Chereads / Seven Deadly Child / Chapter 3 - Bab 03 Perubahan Nasib

Chapter 3 - Bab 03 Perubahan Nasib

Musim semi, musim penyegar di North Region yang hampir sepanjang selalu di isi oleh musim dingin.

Musim dimana es-es akan mencair, rumput-rumput mulai tumbuh di padang-padang rumput, musim yang dinanti-nantikan oleh sebagai besar penduduk North Region.

Hari ini, di sudut salah satu padang rumput. Seorang anak berambut putih sedang tiduran dengan malas sambil menatap langit. Kebanyakan orang menantikan musim semi, tapi dalam dua tahun terakhir, musim semi selalu menjadi musim yang tidak menyenangkan bagi anak tersebut.

"Ahhh... seperti biasa, tuan muda paling berbakat di House kita sedang melakukan rutinitas dan hobi nya yang paling menakjubkan. Bermalas-malasan.

Segerombolan pemuda mendatangi sang anak yang sedang tiduran dan mulai berbicara.

"Sungguh hobi yang patut di puji, akan menyenangkan punya hak bermalas-malasan seharian tanpa beban."

"Hei! kau harus menjadi yang paling berbakat dulu bila ingin punya hak bermalas-malasan seharian."

"Ahhh... aku tau, mungkin ini merupakan terapi dari salah satu dokter untuk proses penyembuhan element seed mu? Baiklah aku mengerti sekarang.

"Pfttt.... Hahahahaha!!"

Anak-anak lain mulai ikut berbicara dan menertawakan.

"Sudahlah kawan-kawan, mati kita pergi dari sini. Untuk apa berbicara dengan sebatang kayu tak berguna yang menggangu pemandangan ini."

Seorang anak yang berada di belakang rombongan, dan terlihat diam dari tadi. Tiba-tiba bicara.

"Baiklah, baiklah, mari kita pergi, hahahaha."

Gerombolan itu pergi meninggalkan Theo yang masih tiduran menatap langit, seperti tak sedang terjadi apapun.

"Aku benci musim semi tiba!" Theo menghela nafas panjang. Ia kemudian menutup matanya, mencoba tidur sambil merasakan angin sepoi-sepoi padang rumput yang nyaman.

Sebelumnya musim semi merupakan musim yang di tunggu-tunggu oleh Theo seperti kebanyakan orang. Namun dalam dua tahun ini, musim semi seperti berita buruk bagi Theo. Karena musim juga merupakan musim liburan bagi murid-murid yang di terima di akademi kekaisaran.

Ketika musim semi tiba, anggota House yang menjadi siswa akademi akan memasuki masa liburan dan pulang ke House.

Anak-anak seumuran Theo yang sebelumnya sangat iri dengan Theo karena merupakan tuan muda house serta memiliki bakat yang luar biasa, meskipun kerjanya sebagai besar cuman bermalas-malasan. Sekarang mempunyai momentum untuk berdiri diatas angin dan membully Theo yang kondisinya Element seed nya mengalami kelainan.

Dalam dua tahun ini Theo merasa menjadi musuh bersama seluruh anggota House. Kecuali ayah, ibu kedua saudara dan pamannya, anggota lain akan membuat Theo tertekan dengan kata-kata sindiran atau tatanan permusuhan.

Hari ini tak lepas dari keputusan ayahnya yang tak menyerah kepada kondisi Theo dan menghabiskan banyak sumber daya untuk merawat Element Seed nya.

Untuk menghentikan penurunan dan merawat serta mencari dokter untuk Element seed Theo, Lord Arduric menghabiskan hampir seluruh sumber daya yang dimiliki House. Meskipun tetua dan anggota House banyak yang tidak setuju akan hal ini, namun mereka tak berani buka suara secara langsung.

Kondisi yang terjadi di dalam House membuat Theo merasa tertekan dalam dua tahun ini, dia merasa seperti manusia tak berguna yang membebani banyak orang.

"Hahaha..." Mencoba memikirkan yang terjadi membuat Theo kembali menghela nafas panjang.

"Ahhhh di sini kau rupanya sayang, anakku yang paling tampan," suara keibuan yang akrab di telinga Theo terdengar.

Theo membuka matanya dan mendongak untuk melihat sosok ibunya, Madam Alena. Saat ini ibunya sedang duduk pada gundukan tanah diatas kepalanya.

"Ibu... aku masih mau di sini!" jawab Theo.

Sang ibu kemudian mengelus kepala Theo. "Nak, kedua kakakmu akan segera sampai. Ayahmu memintaku untuk membawamu kegerbang utama untuk ikut menyambut mereka," jawab sang ibu sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu." Theo yang tak berani membantah perintah ayahnya segera berdiri dan pergi berjalan menyusuri jalan setapak padang rumput dengan ibunya.

"Bu, apakah menurut ibu suatu saat aku akan bisa seperti kakak pertama dan kakak kedua? Maksudku, menjadi seorang Knight." Theo yang dari tadi diam tiba-tiba bertanya.

"Pasti, pasti bisa! Kau tidak boleh berkecil hati oke! berjanji pada ibu! percaya pada ibu dan ayahmu!"

Kata-kata ibunya selalu membuat hati Theo hangat, dia jarang berkomunikasi dengan ayahnya, berbeda dengan sang ibu yang selalu meluangkan waktu untuk menemaninya.

Kedua orang tuanya seperti peran dengan baik. Ibunya penyayang dan tak pernah memarahi nya sedangkan ayahnya aku bersikap tegas.

Namun terkadang akan terjadi ketidak singkronan pada posisi peran ayahnya, karena ayahnya kadang tidak bisa menyembunyikan sifat dasarnya yang konyol, di depan anggota keluarganya. Sangat berbeda jauh dengan pembawaannya ketika sebagai Lord, tegas dan berwibawah.

"Ibu apa kau juga seorang Knight?"

"Hahaha, apakah kau percaya bahwa aku seorang Knight yang bahkan lebih kuat dari ayahmu?" Sang ibu menjawab sambil tersenyum penuh makna.

"Kau pasti bercanda, ayah adalah knight terkuat dalam keluarga, hanya paman kedua yang sedang melakukan pelatihan tertutup mungkin yang mendekati ayah." Theo segera memonyongkan bibirnya merasa ibunya sedang berusaha bercanda.

Dimata Theo ayahnya adalah manusia terkuat tiada tara, meskipun kadang bersikap konyol dan semuanya sendiri. Dia amat menghormati ayahnya.

"Hahaha aku kan cuma bercanda, kenapa mukamu terlihat kesal begitu." sang ibu mencubit pipi Theo merasa gemas.

"Bagaimana aku tidak kesal, kau seolah menganggapku anak idiot yang muda di tipu, hmm...!" Theo berusaha menyingkirkan tangan ibunya dari mencubit pipinya.

Masih berusaha mencubit pipi Theo, sang ibu mulai tertawa lebih kencang. "Hahahaha, kau sungguh menggemaskan, apalagi kalau sedang kesal dengan ekspresi wajahmu itu."

"Ibu hentikan mencubit pipiku! aku bukan anak kecil lagi, aku menjelang menjadi pria dewasa!"

"Ouww ouww, menjelang menjadi pria dewasa? Theo kecilku yang tiduran setiap hari, mulai menjelang dewasa? Hebat!"

"Ibuuuu."

"Hahahahaha."

Tanpa terasa Theo dan sang ibu sampai di gerbang utama House of Alknight. Mereka datang tepat ketika rombongan kedua saudara nya yakni rombongan anggota keluarga yang menjadi siswa akademi surga tiba di pintu gerbang.

Karena jadwal latihan yang lebih intensif diri pada akademi yang lain, akademi surga selalu mendapat jatah libur musim semi paling akhir.

Rombongan akademi surga terdiri dari beberapa kereta mewah yang ditarik oleh spirit beast tipe rusa musim dingin. Spirit beast level rendah yang sengaja di jinakkan secara umum di North Region untuk kebutuhan transportasi.

Rombongan ini di temani oleh campuran beberapa pengawal dari kekaisaran dan juga dari House Alknight sendiri, yang telah menunggu rombongan di daerah wilayah perbatasan, dan kemudian ikut menjadi pengawal rombongan.

Glaire Empire selalu memberikan perhatian lebih kepada keamanan siswa-siswa mereka dari akademi surga yang merupakan bakat-bakat terbaik, yang kedepannya akan menjadi pilar dari kekaisaran.

House Alknight sendiri juga tak mau ketinggalan memberi pengawalan ekstra, karena selain bakat-bakat tersebut merupakan harapan masa depan House, kebanyakan mereka juga adalah anggota keluarga inti yang merupakan anak ataupun kerabat dari para tetua.

Theo dan sang ibu segera mengambil posisi di sebelah ayahnya, siap menyambut rombongan.

Tak lama rombongan kereta berhenti, dan satu persatu penumpang kereta turun dari kereta. Yang pertama kali turun adalah seorang wanita muda berumur sekitar 17 tahun, berambut putih dan bermata biru langit, dengan tubuh yang mulai berkembang di masa remaja.

Membuat setiap orang yang memandangnya susah fokus dan berdebar. Kecantikan musim dingin, itulah julukan yang diberikan setiap orang ketika melihatnya. Dia tak lain adalah anak pertama Lord Arduric sekaligus kakak tertua Theo, Issabela Alknight.

Kemudian setelah Issabela Alknight turun, dari kereta yang sama turun pula seorang lelaki remaja berusia 16 tahun. Sekilas wajahnya sangat mirip dengan Theo. Berambut putih, berperawakan tegap, rambutnya yang panjang diikat kuncir kuda.

Berbeda dengan Issabela yang memiliki tatapan lembut, tatapan mata pemuda tersebut tegas dan sangat berwibawah. Tatapan yang sama dengan milik lord Arduric dan juga Theo. Perbedaannya, pada tatapan Theo ada titik-titik ketidak tertarikan dan kemalasan. Pria tersebut tak lain adalah anak kedua lord Arduric dan sekaligus kakak kedua Theo, Gregoric Alknight.

Keduanya merupakan bakat terbaik dari House Alknight yang memiliki Dual Element seed angin dan air, yang memungkinkan mereka untuk bisa menggunakan atribut es yang langka.

Setelah keduanya turun dan diikuti oleh turunnya rombongan yang lain. Mereka segera maju dan berlutut di depan kelompok penyambut yang di pimpin langsung oleh Lord Arduric.

"Issabella Alknight memberi hormat kepada Lord!" Putri Issabela memimpin untuk memberi hormat kepada Lord Arduric dan segera diikuti oleh rombongan yang lain.

"Gregoric Alknight memberi hormat kepada Lord!"

Lord Arduric tersenyum, segera maju dan membantu kedua anaknya untuk berdiri, kemudian memerintahkan semua rombongan untuk berdiri.

"Kalian pasti kelelahan setelah perjalanan panjang. Sebaiknya segera kembali ke tempat tinggal masing-masing. Seperti biasa, akan ada perjamuan makan nanti malam, yang sekaligus sebagai ajang evaluasi perkembangan kalian masing-masing di akademi."

"Jadi, segera beristirahat sejenak dan bertemu sanak keluarga kalian masing-masing terlebih dahulu!" Lord Arduric memberi perintah.

Rombongan segera membubarkan diri setelah memberi hormat kepada Lord, menuju ke kediaman masing-masing. Sementara Lord Arduric beserta istri dan anak-anaknya menuju ke ruang istirahat keluarga.

Dalam perjalanan menuju ruang istirahat. Issabella yang sudah tak tahan dari tadi ingin menggoda adiknya segera berceletuk.

"Ohh... Theo adikku yang paling imut dan menggemaskan, kenapa selalu memasang wajah masam? apa kepulangan kakakmu yang cantik ini tak memberimu sedikit semangat?" Issabella mencubit pipi Theo.

Theo segera menyingkirkan tangan kakaknya dan melihat sekeliling, ia tak ingin ada yang melihatnya di perlakukan seperti anak kecil.

"Kakak hentikan! aku bukan anak kecil lagi! dan jangan membuat orang-orang semakin mempunyai alasan untuk mengejekku!" jawab Theo ketus, mencoba terlihat marah, namun hal itu malah membuat wajahnya semakin terlihat menggemaskan.

"Katakan padaku Theo, apakah anak-anak ini sekitar masih membully mu?" Gregoric ikut berbicara dan mulai melihat sekeliling kepada gerombolan anak-anak yang lewat dengan tatapan tajam, dia sengaja membuat suaranya keras agar semua orang bisa mendengarnya.

"Kakak kedua tolong berhenti melakukan hal semacam itu! itu tidak membantu sama sekali! malah membuatku terlihat seperti orang lemah yang membutuhkan bantuan setiap saat." Theo semakin kesal.

"Hahaha.... sudah-sudah, kalian berdua baru saja tiba dan sudah membuat adik kalian kesal, sudah jangan ganggu adik kalian lagi." sang ibu segera menengahi ketiga anaknya.

"Ayah, tak bisakah kau melakukan sesuatu dengan mulut-mulut berbisa dari anak-anak sekitar? apa kau harus diam saja melihat anakmu dibully terus-menerus?" Issabella mengajukan protes mengenai situasi Theo.

Lord Arduric hanya bisa tersenyum canggung, "Aku sebagai Lord tentu saja tak bisa ikut campur urusan generasi muda."

"Hfffftttt, padahal seorang Lord!" Issabella masih memburu.

"Sudahlah, sudah, sekarang kalian malah ingin menyudutkan ayah kalian," sang ibu kembali menengahi sambil mengelus kepala sang putri.

Lord Arduric sebenarnya juga tau kondisi Theo yang tertekan dari berbagai pihak di keluarga. Namun, dia tak bisa melakukan apapun karena memang kondisinya tidak baik bila dari sudut pandang anggota keluarga yang lain.

Kebijakan Lord Arduric sebagai lord yang menghabiskan banyak sumber daya untuk Theo memang terkesan egois dan rawan memicu perpecahan dalam keluarga. Oleh karena itu, asal tidak berupa gangguan fisik dan hal yang berlebihan lainnya, dia masih bisa mentolelir dan berharap Theo bisa kuat menanggungnya.

Setelah sampai di ruang istirahat keluarga, Lord Arduric segera menanyakan tentang perkembangan kuda anaknya.

"Jadi, bagaimana perkembangan kalian berdua dalam setahun ini?"

"Aku sudah ada di puncak Knight kelas D, dan sedang berusaha untuk menerobos ke Knight kelas C," jawab Issabella.

"Ahhh... bagus! bagus! Knight kelas D tingkat 8? tidak buruk, bakatmu sedikit lebih baik dari ayah ketika seusaimu." Lord Arduric menganguk puas.

"Bila berjalan lancar, kau akan menjadi Immortal termuda dalam sejarah House kita dan menjadi General bukan hal mustahil." Lord Arduric tersenyum bangga pada anak perempuannya.

Dalam perjalanan pelatihan seorang Knight, knight yang mampu menerobos ke alam kelas C akan disebut sebagai Immortal, yang mampu menerobos ke Knight kelas B akan mendapat julukan General, menerobos ke kelas A mendapat julukan King, tahap diatas King yang melegenda, Knight kelas S disebut Emperor.

Tiap kelas knight harus melewati 8 tingkatan. Hal ini juga akan membedakan kekuatan tiap knight, karena tiap tingkatan merupakan jarak dan jenjang yang cukup panjang. Knight kelas C tingkat 1-2 akan di sebut sebagai Immortal tahap awal, tingkat 3-4 disebut tahap bumi, 5-6 tahap langit, 7-8 tahap surga. Hal ini juga berlaku di bidang General keatas

Seorang Immortal Tahap awal tak akan kalah dari puluhan Knight kelas E dan kelas D. Begitu pula seorang General tahap awal tak akan kalah bahkan ketika harus melawan puluhan Immortal tahap surga. Begitu seterusnya,semakin tinggi tingkatkan, semakin lebar jaraknya.

Jadi bukan hal yang mengejutkan bila ada seorang King tahap awal menyapu bersih sebuah kastil atau house yang berisi ratusan Immortal seorang diri.

Lord Arduric mengalihkan pandangannya kepada anak keduanya.

"Ohh bagus, berarti sudah waktunya kau mencari kastil beast. Jadi, apa kau sudah memutuskan akan menjadi Soul Knight seperti kakakmu atau menjadi seorang Meridian Knight?" Tanya Lord Arduric.

Seorang Knight di rekomendasikan untuk menyerap kristal beast ketika sudah mencapai kelas D, dimana kondisi Element seed nya sudah memiliki pondasi yang kuat dan akumulasi mana yang cukup untuk berasimilasi dengan Kristal beast.

"Aku ingin mengambil jalan yang berbeda dengan kakak, jadi kedepan akan bisa saling mengisi bila harus bertempur bersama bahu membahu. Oleh karena itu, sepertinya aku memilih menjadi Meridian Knight." jawab Gregoric penuh keyakinan.

"Tak masalah, dengan bakat kalian, menjadi Soul Knight ataupun Meridian Knight sama saja. Kalian sama-sama memiliki potensi untuk menjadi General generasi selanjutnya dari keluarga kita." Arduric sangat puas dengan perkembangan kedua anaknya.

"Kalau begitu, dalam perburuan keluarga beberapa hari kedepan, fokuskan untuk mencari spirit beast yang cocok untuk kau ambil Kristal beast!"

"Kau bisa berburu bersama kakakmu sebagai pengawas yang lebih berpengalaman, tapi tentu saja bila benar-benar tak mendesak, kau tak boleh melibatkan kakakmu. Kau harus mendapatkan Kristal beast dengan kemampuan sendiri. Ini penting untuk proses latihanmu kedepan!" Lord Arduric melanjutkan.

"Ayah bolehkah aku berpartisipasi dalam pemburuan keluarga tahun ini?"

Theo yang dari tadi diam saja, karena selalu merasa tak nyaman bila mendengar pembahasan tentang Knight disebabkan oleh kondisi Element seednya, tiba-tiba bertanya.

"Aku selalu ditinggalkan ketika semuanya berangkat dalam pemburuan keluarga, hal itu sangat menyebalkan." Theo memasang wajah muram.

"Theoo...." Sang ibu ingin berkata sesuatu untuk menghibur tapi tak tahu harus berkata apa.

"Theo perburuan keluarga bukanlah permainan, itu penuh dengan bahaya." Jawab Lord Arduric, ingin membuat Theo mengerti.

Perburuan keluarga adalah tradisi tahunan yang dilakukan oleh House Alknight. Mereka melakukan perburuan di hutan pinus beku yang masih merupakan wilayah mereka, di hutan ini hidup berbagai spirit beast.

Para anggota keluarga yang menjadi Knight akan melakukan perburuan untuk mencari Kristal beast yang akan mereka serap. Sementara anggota yang lain yang sudah berasimilasi dengan spirit beast akan menjadikan tradisi tahunan ini untuk mengasah kemampuan dan bila memungkinkan mencari Kristal beast baru yang level nya lebih tinggi.

Selain kristal beast, setiap anggota tubuh spirit beast juga bisa di jual dengan harga yang lumayan untuk kebutuhan pembuatan pil atau senjata. Jadi, perburuan tahunan juga merupakan salah satu pemasukan tahunan bagi keuangan dan sumber daya House Alknight.

"Tapi ayah..." Theo memasang wajah muram, dia sangat iri melihat anggota keluarga setiap tahunnya akan memasuki dan mengikuti perburuan, sementara dia selalu ditinggalkan.

"Ayah biarkan Theo ikut, aku dan kakak akan menjaganya dengan baik." Gregoric yang melihat wajah muram adiknya segera memberi pendapat.

"Benar ayah, aku akan menjaga kedua adik." jawab Issabella mendukung pernyataan Gregoric.

Theo yang mendengar kedua kakaknya, segera bersemangat dan melihat sang ayah dengan tatapan memohon. Sementara Lord Arduric tidak bisa berkata dan membuat keputusan, hanya bisa mengalihkan pandangannya kepada sang istri.

Melihat reaksi sang ayah, ketiga bersaudara paham keputusan akhir ada di tangan ibunya.

"Ibuuuu..." Serempak merekap memasang wajah memohon.

"Kaliannn...!!"

"Hahhhh.... baiklah-baiklah, tapi karena paman ketiga kalian sedang keluar house untuk mencari tabib, akan ku ijinkan asal ada satu tetua yang menemani kalian." Jawab sang ibu sambil menatap ketiga anaknya.

Ia kemudian mengalihkan pandangan ke suaminya, menatap suaminya dengan tatapan penuh makna.

'Kau adalah suami, seorang ayah, dan seorang Lord, dan masih membuatku mengambil keputusan seperti ini? bila aku menolak, akulah yang akan menjadi ibu tak berperasaan. Bagus! bagus! lihat saja nanti' gumam madam Alena melihat kelakuan suaminya.

Lord Arduric yang memahami pandangan istrinya merasa dingin di punggungnya, ia kemudian tertawa canggung.

Ketika bersaudara segera memasang wajah bersemangat. "Baik, sudah diputuskan adik, pergi tidur lebih awal! tak usah ikut penjamuan malam yang membosankan. Besok kakakmu ini akan membawamu bertualang, hahahaha" Gregoric tertawa lantang.

Theo segera mengangguk dan tersenyum kemudian lari menuju kamarnya, ingin segera tidur agar hari segera cepat berlalu.

Lord Arduric, Madam Alena, Issabella dan Gregoric hanya tersenyum, mereka bahagia karena ini pertama kalinya mereka melihat wajah tersenyum bahagia tanpa paksaan dari Theo dalam dua tahun terakhir.

Bersambung