"penghianat....kau akan mati ditangannya. Kejahatan tidak akan bisa ditutupi oleh apapun, sekalipun dengan bangkai."
Pria itu tersungkur,bajunya penuh darah. Rasa nyeri pada luka yang dihasilkan peluru yang ditembakkan kearahnya 3 menit yang lalu,tak tertahankan oleh nya. Pria itu hanya menunggu ajal saja, terlebih lagi peluru kedua ditembakkan kembali oleh orang berjubah hitam dihadapannya. Sementara itu,dibalik meja yang tidak jauh dari area rumah kaca itu terlihat gadis berusia 17 tahun membungkam mulut nya dengan tangannya Sendiri. Air mata lolos membasahi wajahnya. Tidak ada yang bisa ia lakukan,gadis itu hanya terisak menangis tanpa suara melihat pria bersimpah darah itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Belum lama gadis itu menyaksikan kematian pria didepannya. Seorang wanita parubaya,diseret paksa dan badannya dilempar kasar kearah mayat pria itu. Sontak wanita itu menjerit kesakitan melihat sosok suaminya tergeletak tak bernyawa. Wanita itu menoleh, seakan tau keberadaan gadis itu memberikan isyarat agar ia diam disana, berusaha bersembunyi.
Pria berjubah menjambak keras rambut wanita itu, membuat wanita itu meringis. Pria berjubah itu bertanya. " Dimana file itu?."
"Aku tidak tau, meskipun aku tau aku tidak akan memberitahu mu penghianat. Kau hanya manusia sampah yang bersembunyi dibalik hukum. Cuih..."
Pria itu murka dikala wajahnya basah karena air ludah wanita itu.
"Sialan, jalang sialan. " Pria berjubah tidak terima, ia langsung menodongkan pistol dan menarik pelatuk tepat sasaran,kepala wanita itu.
Dor....dor...
"Ha..ha..ha.."
Arumi membuka mata, keringat bercucuran membasahi piyama pink yang ia kenakan. Nafas Arumi memburu,seakan gadis berusia 21 tahun itu baru selesai berlari. Nyatanya, Arumi terbangun lagi dari tidurnya Karena mimpi buruk yang sama lagi. 4 tahun bukanlah waktu yang lama untuk Arumi bisa melupakan tragedi pembunuhan dihari perayaan ulang tahun nya. Bukan ucapan selamat atau nyanyian selama ulang tahun yang ia dapat, Arumi malah mendapatkan nyanyian mengerikan dari pistol yang mereguk nyawa orang terkasih nya. Arumi yang melihat tragedi mengenaskan itu harus menerima kenyataan bahwa bayangan mengerikan selalu mengikuti nya.
"Ayah ...ibu ..."
***
Disatu tempat tertutup,jauh dari keramaian. Segerombolan pria berbadan kekar berdiri menodongkan senjata pada pria yang mereka Sandra. Pria itu terlihat tak sadarkan diri,darah segar mengalir dari dahinya. Dua puluh menit yang lalu,para pria kekar itu menculik dan memukuli pria yang merupakan wakil direktur DM grub. Salah satu perusahaan terbesar ke lima di Jerman.
Dua menit berlalu,bersama kesadaran pria itu pulih,tak jauh dari keberadaan mereka terdengar suara langkah kaki berjalan kearah mereka. Semua pria kekar menoleh,dan seakan tau siapa yang datang semua nya menyingkir memberikan ruang bagi pria itu untuk berdiri didepan mereka.
" Ha... merepotkan. Kenapa bedebah ini selalu membuat ku harus bekerja keras." Umpat nya.
Dor...dor...
Suara pistol menggema keseluruh ruangan. Peluru yang ditembakkan menuju ujung kaki pria yang disandera, membuat pria itu memberontak dan jatuh terbalik bersama bangun yang menjadi sandaran duduknya.
"Es stellte sich heraus, dass es immer noch funktioniert (ternyata masih berfungsi." Ujar pria bermata berwarna hijau itu.
"Wer bist du?"(Siapa kau) pria disandera bertanya Dengan suara bergetar.
Pria itu mendekat, kemudian ia berjongkok mengarahkan pistol kedagunyaa. Dan berkata "ICH? Müssen Menschen, die sterben werden, fragen, wer ich bin?"
(Aku? Apa orang yang akan mati perlu bertanya siapa aku?.)"
"Bastard." ( bajingan)
"Arschlöcher schreien Arschlöcher(Bajingan meneriaki bajingan?)." Ucapnya.
Pria itu menatap tajam, iris mata berwarna hijau milik pria itu memberikan kesan kejam,dingin dan menakutkan. Wajah tampannya menggambarkan senyuman tersudut diujung bibir merahnya. Wajah pembunuh! Itulah kesan pertama yang akan tinggal saat berjumpa dengan pria itu.
"Wenn ich dir nur keine Chance zur Buße geben würde, CK... Egal, ein nutzloser Teufel wie du hat es nicht verdient, dass man ihm die Chance gibt." (Kalau saja aku tidak memberimu kesempatan untuk bertobat, CK.. Lagi pula, iblis tak berguna sepertimu tidak pantas diberi kesempatan.
"Ha.. Hol ihn ab (angkat dia)." Perintahnya
Sebelum melanjutkan ancamannya kembali, pria itu berdiri meregangkan punggung nya,sembari memeriksa pistol yang ia pegang. Pria itu berkata " Menschen machen immer Fehler, betrachten den ersten Fehler als Fahrlässigkeit, den zweiten als Zufall, aber wenn Menschen den dritten Fehler gemacht haben, ist der Tod der einzige Ausweg. (Orang selalu melakukan kesalahan, menganggap kesalahan pertama sebagai kelalaian, kesalahan kedua sebagai kebetulan, namun ketika orang melakukan kesalahan ketiga, kematian adalah satu-satunya jalan keluar)."
Tak lama,ujung pistol ia arahkan,tanpa basa basi pelatuk pistol ditekan,peluru yang hanya tinggal satu didalam pistol itu meluncur bebas menembus tubuh pria itu. Alhasil pria yang disandera pun mejerig kuat menahan rasa sakit sebelum ajalnya menjemput.
Pria bermata hijau itu mendekat, sesuatu ia bisikkan pada pria sandaran itu. Hembusan nafas terakhirnya pun mulai memasuki kerongkongan pria itu. Tidak peduli mati atau hidup, pria bermata hijau itu pergi tanpa menyaksikan kematian pria itu.
"A..LA.RIC ALF..ON..SO.." lirih pria itu terbata-bata, seraya hembusan napas terakhirnya.