Setelah terjawab rasa penasarannya kini ia justru sangat menikmatinya...
Konti hitam besar milik Ipapnya perlahan memutari bibir meksinya...masuk dua Senti mundur dan masuk lagi enam Senti mundur dan ketiga kalinya masuk 10 Senti diam ada satu menit lalu digoyang...ada 2 menit mundur lagi...sampai lima belas Senti masuk digoyang ada 5 menit mundur... kelima kalinya masuk semua dan diam ada 2 menit lalu digoyang...maju mundur pelan pelan...sambil melumat Sustinya dengan menjilati buah cerynya...kini Enok melenguh...
Auhgsh...
Aughshh...
Pertama kalinya ia melakukan dengan big win super jumbo milik Ipapnya... membuatnya tergila-gila.. pasalnya baru pertama dan mendapatkan hal yang luar biasa.
Setelah aktivitas berlangsung 20 menit tiba tiba ia merasakan ada yang sobek dan pecah...setes darah mengalir dari sobeknya kesucian Meksi miliknya...
Tapi itu membuatnya semakin merasakan kenikmatan yang luar biasa...
Ipap menurunkan tubuhnya dan kini membalikkan badannya dan membuka kakinya sedikit lebar...
Pantat besar putih dan kenyal itu diciumnya dan Konti itu mulai masuk kedalam sela sela pantatnya...
Susti super jumbo diremas dari belakang seraya memaju mundurkan pantatnya si Ipap gencar kuat kuat hingga menimbulkan suara
Plok...
Plok...
Plok...
Enok sangat menyukai gaya ini... rasanya semua Konti masuk kedalam full... membuatnya semakin tergila-gila... nikmat itu pasti darimu itu kasih.
Peluh dan keringat bercucuran membasahi keduanya...tapi semakin panas dan semakin buas saja Ipap memainkan Konti miliknya.
Enok sendiri tersenyum puas...sebab selama ini dia hanya bisa mengintip tapi sekarang ia menikmatinya langsung...
Merasa cukup lama dengan cepat Ipap mengeluarkan Cairan kenikmatan dibibir Meksi milik Enok dan dengan telunjuk ia mencolek cairan tersebut dan dimasukan ke mulut anak perempuan didepannya...
Enok menelannya dan merasakan sensasi asin dan gurih serta baunya akan ia inginkan selalu...harum.
Mencuci kebangganya lalu meminta Enok melanjutkan mandinya.
Keluar dari kamar mandi dan bergegas menuju ke Ruang Guru yang sudah sepi...tentu saja semuanya telah pulang kerumahnya masing-masing...sebab Enok sengaja mandi setelah semua anak sekolah pulang begitupun para Guru.
Namun sayangnya ia tak mengetahui jika Ipap justru mengintip aktivitas mandinya,dan membuat rekor dihidupnya saat ini.
Setelah keluar dari kamar mandi ia lalu menuju kelasnya untuk mengambil tas dilaci...Ipap yang menyadari jika waktu masih ada untuk melakukan hal itu lagi dengan cepat ia menghampiri Enok dan membawanya ke Gudang belakang sekolah.
Sedikit menyapu ruangan dan kebetulan ada Matras yang biasa dipakai untuk olah raga...kini keduanya justru semakin lincah dan tanpa canggung bervolume melenguh dengan melodi.
Ketika dikamar mandi posisi biasa dan kurang bebas tapi disitu dua matras sekaligus dijajar...bebas dan puas... sampai tak sadar ketika ia melihat jam tangannya rupanya sudah menunjukkan angka 17.45...
Membersihkan diri kekamar mandi dan bergegas pulang kerumahnya masing-masing...
Sebelum pulang Enok mendapatkan beberapa tanda dibuah cerynya...dan ciuman hangat dimeksinya berkali kali... karena ia yang tidak pernah memakai cede...hanya dibuka naikan kepinggang langsung beres...
Pulang sampe sore tak ada yang mencarinya ataupun meresahkan ketidak adannya dirumah membuat ia bebas...mau pulang atau tidak...
Ipap sendiri tersenyum puas dibalik rasa khawatirnya... pasalnya itu muridnya sendiri dan ia telah memiliki seorang istri tanpa adanya anak diantara mereka karena entah mengapa sudah 7 tahun menikah belum dikaruniai seorang anak...tapi hari ini kenapa ia puas dengan anak anak.
Sebagai lelaki ia mengagumi Enok karena Sustinya memuaskan sekali...diumurnya yang terbilang kecil tapi ukurannya sudah 40 per 70 wow... fantastis...dan ia sudah berhasil memenangkan Hadiah Nobel karena memecah kesucian Meksi.
Seumur hidupnya baru kali ini... karena istrinya dulu meksinya sudah pecah oleh pacar pertamanya dan dia mendapatkan sisa...tapi hari ini justru ia sudah mendapatkan hadiah terindah.
Pulang kerumahnya dengan wajah cerah dan ceria... tanpa rasa bersalah sedikitpun sebab ia melihat jika Enok justru menyukai kegiatan olahraga siang dengan puas...
Bersiul siul sambil menaiki sepeda motornya dan membayangkan tadi...enak dan nikmat... teringat wajah anak didepannya yang berona merah muda berkeringat dan memuaskan.
Sesampainya dirumah ia tetap memancarkan wajahnya tanpa perduli dengan istrinya yang cemberut... emang gue pikirin... batinnya.
Mira Santika... wanita berkulit putih tinggi tapi kurus sedang Sustinya ukuran 34 itupun besaran wadahnya dari isinya...jauh... kecil tak ada puasnya...tapi hari ini ukurannya jumbo dan fresh...
"Mas...kok sampai magrib baru pulang dari mana?"
"Ketemu temen temen kuliah...kenapa...kamu cemburu?"
"Owh..."
Sejak saat itu sampai akhirnya Enok lulus tak bisa ia lepaskan... bagaimana dengan Enok...ia justru semakin gila dan konyol sebab tak ada yang bisa mengantikan posisi Ipapnya dalam ukuran dan kepuasan.
"Kamu mau melanjutkan sekolah kemana sayang..."
"Tidak... aku tidak mau...aku mau tapi dengan syarat setelah lulus Sekolah Menengah Pertama...Ipap akan menikahi ku... bagaimana?"
"Sulit sayang... tidak mudah prosesnya terlalu lama.."
"Ya sudah Enok mau pergi ke Jakarta mengadu nasib..."
"Tidak... jangan pergi...aku tak mau tinggal pergi apalagi sampai ke Jakarta untuk apa... pekerjaan apa yang bisa kamu dapatkan disana dengan Ijazah lulusan Sekolah Dasar...tidak jangan pergi..."
"Nikahi aku secepatnya...aku tak akan pergi..."
"Tidak mungkin sayang..."
"Kalau tidak bisa ... jangan halangi aku..."
Plak...
"Aghs...jahat..."
"Maafkan Ipap sayang... tapi jangan pergi... tolong..."
Memeluk dan menggendongnya dipangkuan...Enok menangis...ia sudah merasa capai karena sudah 2 tahun 3 bulan... mereka tanpa status jelas...sedih itu jelas pasti.
Tapi ia sangat mencintai lelaki yang sudah memberikan kenyamanan dan kenikmatan luar biasa... semua fasilitas ia terima dan tentu saja tak ada yang bertanya dari mana dan dari siapa...
Enok tak perduli...ia hanya mau Ipapnya...namun bagaimana dengan Lelaki yang telah berhari-hari dan berbulan bulan menemaninya selain Ipap...Dayat dan Karmun...tapi dari keduanya tak ada yang bisa ia harapkan....karena Karmun sendiri anak semata wayangnya Darso dan Yuti... kekasihnya Emak Tiwen...
Dayat bagaimana dengan dia... yang setiap hari mendapat Sugar Baby gratis tanpa bayaran tentu saja ada sebab bayarannya nikmatnya...
"Mbok tidak setuju... apapun alasannya dengarkan baik baik... orang tua mana yang bisa menerima anak orang yang setiap pagi masuk lewat pintu belakang pikirkan masak-masak... masih banyak anak yang lebih baik dan punya etika ketika memasuki rumah"
"Tapi aku sudah tidak bisa jauh darinya Mbok... terlanjur sayang dan aku bisa menjadikan ia anak yang baik asalkan telaten..."
"Silahkan kamu teruskan... intinya Simbok tidak akan pernah merestui...titik"
"Tolong Simbok mengerti perasaan anakmu ini..."
"Sekali tidak tetap tidak... lebih baik kamu pergi merantau biar bisa melihat dunia luar dan tidak seperti ini...besok sore Kamu berangkat naik bus...biar Simbok telepon Pak Lek Guntur...paham"
Brak...
Pintu ditutup dengan keras... Dayat tertunduk diam...ada butiran bening jatuh diujung matanya yang berkaca-kaca...
Sakit dan nyeri di dadanya.
Bangkit dari duduknya berjalan lesu menuju ruang makan... tutup saji dibukanya...ada sambal terasi dan sayur asem juga ikan asin...menu makanan kesukaan itupun tak disentuh olehnya... berjalan menuju keluar rumah dan memandang jauh kerumahnya Enok.
Jarak yang hanya terpisah sawah tiga petak itu membuatnya nyeri... tapi yang tidak ia ketahui bahwa Enok sendiri sudah tiga hari tidak pulang kerumahnya.
Kemanakah ia pergi...kemana lagi jika tidak bersama Ipapnya...ia sudah merengek berkali-kali meminta status menjadi lebih baik... justru ia kini tinggal serumah dengan Ipapnya disebuah Kontrakan... jatahnya siang sampai malam jam 21.00 setelahnya ia akan tidur bersama seorang pembantu yang dikhususkan untuk menjaganya dan menyediakan berbagai macam kebutuhan Enok.
Tiwen sendiri sudah melepaskan anak perempuannya sebab Enok mengancam akan bunuh diri jika tidak diijinkan...mau tak mau ia restui pernikahan Siri anaknya daripada nekad.
Hermawan atau Ipap kini semakin menyayanginya... bagaimanapun ialah yang sudah terlanjur mencintai dan membobol meksinya...
Sudah tiga hari ia tinggal bersama semua kebutuhan Enok terpenuhi begitupun bercintanya...
Bagaimana dengan si pembantu... tentu ia akan berada di kamarnya sendiri saat kedua majikannya tengah berayun ayun polos tanpa sehelai benangpun.
Ia sudah mengajukan permohonan perceraian untuk segera disetujui oleh atasan... namun sayangnya tidak mudah sebab ia harus bersabar... sekalian menunggu Enok bisa cukup umur untuk membuat KTP.
Tiwen cukup merasa bahagia meskipun Enok masih dibawah umur tetapi ia sudah memiliki suami yang jelas bulanannya... walaupun saat ini berstatus Nikah Siri... Enok sendiri tidak diijinkan untuk pergi tanpa bersamanya...Ipap akan selalu mengantar kemanapun ia mau.
Sebenarnya Hermawan ingin Enok melanjutkan sekolah tetapi ia mengaku sudah tidak bisa berfikir tentang pelajaran justru itu akan membuatnya menjadi terlihat bodoh dikelas nantinya.
Sebab ia sadar jika dihati dan pikirannya sekarang adalah Konti milik suaminya...ia tak lagi mengenal lelaki lain seperti dulu sebab keinginan terbesarnya sudah dituruti oleh Suami tercinta.
Dulu ia lakukan karena sedih tak bisa selalu bersama tapi sekarang ia bebas memiliki dan bebas menjalani kehidupan bersama kekasih hati.
Perbedaan usia keduanya tak menjadikan suatu masalah akan tetapi bisa menjadi masalah jika meksinya belum melahap Konti milik suaminya... Konti yang pertama kali ia rasakan dalam hidupnya.
Setelah hidup bersama selama dua puluh lima bulan harapan Ipap menjadi kenyataan.... ketika pertama kalinya ia sudah siap memberikan lelehan es krim dari Konti miliknya... karena pengajuan perceraian sudah ditandatangani oleh atasan.
Sidang Perdana dari perceraian sudah ia jalani dan sidang keduanya putusan pengadilan Agama meloloskan Perceraian.
Hari itu juga ia mendapat Keputusan Sah menjadi seorang Duda.
Kabar gembira ini tentunya yang ditunggu tunggu terlebih lagi Enok sudah mendapatkan KTP sehingga ia bisa menikah secara Sah.
Tiwen sujud syukur akhirnya mereka berdua menikmati hidup bersama dengan legal...ia sampai menitikkan air mata...saat ini ia sibuk mencari Perias pengantin untuk akad nikah putrinya.
Ipap sendiri ijin selama dua bulan tidak masuk kerja.... tentu saja itu disetujui karena ia sudah 16 tahun bekerja belum pernah mengambil cuti.
Alasan kenapa ia sampai mengambil waktu dua bulan tentu saja ia inginkan kehamilan istrinya kelak.
Hari ini tepatnya tanggal 20 bulan Agustus tahun 1998... mereka berdua menikah di Kantor Urusan Agama yang dekat Tempat Kontrakan.
Enok didandani dengan Riasan Pengantin Adat Jawa... Begitupun Hermawan...
Duduk bersama didepan Penghulu membuat Enok memegang Erat tangan suaminya.
"Hermawan Laksono Bin Agung Laksono almarhum
Saya Nikahkan Engkau dengan Nonita Dwiyanti bin Jojo Prasetyo almarhum dengan seperangkat alat sholat dan uang Lima Puluh Lima juta Rupiah dibayar Tunai..."
"Saya terima nikahnya dan kawinya Nonita Dwiyanti dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar Lima Puluh Lima juta Rupiah dibayar Tunai "
"Bagaimana Saksi... apakah Sah?"
"Sah.."
"Sah..."
"Alhamdulillah... Bismillahirrahmanirrahim
... Amin "
Dengan cepat Hermawan mencium dahi istrinya...setelah mereka berdua menerima Buku Nikah ditangannya...ia lalu mengendong istrinya.