Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Life And Die

🇮🇩DreamerNight
--
chs / week
--
NOT RATINGS
654
Views
Synopsis
"Dunia itu dibagi atas dua sisi, kehidupan dan kematian. Itu kedua hal yang tidak akan di pisahkan. Karena itu adalah asal mula dunia di mulai," - Seiichi & Sachie Seiichi (Laki-laki) dan Sachie (Perempuan) adalah sepasang saudara yang sudah berpisah sejak lama. Dan mereka memiliki kehidupan yang berbeda. Seiichi adalah seorang detektif di kerajaan Vernas. Sementara Sachie adalah seorang yang bekerja di organisasi khusus yang berurusan untuk menaklukan kejahatan. Karena pekerjaan yang mereka jalani, mereka mulai menemukan banyak hal, termasuk seseorang yang mereka anggap sebagai pasangan hidup mereka walaupun pasangan hidup mereka juga adalah saingan mereka. Seperti Seiichi berurusan dengan seorang penyihir yang juga adalah seorang pencuri terkenal. Dan Sachie berurusan dengan penyihir yang mengincar permata kekuatan. Tapi di sisi lain, mereka juga akan menemukan fakta di mana salah satu dari mereka memiliki darah seorang penjaga yang akan menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati.

Table of contents

Latest Update1
Bab 19 months ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Udara dingin di musim salju, beberapa anak sedang bermain perang bola salju. Mereka terlihat sangat senang bermain dan selalu tersenyum. Dan mereka masih tetap merasa hangat dengan jaket, syal, sarung tangan, celana panjang, dan topi rajut yang mereka kenakan. Termasuk dua anak yang sekarang sedang membuat benteng salju.

Seiichi dan Sachie, sepasang saudara yang sangatlah dekat satu sama lain. Mereka berusia 7 dan 6 tahun dan memiliki sifat yang yang berbeda. Seiichi memiliki sifat yang pendiam dan juga dia sangat ingin tahu tentang banyak hal. Sementera Sachie sangatlah aktif dan hanya tertarik dengan hal yang dia sukai. Walaupun mereka berbeda, tetapi mereka saling mengerti satu sama lain.

Mereka berdua sudah selesai membangun benteng mereka masing-masing. Dan kini siap menyerang. Sachie bersiap untuk melempar bola salju ke benteng milik Seiichi. Sementara Seiichi menyiapkan sebuah bola salju yang cukup besar untuk menyerang Sachie. Setelah semuanya siap...

"Rasakan ini!" Permainan di mulai dengan Sachie yang melempar bola salju pertama kali ke benteng Seiichi. Dan setelah itu serangan pembalasan di lakukan oleh Seiichi. Bola salju itu mengenai wajah Sachie. Tidak ingin kalah, Sachie juga membalasnya.

Pertarungan mereka terus berlanjut. Sampai mereka tidak sadar bahwa hari sudah mulai gelap. Benteng mereka kini sudah hancur bercampur dengan tumpukan salju. Mereka berdua lalu sadar dengan hal itu dan kemudian tertawa. Tertawa senang, tanpa merasakan kemenangan atau kekalahan di antara mereka. Mereka kemudian berbaring di salju lalu mengoyangkan tubuh mereka sehingga terbentuk wujud malaikat di salju.

"Hahaha. Tadi sungguhlah seru, benarkan, kak?" tanya Sachie.

"Hehe, iya... Walaupun agak menyebalkan juga saat tiba-tiba di serang," jawabnya sambil menggerakkan tubuhnya lagi.

Sachie lalu mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap ke arah langit. Memandangi langit yang berubah warna. Seiichi juga mengubah posisinya menjadi duduk. Juga menatap ke arah langit?

"Kak, apa kita bisa terus bersama?"

Manik biru dari mata Seiichi berkilau mendengar pertanyaan adiknya. Awalnya dia bingung mau di jawab dengan jawaban apa. Tapi Seiichi yang melihat ekspresi adiknya yang menginginkan jawabannya hanya bisa tersenyum. Menjawab pertanyaan itu dengan sedikit keraguan.

"Mungkin. Mungkin saja kita bisa bersama. Tapi, kakak tidak terlalu yakin..." memang, Seiichi mungkin terlalu dewasa memikirkan itu.

Mendengar jawaban ketidak pastian dari kakaknya, Sachie langsung berdiri dan melangkah ke hadapan abangnya. "Kalau kakak tidak pasti dengan itu, bagaimana kalau kita berjanji untuk selalu bersama? Supaya kakak percaya kalau kota bisa terus bersama!"

Mendengar itu, Seiichi tersenyum lebar dan ikut berdiri. "Oke! Kita pasti akan selalu bersama!"

Mereka lalu menyambungkan jari kelingking satu sama lain. Menandakan kalau mereka berjanji untuk selalu bersama. Mereka terlihat sangat senang dengan janji yang merela buat. Pelukan hangat pun terjadi selama beberapa saat. Dan setelah itu, mereka melepaskan pelukan mereka dan kembali ke rumah untuk menikmati coklat panas yang ibu mereka siapkan.

Masa kecil memanglah seru...

Itulah yang di pikirkan Seiichi saat ini di usianya yang beranjak 17 tahun. Kini dia sedang duduk di tempat tidurnya sambil memandang ke foto masa kecilnya. Mengingatnya saja sudah membuat dia sedih. Kini dia hidup sendirian di rumahnya yang berada di kerajaan Vernas. Orang tuanya sudah meninggal satu tahun yang lalu. Sementara adiknya? Dia tidak terlalu ingin mengingat hal itu.

Saat dia melamun mengingat masa lalunya, ketukan pintu terdengar. Seiichi tersadar dari lamunannya dan beranjak dari tempat tidurnya. Meletakkan foto itu di kotak khusus dan berjalan menuju asal ketukan itu. Sampai di pintu depan rumahnya, dia membukanya dan melihat salah satu teman masa kecilnya, Rana.

"Seiichi, kau tidak apa-apa?" lalu di balas dengan anggukan Seiichi.

Menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan pembicaraannya dengan Seiichi. "Kalau begitu bersiap-siaplah. Komandan Norwen dan Tuan James sudah menyiapkan jebakan untuk menangkap pencuri itu. Dia pasti akan datang untuk mencuri permata Shining Sun," ucap Rana.

"Hmm, oke tunggu sebentar," ucap Seiichi sambil dia ke kamar lagi untuk bersiap-siap sebelum pergi ke istana. Untuk menangkap sang pencuri legendaris itu. Yang juga adalah saingannya.