Alessandra pun semua yang terjadi pada Isabella dan Seraphina dengan jelas. Karena jika tidak ia lakukan, Isabella pasti akan terus mengganggunya hingga ia muak dan memilih untuk menjelaskan semuanya.
"Jadi itu alasannya mengapa kalian harus pergi ke kuil suci Bourbon?" Tanya Isabella setelah mendengan penjelasan Alessandra.
"Ya, benar." Jawab Vincent singkat.
"Namun tetap saja, mengapa Yang Mulia Kaisar bisa mempercayai anda yang bahkan baru pertama kali bertemu dengan Tuan Putri Alessandra? Saya bahkan tidak bisa mempercayai anda sepenuhnya." Ucap Isabella yang dengan terang-terangan menunjukkan ketidak sukaannya pada Vincent.
"Saya mengerti kekhawatiran anda, lady. Walaupun ini adalah pertemuan pertama saya dengan Tuan Putri Alessandra, namun pasti anda tahu bahwa ayah saya adalah teman lama dari Yang Mulia Kaisar. Saya menghargai kepercayaan yang Yang Mulia Kaisar berikan pada saya dan saya berjanji untuk dapat melindungi Tuan Putri." Jelas Vincent dengan tenang sambil tersenyum.
Mendengar jawaban itu, entah mengapa Isabella yakin bahwa apa yang Vincent ucapkan itu tulus. Namun walaupun begitu, ia tetap merasa khawatir dengan Alessandra, karena bagaimanapun juga Alessandra adalah sepupunya.
'Lady, apakah anda akan membiarkan Pangeran Vincent begitu saja? Ini tidak seperti lady yang biasanya.' Bisik Seraphina pada Isabella.
'Saya mungkin belum bisa mempercayainya, namun jika Yang Mulia Kaisar sendiri yang memilihnya saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Permaisuri saja tidak mempermasalahkannya, jadi lebih baik kita pantau saja lebih dulu dan jangan membuat keributan.' Balas Isabella sambil berbisik pada Seraphina yang hanya dibalas anggukan.
Setelah itu, mereka melanjutkan acara pesta minum teh mereka sambil berbincang-bincangdengan riang. Hingga tidak terasa hari mulai petang dan mereka pun kembali menuju kediaman mereka masing-masing.
*********************************************************************************************************
Pada malam harinya Alessandra, Vincent,beserta keluarga Kekaisaran lainnya pun makan malam bersama. Suasananya terasa hangat karena mereka terlihat akur.
"Bagaimana persiapan kalian untuk keberangkatan esok hari?" Tanya Leonardo pada Alessandra dan juga Vincent.
"Saya sudah menyiapkannya dengan baik Ayahanda." Jawab Alessandra.
"Benar, Yang Mulia. Anda tidak perlu khawatir." Sambung Vincent.
"Begitu ya. Apakah kalian tidak masalah jika hanya ditemani oleh Benjamin dan juga Kardinal selama di perjalanan kalian?" Tanya Leonardo lagi.
"Itu benar, ibu sangat khawatir. Jika kalian mau, ibu bisa menemani kalian." Timpal Valentina sembari memberikan tawaran pada Alessandra dan Vincent.
"Terima kasih atas tawaran anda Yang Mulia Permaisuri. Namun, kami merasa cukup nyaman walau hanya bersama dengan Tuan Benjamin dan juga Tuan Kardinal. Mereka juga pasti akan menjaga kami dengan baik selama di perjalanan." Vincent menolak tawaraan itu dengan halus.
"Apa yang diucapkan Pangeran Vincent benar bu. Akan lebih baik jika ibu tetap berada di istana uuntuk membantu ayahanda menjaga Kekaisaran ini."Sambung Alessandra yang memperkuat perkataan Vincent.
"Baiklah jika kalian berkata seperti itu. Katakan saja jika ada yang membuat kalian merasa tidak nyaman. Benjamin akan mengurus semuanya." Jelas Valentina yang begitu mengkhawatirkan mereka berdua. Bagaimanapun juga mereka hanyalah anak-anak.
"Baik ibunda." Jawab Alessandra patuh.
Makan malam itupun dilanjutkan dengan penuh keheningan. Tidak ada satu orang pun yang berbicara hingga makan malam mereka selesai.
*********************************************************************************************************
Pagi harinya, semua orang sangat sibuk mengurus keperluan Tuan Putri mereka untuk perjalanan hari itu. Kereta kuda telah disiapkan dan barang-barang dinaikkan ke kereta kuda khusus barang.
"Tuan Putri, kereta kuda telah siap. Mari kita berangkat agar dapat sampai di penginapan sebelum petang." Ucap Benjamin yang sedang berjalan ke arah Alessandra.
"Baiklah. Ayah, ibu saya pergi dulu." Pamit Alessandra sambil memberi hormat pada kedua orang tuanya.
"Berhati-hatilah. Makanlah dengan teratur dan segeralah kembali putriku." Jawab Valentina sambil memeluk putri kesayangannya itu.
"Pangeran Vincent. Berjanjilah padaku untuk selalu melindungi putriku." Pinta Leonardo dengan tegas.
"Saya mengerti Yang Mulia. Anda tidak perlu khawatir karena saya pasti akan selalu menjaga Tuan Putri Alessandra." Jawab Vincent dengan patuh sambil tersenyum dan menggenggam tangan Alessandra.
Aleessandra sangat terkejut karena Vincent menggenggam tangannya secara tiba-tiba. Namun ia juga tidak bisa melepasnya karena ada banyak mata yang sedang melihat ke arah mereka.
Akhirnya mereka pun menaiki kereta kuda dan memulai perjalanan mereka dengan menginggalkan istana Kekaisaran. Walaupun perjalanan pertama mereka terasa sangat canggung, namun mereka tetap berusaha untuk tetap menjalin hubungan yang baik.
*********************************************************************************************************
Tidak terasa hari sudah mulai mendekati petang. Rombongan Alessandra pun telah tiba di penginapan untuk bermalam di sana.
"Mari kita turun Tuan Putri. Kita sudah sampai." Ajak Vincent sambil mengulurkan tangannya.
Dengan segera Alessadra menerima uluran tangan itu dan bergegas turun dari kereta kuda.
"Di mana Adeline?" Tanya Alessandra.
"Sepertinya ia sedang bersama dengan Tuan Benjamin untuk mengurus barang bawaan anda." Jawab Vincent yang menjelaskan hal apa yang mungkin sedang Adeline lakukan.
"Begitu ya. Apakah sekarang kita sudah boleh masuk?" Tanya Alessandra lagi.
"Tentu saja. Saya akan mengantarkan anda terlebih dahulu." Jawab Vincent sigap.
Vincent pun segera menganarkan Alessandra ke kamarnya dan setelahnya baru ia pergi mencarikan Adeline. Setelah semuanya selesai, barulah ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan beristirahat sebelum waktu makan malam tiba.