Chereads / At the Boundary (Di Perbatasan) / Chapter 4 - Chapter 2.2 - Si Kembar Kecanduan

Chapter 4 - Chapter 2.2 - Si Kembar Kecanduan

Sore setelah aku mengajari Reiji cara memasak menu pertama yang Mama ajarkan padaku, aku naik ke lantai dua dan mencari kamar yang terbuka. Seperti kata Reiji tadi pagi, ada sebuah kamar yang isinya seperti perpustakaan.

Manga, light novel, novel, rak konsol game jadul yang bahkan belum pernah aku lihat sebelumnya, dan ada juga sesi buku cerita bergambar.

Ada satu kasur yang bisa dibuat tidur sama seperti di kamarku. Sedikit lebih besar, tapi pas untuk orang dewasa. Sepertinya Kazu-oji-san mencoba untuk membuat ruangan ini seluas mungkin sebagai perpustakaan.

Yuuka dan Ririka di sana, asyik memainkan game yang sama dengan kedua konsol yang berbeda. Mereka berbicara seakan bisa saling berhubungan satu sama lain.

"Collect Monster! Disingkat Collemon! Di sini bisa menangkap monster dan bertarung! Kami sudah mengoleksi semuanya, dan kini tinggal memaksimalkan semua level monster kami!" jelas Yuuka dengan cepat.

"Mii-nee pernah main?" tanya Ririka.

Aku melihat ke layarnya. Aku melihat isi party-nya Ririka. Semua isinya monster-monster yang imut, tapi semuanya sudah level 100.

Versi yang mereka mainkan... tulisannya juga semuanya menggunakan hiragana dan katakana, sehingga sangat mudah untuk dimengerti untuk anak-anak. Kalau yang sekarang memakai kanji tapi memiliki furigana.

"Collemon Platina, ya? Kalau tidak salah ini game yang sudah cukup lama. Dari yang kulihat di iklan, Collemon yang sekarang sudah bisa berjalan-jalan dan semua monster akan terlihat jelas di layar tanpa harus berjalan di semak-semak."

... Aku mencoba mengatakan sesuatu yang menarik tentang seri yang sangat terkenal ini, akan tetapi sepertinya itu merupakan sebuah kesalahan besar...

Aku menceritakan kepada mereka tentang konsol terbaru dan game terbaru dari seri itu kepada mereka yang makin penasaran.

Di tengah malam, Kazu-oji-san mendatangi kamarku.

"Si kembar minta konsol baru, apa yang kamu jejalkan pada mereka?"

Dia menyilangkan kedua tangannya dan menghentakkan kaki depannya beberapa kali, menunggu penjelasan dariku.

"Tenang, ada konsol yang lite dan tidak semahal itu kok..."

"Jelaskan padaku."

Aku berakhir harus menjelaskan panjang lebar soal teknologi terbaru keluaran perusahaan yang mengeluarkan konsol game itu.

Akan tetapi, Kazu-oji-san meski terdengar tidak suka, dia entah bagaimana caranya membelikan masing-masing konsol serta dua versi game yang kusebut. Akan tetapi aku dipasrahkan sebagai pemandu game itu untuk Yuuka dan Ririka.

Jujur, aku saja tidak pernah main konsol keluaran perusahaan ini!

"Nozomi-nee! Aku harus ke mana ini!"

"Mii-nee, ini artinya apa?"

Alhasil, dengan sedikit bantuanku(mendesak dan memperebutkan perhatianku untuk meminta penjelasan dariku), mereka berdua selama satu hari bermain dan masih saja jauh dari selesai. Mereka sangat puas dengan game itu, dan tertidur terlelap.

Kazu-oji-san mendatangiku setelahnya dan menegurku karena terlalu lama membiarkan mereka di depan layar untuk bermain game. Soal itu memang salahku karena aku terlalu memanjakan mereka.

"Akan tetapi dilihat dari perolehan poinku, sepertinya mereka bahagia, ya." Kazu-oji-san melihat ke sesuatu yang tidak bisa kulihat. Mungkin itu adalah hal yang hanya dia yang bisa lakukan karena dia adalah Penguasa Perbatasan?

"Syukurlah kalau begitu!" seruku, mencoba mengalihkan topik.

"Tapi jangan sampai mereka kelewatan bermain seperti ini lagi. Sejak awal, kamu harusnya tidak sembarangan menyebut soal game di hadapan anak-anak—"

... Aku mendapatkan ceramah selama setengah jam setelah itu.

Peraturan Perbatasan sejauh ini:

1. Anak-anak yang kehilangan semangat hidup bisa masuk ke sini.

2. Tidak bisa terluka secara fisik maupun mati. Entah kenapa organ untuk makan masih bisa merasakan panas.

3. Ada listrik, perabotan, dan bahan makanan.

4. Kebahagiaan penghuni bisa menjadi poin untuk belanja di supermarket online instan tanpa kurir.

5. Penghuni punya kamar masing-masing, dan pintu kamar hanya bisa dibuka oleh pemilik kamar. Semua pintu selain kamar bisa dibuka oleh siapa pun.

  1. #Hiragana dan Katakana adalah sistem tulis Jepang yang paling dasar. Katakana biasanya digunakan untuk kata-kata asing. Furigana sendiri adalah hiragana atau katakana yang ditulis kecil di atas atau samping sebuah kanji untuk menjelaskan cara baca.