Sementara Luca di rawat di rumah Rudof, mereka sangat faham jika Luca terluka tak perlu membawa ia kerumah sakit, cukup suruh ia tidur beberapa hari ia akan pulih.
Setelah beberapa hari Luca bangun, dan seperti biasa ia akan mencari makanan. Kali ini Rodof tak mengomeli anak itu, bahkan ia sudah tidur selama 4 hari dan telah memakan banyak makanan simpanan milik Rudof.
"Aku kenyang, terimakasih Pak Tua," kata Luca terlihat sengat legah.
Rudof berdiri, membuka lemari dan mengambil sebotol minuman dan kemudian menuangkan minuman itu ke gelas yang ada di hadapan Luca, "setelah ini apa rencana mu?" tanya Rudof tampak prihatin dengan keadaan Luca.
"Aku akan kembali bekerja di pasar, mengumpulkan uang dan membuka toko Kembali, hanya itu yang bisa aku lakukan."
"Apakah kau ingin menjadi kaya?"
"Iya, aku akan menjadi kaya dan akan menjatuhkan orang-orang sombong yang menguasai negeri ini dengan kekayaan ku, aku percaya uang akan lebih berguna dari pada kekuatan."
"Aku rasa untuk menjadi kaya dengan keadaan mu sekarang butuh waktu 20 atau 30 tahun lagi, artinya kau sudah tua seperti ku saat kau selesai mengumpulkan uang, rencana mu telalu naif."
Luca terhenti, "Aku tahu, tapi apalagi yang dapat aku lakukan selain bekerja !" Luca terbawa suasana.
Rudof Kembali berdiri, ia berjalan kedalam kamar dan kemudian membuka lemari, di dalam lemari itu ada sebuah peti kecil yang tampak sangat tua. Ia kemudian membawa peti itu kehadapan Luca.
Luca tak mengerti, "untuk apa benda ini?"
"Itu adalah peta harta karun."
Luca memuntahkan minuman yang ada di mulutnya mendengar perkataan Rudof, "hahaha mainan seperti apa itu Pak Tua, aku tahu kau berusaha menghibur ku tapi ini sedikit berlebihan hahahaha," Luca mengolok-olok Rudof.
Rudof sedikit kesal, ia sama sekali tak bercanda, baginya peti itu benar-benar harta karun, "aku nggak bercanda bocah bajingan !" bentak Rudof.
Luca terkejut, ia juga tak mengerti kenapa Rudof bisa semarah itu.
"Kau tahu, Ras Dwarf adalah Ras yang punya kemampuan dalam menambang dan mengelolah emas besi dan mineral lainnya. Karena hal ini juga sampai sekarang Ras Dwarf tak punya negara sendiri, mereka di manfaatkan oleh manusia di kekaisaran Holly Diamond dan Holly Stone untuk mencari tambang dan bekerja disana."
Luca semakin tak mengerti, "Lalu apa hubungannya dengan harta karun?"
"Nama lengkap ku adalah Rudof Golddin, aku berasal dari kelurarga Dwarf yang khusus menambang emas, itu adalah peta tambang emas milik keluarga ku, katanya emas di tambang itu sangat banyak dan tak ada satupun yang tahu kecuali keluarga kami."
Luca mulai mengerti, ia sangat terkesan dengan cerita Rudof.
"Kalau begitu ini asli?"
"Tentu saja."
Luca mengambil peti lusuh itu dan mecoba membukanya, namun ketika ia ingin membuka peti itu tiba-tina peti itu meladak dan membuat tubuhnya terpental dan mengantam dinding.
"Hahaha, maaf aku lupa kasih tahu jika peti itu di lindungi sihir dari keluarga Golddin," jelas Rudof.
Luca bangkit, di tampak sangat marah, "dasar pak tua tak tahu diri, kenapa kau baru ngomong sekarang hah !"
Rudof mengambil peti itu dan kemudian muncul lingkaran sihir kecil, pak tua itu kemudian memutar lingkaran sihir itu dan dengan mudahnya peti itu terbuka.
Di dalam peti itu ada secarik kertas yang di gulung dan di ikat pita berwarna emas. Rudof kemudian melemparkan gulungan itu kepada Luca.
Luca reflek menangkap gulungan itu dan dengan cepat membuka nya.
Sejenak anak itu memperhatikan peta yang tergambar di dalam gulungan tersebut.
"Lokasi ini di Gurun Kara, gurun ganas yang tak satu pun orang mau kesana, dan itu ada di negara ini," ucap Luca kagum.
"Kau tau kenapa aku bisa tinggal di negara ini, salah satu alasannya adalah lokasi tambang itu, namun aku memutuskan untuk menyerah kerena lokasinya yang sangat ekstrem, berada di Tengah-tengah gurun luas yang aku rasa tak ada kehidupan disana," jelas Rudof.
"Baiklah, kalau ini memang benar ada, aku akan coba kesana."
#Suara ketukan pintu
"Masuk, mau sampai kapan kalian berdiri di depan pintu," ucap Rudof.
Beberapa orang laki-laki paruh baya masuk, mereka adalah pedagang yang sangat Luca kenal.
"Kalian Tua Bangka kenapa kesini ?" Luca tak mengerti.
"Dasar kau anak bajingan, sudah kami tolong malah tak ada sopan-sopanya," jawab salah satu dari orang-orang tua itu kesal.
Luca menggaruk kepalanya, "Maaf, tapi tetap saja apa yang kalian lakukan disini."
"Kami dengar kau akan pergi mencari harta karun keluarga Rudof?"
"Ya begitulah, aku juga harus mengganti uang yang kalian berikan kepada David si anjing."
"Kalau begitu ini," sebuah kantong di lempar kearah Luca.
Luca tentu tak mengerti, "Apa ini?"
"Itu 30 koin emas, gunakan itu untuk modal perjalanan mu, artinya kau berhutang 130 koin emas kepada kami."
Luca lagi-lagi terharu, ia tak menyangka para pedangang tua itu sangat peduli pada dirinya.
"Dasar kalian, baiklah, akan ku bayar hutang ku."