1.Si Tante seksi
Kevin menatap Tante Prisa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk putih dan dililit di tubuh seksinya.
Ya,Tante Prisa memang sangat menggoda.
Hasrat lelaki Kevin yang semula ragu kini berganti penuh keyakinan penuh, kala Tante Prisa membuka handuk putih yang melilit tubuhnya. Kini nampak lah kulit putih bak pualam, seksi dan kencang yang membuat siapapun tergoda, tak terkecuali Kevin si bocah kemarin sore.
Lagi...Kevin menelan salivanya dengan susah payah, wanita di depan nya memang cantik dan usianya lebih tua di bandingkan dengan Kevin. Wajah nya yang biasa tegas memimpin perusahaan kini terlihat berbeda, auranya memancar begitu kuat.
Prisa berjalan mendekat ke arah Kevin,membuat jantung Kevin semakin terlalu kencang.
Jarak mereka semakin dekat saja, hanya beberapa centimeter saja. Pemandangan indah yang baru pertama kali di lihat Kevin secara langsung, membuat si Jono bangun dan berdiri tegak.
"Touch Me"! Prisa menarik tangan Kevin dan menaruh nya di atas buah sintal miliknya. "Puaskan aku, maka kau akan ku bayar!"
******
Flashback
Dalam hidup, Kevin tak pernah seambisi ini.saat menonton Opera di teater, Kevin tiba-tiba menemukan apa yang di ingin Kan. Kevin ingin menjadi artis, Kevin ingin jago berakting. Suatu kelebihan Kevin ialah di lahirkan dengan waja tampan dan tubuh tinggi dengan berat proporsional. Kevin kurang menyukai pelajaran di sekolah. Ia menyelesaikan kuliah nya semata-mata karena tak ingin Dady-nya marah
Keputusan Kevin semakin bulat saja. Ia ingin menjadi seorang artis, Namun sayang tak ada yang merestui keputusannya. Menurut sang dady, Kevin lebih baik meneruskan bisnis furniture atau memimpin perusahaan yang di miliki nya. Kevin tak tertarik sama sekali. Ia tetap teguh ingin menjadi seorang artis.
Kevin suka dengan seni. Darah seni nya menurun dari sang dady karena dulu nya memberontak pada orang tuanya karena ia menyukai seni kayu. Kevin tak jago memimpin perusahaan, ia mau jalan hidup nya berbeda dari yang sudah di tentukan Daddy-nya.
Kevin manggacuhkan pangilan dari adik nya, Sisil. Setiap mengingat adiknya Sisil, ada rasa sebal dan iri yang Kevin rasakan. Sisil adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga Kevin. Cantik, pintar dan kesayangan Daddy.
Sisil bebas melakukan apa yang dia inginkan. Dady Dio tidak adil memperlakukan Kevin di bandingkan adik-adiknya. Kevin dianggap anak pertama yang memiliki tangung jawab bagi adik-adiknya dan memimpin perusahaan.
hidup Kevin terlalu diatur oleh Daddy Dio. Harus begini, harus begitu. Tak bebas.
Mommy Ayu hanya bisa menurut apa yang Daddy putuskan. Mommy ayu sering menghibur Kevin dan membesarkan hatinya. Mengatakan kalau Kevin adalah anak yang hebat yang bisa menggapai mimpi-mimpinya. Berkat kata-kata mommy ayu, Kevin mempunya sesuatu yang ingin dia capai, meski harus ada yang harus di korbankan.
Setiap ada acara keluarga, kevin memilih menghindar. Ia akan pergi menongkrong di teater. Ia menonton pertunjukan seni, drama dan Opera. Kevin mempelajari bagai mana para aktor berakting dan diam-diam ia akan mempraktekkannya di rumah.
"Kemana saja kau, kev? Hari ini kita semua makan malam bersama tali kamu malah pergi dan tidak bisa di hubungi!" Tegur Dady Dio.
"Aku menonton Opera, Dad," Jawab jujur Kevin.
"HAH? Opera lagi? Kenapa kamu harus bermain dengan hidupmu? Fokus, kev. Fokus! Jangan seperti Daddy dulu. Kamu adalah penerus bisnis keluarga kita, jangan kebanyakan bermain-main, rugi kamu nanti," omel Daddy Dio.
Kevin menghela nafas dalam. Lagi-lagi dirinya di desak untuk menjadi seorang pemimpin perusahaan. "Dad, ada Sisil. Yang bisa di jadikan penerus Daddy, kenapa aku yang harus meneruskan jejak Daddy?"
"Sisil akan menikah dan menjadi istri orang.
Leon sang Genta masih kecil untuk belajar tentang perusahaan hanya kamu yang dapat memimpin perusahaan kita.
Daddy lelah, Kev. Kamu tau axienty Daddy.
Kalau kamu yang mimpin perusahan,
Daddy bisa tenang dan axienty dadi tak akan sering Kumat ," bujuk Daddy.
Kevin tak bisa lagi membantah. Kevin tau Daddy Dio memiliki penyakit axienty disorder yang sering kumat kala menghadapi proyek besar. Mommy ayu yang sering menenangkan Daddy.
Kevin kasihan dengan Daddy namun ia juga punya impian yang ingin ia raih.
Daddy Dio terus berusaha membujuk Kevin. Puncak nya adalah saat ia lulus kuliah. Sebuah mobil listrik di belikan Daddy Dio sebagai Hadiah.mobil yang dengan bangga Kevin bawa ke teater dan menunjukan nya kepada kepada salah satu aktor teater keren yang jadi idolanya, Jino.
"Wah, kamu sudah seperti artis terkenal saja memakai mobil itu," puji Jino.
"Ah, kak Jino bisa saja, masa sih aku kaya artis?"Kevin senang sekali di puji Jino,
Artis teater yang di anggap nya sangat keren tersebut "Serius. eh, Kev, kamu mau ikut casting tidak?" Tanya Jino.
"Casting?Casting apaan?"
"Banyak. Ada casting iklan, sinetron dan FTV dan bahkan Film layar lebar. Kalau kamu beruntung, kamu akan menjadi artis terkenal," kata Jino membuat diri Kevin naik.
"apa aku bisa,kak? aku tidak jago akting."
"akting itu bisa di pelajari, Kev. Yang penting kamu punya modal. Wajah kamu tampan, mobil kamu keren. Itu modal Kamu. Aku yakin, kamu lolos Casting.banyak ko model menang tampang doang tapi otak kosong.terkenal lagi."Jino terus membujuk Kevin agar mau ikut casting.
"Beneran nih aku berbakat?" Tanya Kevin yang mulai tergoda.
"Benar. Yuk besok ikut aku ke Robbie entertainment. Aku dengar mereka sedang mencari artis untuk iklan dan sinetron FTV.
Kamu mau ikut' kan?"
Bujuk rayu Jino rupanya berhasil membuat Kevin tergoda. Ia datang bersama Jino dan ikut casting di Robbie entertainment. Saat Kevin sedang casting, Jino meminjam mobil milik kevin dengan alasan akan pergi ke mini market terdekat. Kevin percaya dan memberikan kunci mobil nya.
Kevin Mai gelisan saat Jino tak kunjung datang. Ia menelpon beberapa kali namun pangilan kevin dialihkan. Saat Kevin menghawatirkan mobil nya, pengumuman hasil casting telah keluar. Tak ada nama Kevin di daftar nama artis yang lolos casting.
Kepala Kevin terasa berdenyut. Gagal casting dan kini mobil nya entah di mana.
Kevin memeriksa GPS mobilnya. "Whaaaat" mobil Kevin menuju arah Bandung. Bagaimana ia bisa mengejarnya ke sana?
"Bu Prisa mau pulang ke Bandung?" Kevin menguping pembicaraan Tante-tante yang tadi mengujinya.
"Iya. saya akan datang Senin besok. Siapkan semua untuk syuting berikutnya!" Tante-tante itu berjalan menuju parkiran dan saat hendak membuka pintu mobil, dan dengan sigap Kevin mencegah nya.
"Tunggu, Bu!" Nafas Kevin tersengal sehabis berlari dengan tas miliknya. "B