Kenali nama gue Aldrich kalian bisa manggil gue Al gue pemuda blasteran indo- Amerika. Gue pemuda bad boy itulah yang mereka bilang tapi gue nggak nganggep diri gue badboy. Gue merupakan anak tunggal keluarga william yang merupakan pembisnis terkemuka.
Ya dia pembisnis yang hebat tapi ayah yang gagal. Terlalu sibuk dengan kerjaan dan tidak meluangkan waktu buat gue dari kecil hingga sekarang. Ibu gue bahkan bodoamat ama gue apalagi saudara-saudara gue mereka selalu natapgue dengan tajam. Dipikiran mereka semua, mereka hanya nganggep gue beban apalagi karena gue lahir ibu gue nggak bisa hamil lagi dan pupus lah harapan keluarga gue punya adik perempuan.
Cih gue juga gak mau lahir dari keluarga ini - batin Aldrich miris.
Disinilah gue di kamar yang menjadi teman kehidupan gue. Yang selalu menjadi jarak antar gue dengan dunia mereka.
Turun kebawah Al dapat lihat mereka duduk bersama seperti layaknya keluarga tanpa ada gue.
Tap tap tap
" mau kemana kau "ujar Olivia ibu Al dengan nada datar. Al sudah biasa dengan sikap ibunya itu bahkan hatinya sudah tidak lagi mau mengharapkan kasih sayang mereka.
Seorang pria berumur 37 an memandang Al dengan dingin " kalau istri saya tanya jawab " nadanya tinggi.
"cih buat apa loh tanya, biasanya juga bodoamat " cibir Al dengan datar bahkan wajahnya penuh dengan senyum mengejek.
Olivia menatap jijik dengan anak yang di lahirkan " CIH DASAR ANAK TIDAK TAU UNTUNG, APA BEGINI CARA KAMU BERBICARA DENGAN ORANG TUA KAMI" dengan nada marah setiap melihat putranya dia selalu marah
Al hanya menatap dengan tenang " saya sama sekali gak minta di lahirin ke keluarga ini " nada dingin Al membuat mereka menatap Al dengan tidak percaya sebab Al tidak pernah membalas setiap amarah dari Olivia.
Apakah mereka sudah keterlaluan - batin seseorang pria yang umurnya 3 tahun di atas Al.
Axton ayah Al yang sudah marah langsung berdiri menampar Al dengan kekuatan penuh.
PLAK
"KALAU BUKAN KARENA KAMU PUTRI SAYA SUDAH LAHIR KEDUNIA INI" nada marah
Al yang ditampar dengan keras menyebabkan sudut bibirnya robek. Al walaupun sudah sering diperlakukan kasar tapi hatinnya sakit.
Anak yang baru lahir tidak tau apa-apa dituduh terus. Apakah itu salahnya jika ibunya ngidam makan banyak menyebabkan perutnya membesar selain akbita hamil juga karena kegemukan yang menyebabkan dia tergelincir di tangga.
"PUKUL DIA MAS KARENA DIA PUTRI KU TIDAK BISA HADIR " teriak Olivia membuat hati Al kembali perih. Semua luka di tubuhnya semua disebabkan oleh keluarganya sendiri bukan orang lain.
Bugh
Bugh
Bugh
'shit'
Al yang sudah tidak tahan menahan tangan yang memukulnya dengan geram " Aku Sudah Muak Dengan Ini Kalau Kalian Tidak Ingin Aku Hadir Maka Lenyapkan Aku Sebelum Lahir Ke Dunia Ini " Al
tertawa miris menatap keluargannya dengan mata merah.
Mereka terdiam....
"Nyonya Olivia Saya Juga Tidak Sudi Lahir Dari Rahim Anda" tambah Al mengelap sudut bibirnya yang berdarah berjalan keluar
"Aldrich wiliam berani sekali kau berbicara seperti itu pada ibu mu "suara keras axton mengema di mansion.
Al berbalik menatap ayahnya dengan dingin " Tuan Axton William nama ku Aldrich saja, apakah kau sudah memenuhi tugas mu sebagai orang tua " tanya Al membuat axton terdiam.
"dan anda nyonya Olivia william apakah anda sudah menjalankan tugas sebagai ibu yang baik "tanya Al dengan mencibir. Tak sengaja menatap kakaknya yang hanya diam menyaksikan.
Miris sekali hidup mu Al...
Olivia menatap Al dengan kesal " Aku Tidak Sudi Melahirkan Anak Seperti Mu, Jika Aku Tau Aku Akan Membunuh Mu Saat Itu" setiap ucapan yang dilontarkan oleh ibunya membuat hati Al tercabik-cabik. Walaupun sering dia mendengar tapi kenapa hatinya sakit.
Sedih, marah, dan sakit itu lah yang dirasakan Al.
Al berbalik ingin keluar segera dari mansion yang membuatnya sesak setiap saat.
Axton menatap Al yang ingin pergi langsung berteriak" Aldrich william keluar dari sini jangan pernah balik lagi "suara tegas axton tidak membuat Al goyah untuk pergi malah langkahnya semakin kuat untuk pergi.
"dasar anak tidak tau untung" ujar axton.
"beban " kakak pertama Al, delano mencibir memandang kesal ke arah adik bungsunya yang suka membuat ribut.
Al tersenyum miris mendengar itu...
"Karena Mu Aku Kehilangan Putri Ku, Sebaiknya Jangan Pernah Kembali Kau " teriak Olivia melempar gucci ke arah Al.
Brak
Suara pecahan membuat mereka kaget Olivia yang sudah kesal melempar gucci tepat di kepala Al.
Al terdiam di tempat saat gucci itu pecah di kepalanya. Al yang merasa cairan dikepalanya berjalan keluar dari mansion itu.
Olivia yang sadar langsung menatap putranya yang berdarah tapi tetap berjalan keluar dari mansion dengan sedih.
Apa yang dia lakukan!
"Mas apa yang aku lakukan "lirih Olivia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan tadi
Axton dengan lembut menenangkan istrinya. Sedangkan kakak kedua Al menatap adiknya dengan cemas dia dapat liat darah yang keluar sangat banyak.
Sekarang disini lah Al di jalan raya yang sepi di membawa motor dengan kencang dengan kerah baju yang sudah berwarna merah.
Suara telpon terus berdering tapi fokus Al tidak ada pada itu, dia menatap kedepan dengan sendu.
'kenapa? Kenapa?' pertanyaan itu terus terlukis di hati Al.
Tanpa sadar sebuah truk dengan kencang dari arah depan menabrak Al.
BRUK
Al terpental jauh dari motornya. Terkapar di tanah Al dapat melihat seseorang menelepon ambulance dengan panik.
Hahah akhirnya - batin Al
Tak lama ambulance membawa Al yang sudah penuh dengan darah. Al yang masuk ICU tidak tau setelah kepergiannya pelayan keluarga william memberikan bukti bahwa wiliam tidak bersalah semua itu terjadi karena seorang pelayan yang mencintai axton dan ingin Olivia mati.
"Mas putra ku gimana hiks hiks " ibu Olivia penuh dengan penyesalan tidak hanya Olivia tapi axton, delano dan erlan yang menatap pintu ICU dengan penyesalan.
Selama ini mereka telah salah sangka menuduh, mencaci, mengumpat Al.
Lampu ICU mati seorang dokter keluar dari dalam" dokter gimana putra saya hiks hiks hiks " Olivia menagis dengan keras.
Dokter itu menatap dengan prihatin " Maaf kami sudah berusaha pasien kehilangan banyak darah" ujar nya bagaikan petir untuk keluarga wiliam.Olivia mati.
"Mas putra ku gimana hiks hiks " ibu Olivia penuh dengan penyesalan tidak hanya Olivia tapi axton, delano dan erlan yang menatap pintu ICU dengan penyesalan.
menuduh, mencaci, mengumpat Al.
Lampu ICU mati seorang dokter keluar dari dalam" dokter gimana putra saya hiks hiks hiks " Olivia menagis dengan keras.
Dokter itu menatap dengan prihatin " Maaf kami sudah berusaha pasien kehilangan banyak darah" ujar nya bagaikan petir untuk keluarga wiliam.
Axton mencengkram merah dokter itu dengan kuat "dokter kau berbohong, putra ku kuat dia tidak akan meninggalkan kami " axton penuh dengan kesedihan.
Delano dan erlan membantu ibunya berdiri " ibu tenang lah" mereka penuh dengan penyesalan mata mereka merah.
Lorong ICU itu hening hanya isak tangis Olivia yang terdengar memanggil putranya.