"Ya seperti biasa."

"Lu sendiri?"

"Gue juga lancar."

"Bagus kalau gitu."

Amel celingak celinguk mencari segerombolan orang yang biasanya ngintilin Galen. "Btw temen-temen lu pada kemana?" tanya nya penasaran.

"Mereka udah duluan ke kantin, gue keasikan main game jadinya ditinggalin." jawab Galen seadanya.

"Oalah."

Amel mengangguk-angguk mengerti dan kembali diam. Cewek itu rasanya ingin sekali terus ngobrol dengan Galen tapi karena ia tak tau harus ngobrol apa akhirnya mereka sepanjang menuju kantin hanya ada keheningan.

"Woi Len sini." sebuah teriakan membahana masuk ke telinga Galen. Cowok itu melihat teman-teman nya yang sudah makan-makan di meja pojok kantin.

Galen hanya mengangkat tangan kanan nya sebentar tanda mengiyakan lalu menarik Amel untuk memesan makanan.

"Mau makan apa? Gue yang traktir!"

Saat ini mereka berdua sedang berdiri di outlet penyedia beberapa makanan yang di jual dikantin.

"Perasaan dari kemaren lu traktir mulu dah."

Galen terkekeh. "Habis dapet uang jajan banyak dari bokap." kekeh nya.

"Mau gak? Kalau gak mau... "

"Mau lah mau, bakso satu yah sama es milo jumbo." potong nya dengan cepat.

"Okey, aman. Lu tunggu aja di meja biar gue yang urus."

"Eh tapi?"

"udah gak usah tapi-tapian."

Amel menghela nafas dan memutuskan nurut saja. Dia berbalik dan berjalan ke meja yang sudah di tempati oleh teman-teman Galen.

Banyak para siswi yang iri dengan kedekatan Galen dan Amel. Mereka tak percaya bahwa Amel yang itu ternyata adalah sahabat dari kecil Galen sang most wanted.

"gue iri banget ngelihat ayank Galen deket banget sama Amel. Gak sudi gue sumpah." gerutu seorang cewek dengan seragam yang ngetat di tubuh nya.

"Iya loh, gue gak nyangka Amel yang kelihatan culun dan lembek begitu bisa deket sama Galen?."

"iya gue rasa dunia lagi gak baik-baik aja deh, ya kali Galen yang sesempurna itu bisa deket banget sama Amel yang biasa-biasa aja."

"gue gak tau nilai apa yang di lihat Galen dari Amel? atau emang Amel nya aja yang gak tau diri nempel terus sama Galen?"

"Pfftt!"

Amel terlihat menahan tawa. Cewek itu mendengar semua ucapan yang ketiga cewek yang mengosipi dia. Karena kebetulan bangku mereka tidak terlalu jauh.

"Mel! You okey?" tanya Aldi cowok bongsor yang terlihat sangar wajahnya namun sebenarnya hati nya selembut hello kitty.

"Yeah I'm okey." jawab Amel tersenyum simpatik.

"Jangan di tahan, kalau lu pengen kita-kita hajar mereka bilang aja." celetuk Bian cowok tinggi badan kurus dengan mata sipit.

"Iya ko Bian tenang aja, gue gak apa-apa kok." balas Amel sedikit terkekeh saat dia memanggil Bian dengan sebutan koko. Karena memang pada dasarnya Bian itu keturunan tionghoa makanya Amel kadang suka manggil Bian dengan tambahan koko di depan nama cowok itu.

Bian mengangguk. "Tapi guys lu pada tau gak?"

"Enggak!" jawab Bian cepat.

"Dengerin dulu ko Bian haishh." kesal nya menatap Bian tajam.

"hmm." gumam Bian tidak tertarik.

"Jadii..." Cowok berwajah soft itu terlihat mencondongkan badan nya agar teman-teman nya mendengar bisikan nya.

"Ada guru baru di sekolah ini. Guru nya cantik banget anjir, gue kayak lihat bidadari turun dari kayangan. Kalian tau wajah nya itu bersinar seperti bunga-bunga mengikuti dia dari belakang nya membuat siapapun yang melihat wanita itu akan jatuh dengan sejatuh-jatuh nya." Diego bercerita dengan semangat dan membara.

Bahkan yang keluar hanyalah sanjungan-sanjungan yang terlalu berlebihan. Ya seperti biasa Diego si playboy dengan mulut lemas nya pasti bisa menaklukkan siapa saja. Ya kalau orang itu bodoh sih pasti bisa takluk sama Diego.

Bian dan Aldi mendengus mendengar celotehan Diego yang unfaedah. Mereka hanya acuh tidak memperdulikan Diego yang terus mengoceh.

Amel terkikik geli melihat Bian dan Aldi yang tidak memperdulikan Diego.

"Ngetawain siapa?" tanya Galen tiba-tiba.

"nih pesenan lu." ucap nya lalu menyerahkan semangkuk bakso dan es millo dengan cup jumbo ke depan Amel.

"Makasih."

"Iya."

Amel menerima mangkok itu dan mulai meracik bakso nya. Sebelum itu dia mengocok millo yang akan dia minum. Setelah sudah tercampur rata Amel menyeruputnya sedikit.

'hm enak '

Galen duduk di depan Amel lalu segera meracik bakso yang dia pesan juga.

"Len! Lu tau gak ada guru baru?" tanya Diego yang kembali berceloteh.

Galen menggeleng pelan. "emang ada? kapan dateng nya?" tanya Galen yang acuh tak acuh.

"Gue lihat tadi pagi pas gue ngelewatin ruang guru. Habis itu gue gak tau berita apa-apa sih."

"Oh!"

"Tapi jujur tuh guru cantik banget, masih muda pula. Gue rasa perkirakan umur dia 20 tahunan ke atas deh." tebak nya mengira-ngira.

Merasa rasa kuah bakso nya pas Galen segera melahap bakso itu dengan nikmat.

"Diem anjing, lu dari tadi nyerocos mulu dah." sentak Bian karena kesal dengan Diego yang terus saja berceloteh.

Melihat Bian yang seperti itu membuat Diego menciut dan langsung diam.

Galen terkekeh melihat Diego yang selalu tidak berkutik kalau Bian udah bentak begitu.

"Pelan-pelan Mel, gak akan ada yang rebut makanan lu juga." ucap Galen mengintrupsi melihat Amel yang begitu lahap, mendengar suara Galen membuat Amel mendongak dan meringis.

"Habis nya enak sih bakso nya." gurau nya terkikik geli.

Galen menggeleng pelan melihat Amel yang sangat polos itu. Dia jadi harus ekstra jagain teman kecil nya itu. Apalagi karena dia dekat sama Galen yang buat orang lain jadi gak suka sama Amel. Jadi karena itu Galen bertanggung jawab lebih kalau-kalau nanti Amel kenapa-kenapa gara-gara dekat dengan dirinya.

Jam istitahat pun mulai habis. Seluruh siswa siswi berbondong-bondong masuk ke kelas masing-masing. Karena Amel dan Galen beda kelas alhasil ke empat cowok itu mengantar Amel terlebih dahulu ke kelas Amel baru kembali ke kelas mereka sendiri.

Selang beberapa menit kemudian setelah Galen dkk masuk kelas. Ternyata guru cantik yang jadi bahan omongan mereka tadi kini sudah berdiri di depan sambil memperkenal kan dirinya.

"Selamat siang anak-anak. Perkenalkan nama saya Dwi Rahayu panggil saja bu Ayu. Saya mengantikan bu Anggre yang sedang cuti karena habis melahirkan. Meskipun kalian dapat guru baru, saya harap kalian enjoy dengan kelas saya kedepan nya."

Galen sedari tadi tak melepaskan tatapan mata nya yang sedang menscan guru baru itu. Ntah kenapa jantung nya kini berdetak dengan kencang menimbulkan euforia yang begitu mendebarkan.

Galen tersenyum miring dia sedikit mencondongkan badan nya ke depan lalu menopang dagu nya dengan tangan kiri nya dan menatap Bu Ayu dengan tatapan intens nya.

"Baiklah ada yang di tanyakan?" tanya beliau sambil menatap ke seluruh murid di kelas ipa ini.

Tiba-tiba saja tangan Galen terangkat tinggi-tinggi. Membuat semua murid bertanya-tanya mengapa Galen mengangkat tangan nya dan hal apa yang ingin Galen tanyakan.

Galen masih bertahan dengan senyuman nya. "Iya silahkan mau tanya apa?" ucap bu Ayu dengan senyuman manis nya mengizinkan Galen untuk bertanya.

"Bu Ayu cantik, mau gak jadi pacar saya?"

Jeder...

Seperti tersambar petir seluruh kelas langsung terdiam mengangga dengan pernyataan tiba-tiba Galen si cowok most wanted berandalan nya sma favorite highbluff.

Galen yang sama sekali gak tertarik sama cewek. Galen yang selalu datar sama para cewek kecuali sama Amel. Kenapa tiba-tiba Galen yang itu nyatain cinta ke guru yang baru ia kenal?

"Ko Bian! Gue gak lagi mimpi kan?" tanya Diego yang syok dengan pernyataan cinta yang di lontarkan Galen barusan. Bian sendiri diam saja tak mengubris pertanyaan Diego.

"Gimana bu? Tertarik jadi pacar saya?" tanya Galen kembali tersenyum miring dengan tatapan intens menatap wajah guru itu yang terlihat memerah.