2 bulan berlalu, badan Nino terlihat berotot karena dia setiap hari latihan sihirnya dan badannya. Di panti asuhan, Nino dan Hitoshi mengenakan seragam sekolah nya yang dibeli oleh Alice.
"Wahh, terimakasih bu Alice. Aku sangat senang sekali bisa masuk sekolah sihir!"
Nino memegang baju yang dibeli Alice dan matanya bersinar ceria.
"Terimakasih bu Alice, aku tidak sabar untuk pergi ke sekolah sihir Hogwarts!"
Hitoshi mengambil baju yang dikasih Alice dan mengenakan nya.
Alice tersenyum dan merasa senang melihat kemajuan mereka berdua. Walaupun Alice hanya bisa melatih nya sekali dia tampak senang melihat mereka berdua berlatih mandiri.
"Kalian harus rajin ya disekolah, jika kalian lulus test beritahu ibu ya, ibu akan memasak masakan kesukaan kalian!"
Ucap bu Alice dengan nada ceria.
Nino dan Hitoshi sudah berpakai pakaian seragam sekolahnya. Mereka tampak senang terutama Nino dia sangat semangat sekali.
"Wahh benarkah? Aku pasti akan lulus!!"
Ucap Nino dengan nada penuh semangat.
"Iya, aku juga akan lulus dan menjadi raja!"
Ucap Hitoshi.
Alice menunduk dan memeluk mereka berdua. Mengelus kepala Nino dan Hitoshi, air matanya mengalir sambil memeluk mereka berdua dengan hangat.
"Kalian berdua sudah tumbuh dan menjadi kuat, aku sangat bangga dengan kalian berdua." Air mata alice mengalir dan menghirup ingus yang mau keluar.
"Aku akan menunggu kalian kembali. Ibu doakan terbaik untuk kalian berdua!"
Air mata terus mengalir karena saking terharunya melihat Nino dan Hitoshi kini sudah menjadi kuat. Nino dan Hitoshi segera menenangkan Alice supaya air matanya tidak terus mengalir.
Nino mencium Alice "Tenang saja bu, aku akan memberikan yang terbaik untuk ibu!"
"Iya aku juga!"
Hitoshi menyaut
Alice melepaskan pelukan "baiklah, kalian segera berangkat sekarang nanti akan telat loh!"
Nino dan Hitoshi segera keluar dari panti asuhan dan saat mereka berdua di luar Nino dan Hitoshi melambai tangan ke Alice untuk berpisah.
"Kita berangkat dulu ya bu!"
Nino melambaikan tangan dan tersenyum
Alice melambaikan tangannya ke Nino dan Hitoshi serta mengucapkan salam berpisah kepada mereka berdua.
"Dadah, hati hati dijalan!"
Alice melambaikan tangan nya dan mengusap air mata nya.
"Aku senang sekali mereka berdua masuk ke sekolah sihir Hogwarts. Nino yang dulu penakut dan Hitoshi yang cengeng mereka sekarang sudah berubah. Ibu bangga pada kalian berdua. Raja Haze tenang saja mereka berdua pasti akan menjadi ayahnya!"
Ibu alice berbicara dalam hati.
Ibu Alice menutup pintu panti asuhan saat Nino dan Hitoshi sudah pergi jauh menuju sekolah sihir Hogwarts. Alice melihat pesan yang dulu ada di keranjang Nino dan membaca nya kembali.
"Raja Fadhlan, mereka berdua akan menjadi seperti kau, semangat mereka, kerja keras mereka semua itu sangat mirip dengan engkau." Alice tersenyum.
DI SEKOLAH HOGWARTS PUKUL 06:20 PAGI
Nino dan Hitoshi sudah sampai di sekolah Hogwarts, banyak murid yang berjalan masuk menuju sekolah Hogwarts serta orang tua murid-murid yang lain melihat anak mereka masuk ke sekolah Hogwarts.
Nino mengangkat kedua tangannya "Wahh, sekolah sihir ini sangat besar sekali, aku jadi semangat sekali!"
Hitoshi terkikik "Kau sangat semangat sekali ya Nino. Ayo kita masuk!"
"Okee!!"
Nino mengangguk.
Nino dan Hitoshi berjalan masuk ke sekolah Hogwarts mereka diarahkan menuju tempat arena untuk tes masuk ke sekolah Hogwarts dengan cara satu lawan satu.
Nino dan Hitoshi duduk di atas panggung arena sembari menunggu nama mereka dipanggil. Kabut asap muncul di tengah panggung arena dan suara terompet berbunyi merdu.
Kabut asap itu menghilang dan melihatkan seseorang, rambut berwarna hitam dan badan yang sangat berotot dan tinggi 193 CM serta memiliki energi sihir yang sangat dahsyat. Dia adalah kepala sekolah Hogwarts
"Baiklah semua, perkenalkan saya kepala sekolah Hogwarts, nama saya Kamael." Ucap Kamael dengan nada yang berat dan suara yang gede.
Semua murid yang duduk di atas panggung arena bertepuk tangan serta bersorak menyambut kedatangan kepala sekolah Hogwarts.
"Saya sangat senang melihat kedatangan murid angkatan baru tahun ini. Tapi kalian tau kan masuk sekolah Hogwarts harus mengikuti tes?"
Ucap Kamael dengan nada sedikit sombong.
"Iya, kalian harus berduel satu lawan satu dan yang menang akan diterima masuk ke sekolah Hogwarts dan yang gagal kalian harus mengikuti tes lagi tahun depan."
Ucap Kamael dengan nada tegas.
Nino yang melihat kepala sekolah itu tampak sedikit tegang dan Hitoshi merasa bersemangat untuk berduel.
"Aku engga sabar banget untuk berduel." Hitoshi menoleh ke Nino
"Tadi kau saat di gerbang semangat sekali Nino, jangan tegang dong!" Ucap Hitoshi dengan nada semangatnya.
Nino menarik nafas dan menghembuskannya "fyuhh, aku pasti akan lulus!"
Hitoshi yang melihat Nino tidak tegang lagi tersenyum dan kembali melihat kepala sekolah. Kepala sekolah Hogwarts Kamael menyebutkan peserta yang akan berduel.
"Pertandingan pertama Yonez Lilith melawan Natha Staria. Kalian berdua segera turun dan berduel sekarang!"
Kamael duduk di kursi khusus kepala sekolah di tengah, guru-guru yang lain duduk di samping kanan dan kiri kursi Kamael. Natha Staria dan Yonez Lilith masuk ke dalam panggung arena.
Natha perempuan umur 6 tahun dari keluarga Staria dengan rambut dia pendek berwarna biru muda. Dia membawa pedang di tangan kanan nya dan melepaskan sarung pedang melapiskan sihir dan mana nya.
Pedang Natha kini dilapisi dengan energi sihir es miliknya. Udara dingin berkeluaran di pedangnya dan Natha memasang kuda-kuda untuk memulai duel.
Yonez Lilith perempuan umur 6 tahun setahun dengan Natha dari Lilith. Yonez mempunyai sihir manipulasi api mirip seperti Nino namun beda warna. Yonez mengeluarkan tombak api nya dari sihirnya dan memasang kuda kuda untuk berduel.
"Pertandingan pertama antara Yonez dan Natha akan segera dimulai. Pertandingan yang sangat seru api melawan es. Kita lihat siapa yang akan menang!" Suara microphone.
"Kita mulai pertandingan nya dalam 1... 2.... 3... Mulai!!"
"Dorr!"
Suara tembakan terdengar menandakan pertandingan dimulai.
Yonez segera maju ke depan dan mengayun kan tombak nya ke arah kepala Natha.
"Tang!"
Natha yang menyadari kecepatan Yonez ia pun menangkis tombak milik Yonez menggunakan katana nya.
"Kau cukup cepat juga ya!" Ucap Natha.
"Berisik! Kau akan segera ku habisi!" Yonez yang terlihat kesal mundur ke belakang dan melapisi ujung tombak nya menggunakan api.
"Whooshh!"
Yonez mengayun kan tombaknya dan memasang kuda kuda untuk memulai menyerang.
Natha mengatur aliran mana nya dan mentransferkan mana nya ke katananya. Natha memulai serangannya ia lari dengan kencang. Namun Yonez menggunakan sihir api nya untuk menciptakan dinding api.
"FireWall!"
Api yang keluar dari tanah menutupi Natha untuk menyerang.
Natha menebas dinding api milik Yonez menggunakan katananya.
"Kau lumayan bodoh juga ya!" Alice mengayunkan pedangnya mengarah dada Yonez.
"Apa kau bilang! Kau bilang aku bodoh? Lancang sekali mulutmu dasar brengsek!" Ucap Yonez
"Trangg!"
Saat pedang milik Natha mengayun ke arah Yonez. Yonez menangkis katana Natha menggunakan tombak nya. Yonez yang terlihat kesal mulai menyerang balik Natha dengan menendang perutnya Natha sehingga terhempas jauh.
"Kekkh... Aku lengah" Natha berbicara dalam hati.
Natha berdiri mengangkat tangan kiri nya ke arah depan dan merapalkan mantra untuk menyerang Yonez.
"IceSpear!"
5 lingkaran sihir yang keluar dari belakang Natha mengeluarkan tombak es dan menembakannya ke arah Yonez. Serangan Natha mendekat ke arah nya, Yonez menebas tombak es Natha menggunakan tombak nya
"Hemmp sihir selemah ini sangat mudah untuk ku tebas" Ucap Yonez dengan nada sombong.
"Sombong juga kau." Natha mengambil posisi bertarung dan melompat untuk maju ke depan.
Natha melompat maju ke depan yonez dengan sangat kencang. Natha mengayunkan pedangnya ke arah leher Yonez. Yonez yang menyadari serangan berikutnya ia mengatur posisi badannya untuk menangkis serangan Natha.
Natha berpindah dengan cepat ke arah belakang Yonez sehingga menipu seranganya. Natha menendang leher Yonez sehingga terhempas ke depan.
"Orang sombong seperti kau tidak layak untuk menang!" Ucap Natha.
"Ukkkh!! Sialan kau, aku akan menggunakan jurus pamungkas ku untuk mengakhiri pertandingan ini!!"
"Avenger"
Aura sihir api milik Yonez keluar sangat dahsyat.
Tubuh Yonez memancarkan energi sihir nya sehingga membuat tekanan tanah berguncang akibat aura sihir miliknya.
"Kalau begitu kita lihat siapa yang akan menang!!"
"Avenger!!" Aura sihir es Natha keluar sangat dahsyat.
Natha mengeluarkan Aura sihir es mliknya.
Rambut Yonez dan Natha kini berubah menjadi berwarna merah dan biru mata mereka ikut berubah. Mereka berdua memasuki mode Elementalist Body.
Avenger adalah skill sihir yang meningkatkan Mana dan sihir milik pengguna serta ketahanan tubuh yang sangat kuat. Pengguna yang terkena serangan akan dengan mudah menetralkan sihir milik lawan.
Sihir Avenger juga mampu menguatkan insting pengguna sehingga dia bisa membaca pergerakan musuh dengan mudah serta kecepetan gerak dengan kencang.
"Woah baru saja pertandingan pertama sudah ada serunya"
"Hebat sekali umur 6 tahun sudah bisa menguasai Avenger." Ucap kepala sekolah.
Natha dan Yonez mengambil posisi untuk menyerang. Natha melompat maju ke depan dan mengayunkan pedangnya ke arah Yonez. Yonez menangkis serangan Natha sehingga membuat mereka saling beradu.
"Tangg!"
"Natha mempunyai sihir es yang sangat kuat serta gaya bertarungnya yang sangat bagus, di....dia lumayan cakep juga sih." Ucap Nino dengan perkataan yang bodoh.
Natha dan Yonez saling beradu pedang. Mereka bergerak sangat kencang sekali. Yonez tampak capek sihir miliknya mulai menurun. Natha menyerang secara terus menerus sehingga membuat Yonez tambah capek.
"Dasar gila!!" Ucap Yonez yang menangkis katana Natha.
"Kau mulai capek ya?" Natha tersenyum.
Natha melompat ke belakang "selamat tinggal." Natha merapalkan mantra di pedangnya.
Natha melompat ke depan dengan sangat kencang dan menebas perut Yonez. Yonez tidak menyadari serangan Natha sangat cepat dan ia pun mulai tumbang.
"Akkkh, sialan kau-" Yonez tumbang dan pingsan karena kesakitan dan mana dia yang mulai habis.
"Pertandingan pertama dimenangkan oleh Natha!" Suara pengumuman mengumumkan Natha lolos dan menjadi murid di sekolah sihi Hogwars.
"Senang bertarung dengan anda, aku harap anda akan menjadikan ini pelajaran untuk diri anda sendiri." Natha meninggalkan Yonez tergeletak dan tim medis sekolah sihir Hogwarts mulai menyamperi Yonez.
Pertandingan pertama dimenangkan oleh Natha. Sungguh pertarungan sangat dahsyat antara api dan es saling beradu. Walaupun umur masih kecil Natha mampu bertahan menggunakan Avenger.