'Tanggal 01 Januari
Di sore hari, saat matahari mulai berganti. Sebuah bola besar berwarna merah kehitaman muncul di langit. Di saat yang bersamaan, seorang gadis mendapatkan berkah dan kutukan untuk menyelamatkan dunia. Dia, Isabella.'
"Isabella... "
Gadis itu terdiam menatap lama paragraf yang di bacanya. Dia mendongak menatap bola besar berwarna merah kehitaman yang muncul lima tahun lalu. Bola besar yang mengubah dunia, memporak-porandakan kehidupan dan juga sebuah alasan yang membuat nya berada di sini. Lima tahun setelah semua kekacauan terjadi, sebagai Isabella. Gadis yang bertugas menyelamatkan dunia.
Isabella menutup bukunya. Memandang penampilan dirinya di pantulan genangan air. Rambutnya pirang panjang sepinggang. Gaunnya putih tanpa noda. Hanya wajahnya saja yang tidak berubah, masih tetap sama. Seperti sebelum dia menjadi Isabella.
Isabella, nama yang di berikan pohon dunia padanya. Saat itu, ketika bola besar berwarna merah kehitaman pertama kali muncul. Ketika matahari mulai berganti. Tepat tanggal 01 Januari, dia kehilangan kesadarannya. Saat terbangun, dia sudah berada di hadapan pohon dunia. Pohon besar berwarna putih bersinar yang tumbuh di atas genangan air. Akar-akarnya terlihat jelas di dalam air, di sana terdapat bola berwarna-warni yang bersinar di antara akar akarnya dan di dahanya buah apel bewarna merah cerah bergantungan. Di sana Isabella berada, lima meter dari pohon dunia. Kakinya melayang di atas air dan di tangan nya, buku pemberian kakaknya di genggam dengan erat.
Pohon dunia hanya mengatakan bahwa dia harus menjadi Isabella. Melanjutkan novel yang ditulis kakaknya. Novel berisi satu paragraf yang menjadi nyata. Novel berisi satu paragraf yang mengubah dunia. Novel berisi satu paragraf yang ditulis kakaknya tepat sebelum menghilang. Dua jam setelah menulis nya.
Dan disinilah dia sekarang. Sebagai Isabella. Lima tahun setelah kekacauan terjadi. Hanya itu yang dia tau. Pohon dunia mengembalikan nya ke tempat asalnya setelah lima tahun telah berlalu. Saat bola merah kehitaman pertama kali muncul di langit. Di sekelilingnya tidak ada lagi pemandangan yang ia kenali. Lapangan luas berhiaskan puing-puing bangunan yang hancur menyatu dengan tanah. Gedung-gedung berbentuk aneh yang terlihat di kejauhan. Langit berwarna merah seolah terkena wabah. Rel kereta yang melayang di langit. Dunia telah berubah total. Setelah lima tahun berlalu.
Dari kejauhan seorang pria berbaju putih panjang seperti jubah dengan rambut panjang bewarna perak berjalan mendekat. Lantas berlutut di hadapan Isabella.
"Saya telah menunggu anda saintess"