Chapter 4 - Ch4

Di malam harinya aku terbangun, dan aku masih di sofa tempatku tertidur sebelumnya, aku berasumsi mungkin mereka belum pulang, aku melihat jam analog tua di dinding dan ternyata sekarang sudah jam 1an. Aku juga melihat isabelle yang sedang tidur di sofa panjang di sampingku. Tapi sekarang dia tidak memakai baju pembantu melainkan hanya gaun pendek sebatas paha dengan hanya ada tali kecil mengikat di punggungnya agar baju itu tidak jatuh, badannya yang elok berlekuk sangat jelas terlihat di mataku. Dia hanya memakai bawahan celana dalam dan berbaring di sofa panjang di sebelah sofa tempatku sekarang.

Dia terbangun dan langsung melihatku,

Oh,, tuan muda sudah bangun.

Ia bangun dari tidurnya dan duduk di sampingku sambil mengucek ucek matanya.

Apa tuan muda lapar?..

Aku cuma bisa bicara dengan nada tidak jelas, dia mengangkatku dan lalu membuka satu tali di punggungnya, lantas kain yang menutup dadanya terbuka dan menunjukan sebuah bola indah nan besar tepat di hadapanku. Sebagai pria sejati aku gaakan nolak, wanita ini benar benar membuka bajunya!! Apa dia tidak malu? Tapi ya klo di fikir fikir aku masih kecil sih. Dan ya kalian tau apa yang terjadi. Aku cuma mimik dan sesekali memegang putingnya dengan tangan kecilku. Dia terlihat risih dan melihatku dengan tatapan marah tapi dia mungkin gabisa marah, padahal gaada asi nya tapi mungkin ia hanya melakukan tugasnya dan mungkin agar aku tidak nangis? Walaupun aku ga bakal pernah nangis, kataku dalam hati sambil memainkan putingnya. Ya mungkin kelakuanku agak bejat, tapi cowo mana sih yang bisa tahan godaan dari tetek gede?

Keesokan harinya ternyata adalah ulang tahunku, dan kepergian orang tua ku itu karna hal ini, mereka pergi entahkemana dan membelikanku sebuah kalung? Apa fungsinya?..

Kedua orang tuaku itu mengundang teman temannya yang seorang penjelajah, pendekar, dan penyihir(bahkan aku baru tahu ada sihir di dunia ini) aku sagat tertarik dengan itu, aku sangat mengagumi nya sekarang, nama mereka adalah gut, hage, dan sang penyihir wanita itu adalah elisa.

Sihir yang dia keluarkan saat pesta ulang tahunku hanya sedikit dan itu hanya sihir dasar saja, tapi aku sangat kagum. Aku jadi tertarik dengan itu, aku mendekat ke elisa dan memegang kakinya dengan tangan kecilku, ia memang tinggi dan sangat cantik, tapi sayangnya tepos. Dia jongkok dan mulai mengelus kepalaku. Ada apa anak kecil? Tanya nya dengan lembut.

Aku yang cuma bisa ngomong terbata bata hanya menjawab, eh.. Si. Sihir... Aku.. Mau..

Dia tertawa pelan dan berkata, masihterlalu muda bagimu untuk belajar sihir sayang..

Jika kamu sudah 6 tahun aku akan mengajarimu.. Ia langsung berdiri dan pergi ke arah orang tuaku, mungkin ia memberi tahumereka tentang minatku terhadap sihir.

Dan orang tuaku hanya tersenyum melihatku dari jauh.

Aku melihat tanganku dan berlagak mengeluarkan sihir, aku meniruti apa yang dialkukan karakter anime di sebuah seris yg telah ku tonton. Aku mengangkat tanganku dan mengarahkannya ke depan,memejamkan mata lalu merasakan tenang, bayangkan seluruh energi dalam tubuhku berpusat ke satu titik yaitu tangan lalu lepaskan. Saat mataku terbuka ada bulatan sebesar bola berwarna putih terang benda itu langsung melesat dan mengenai sebuah rumah yg berada tidak jauh dari rumahku, rumah itu hancur lebur, padahal itu hanya sebuah mana berbentuk bulat yang di keluarkan anak baru masuk usia 3 tahun.