Lilith melihat Kaizoku dan Sylphy yang sedang memperhatikan sabit tulang besar tersebut, dia berjalan mendekat.
"Ahh... The Sycthe of Apocalypse. Sabit tersebut adalah senjata utam dari tuan Gon untuk melawan musuh-musuhnya."
Kaizoku dan Sylphy saling bertatapan ragu, mereka yakin jika mereka membuat masalah dengan Gon, maka mereka harus siap untuk melawan takdir yang diberikan oleh Gon bersama senjatanya.
Lilith berjalan mundur sedikit, lalu melanjutkan penjelasannya.
"Sabit tersebut memiliki cairan hijau khusus saat tuan Gon memakainya. Siapapun yang terkena cairan tersebut akan langsung menghilangkan jiwa sang korban."
Perkataan tersebut langsung membuat bulu kuduk Kaizoku dan Sylphy berdiri. Tentu, kekuatan yang sangat hebat seperti itu Kaizoku dan Sylphy tidak pernah merasakannya secara langsung.
Kaizoku dan Sylphy menelan ludah ketakutan, lalu berbalik mengembalikan pandangannya ke Lilith.
"Kita hanya membutuhkan dua lantai lagi untuk menemukan tuan Gon. Tolong kuatkan kaki kalian dan jaga sopan santun kalian. Mari kita lanjutkan ke lantai selanjutnya, ikuti saya."
Seperti biasa Kaizoku dan Sylphy mengikuti Lilith dari belakang, kembali ke tangga melingkar berjalan ke atas.
Untuk sekian kalinya, Kaizoku dan lainnya berhasil sampai di lantai sembilan.
Dengan ngos-ngosan Kaizoku mencoba untuk tetap semangat dan tidak patah harapan untuk keluar dari dunia ini.
"Selamat datang di tempat dimana kita menyimpan semua senjata kita."
Saat Kaizoku menoleh ke depan, dengan cepat pandangan Kaizoku tertancap ke arah Destion di tengah ruangan yang terkunci di kurungan besi di tutupi oleh sihir hijau yang bergerak-gerak keseluruh arah kurungan tersebut.
Bukan hanya Kaizoku yang menyadarinya, Sylphy pun ikut terkejut melihat senjata milik Kaizoku dikunci di dalam kurungan besi yang ditutupi oleh sihir hijau aneh.
Walaupun Lilith sedang memperjelaskan ruangan tersebut, Kaizoku dan Sylphy sedang sibuk sendiri saling membicarakan Destion yang sedang terkunci.
Sylphy berbisik ke telinga Kaizoku secara sangat pelan.
"Psst... Bukannya itu senjata milik mu?"
Kaizoku membalas dengan nada sangat pelan.
"Benar... Itu Destion revolver ku... Makanya saat aku menggunakan Spell <Call> dia tidak datang ke tangan ku."
Bisik-bisik mereka dihentikan oleh Lilith yang sudah menyelesaikan penjualannya. Dia berbalik badan dan bertanya.
"Jadi, apakah kalian sudah bersedia bertemu dengan tuan Gon?"
Kaizoku dan Sylphy langsung kembali ke posisi semula mereka. Kaizoku dan Sylphy menundukkan kepala mereka dengan ragu.
"Uh, ya kami bersedia."
Tanpa basa-basi lagi, Lilith berjalan kembali ke tangga melingkar yang diikuti oleh Kaizoku dan Sylphy lagi.
Lantai selanjutnya adalah lantai sepuluh dimana Gon sedang berada. Walaupun Kaizoku sangat keberatan meninggalkannya Destion tapi Kaizoku tidak bisa mengambil taruhan, Kaizoku harus tetap bermain aman.
Semakin ke atas, Kaizoku dan Sylphy terus-menerus merasakan aura yang sangat menakutkan dari ruangan lantai atas.
Walau begitu, Kaizoku dan Sylphy terus memaksa diri mereka untuk berani dan tetap berjalan ke atas.
Pada akhirnya Kaizoku dan Sylphy berhasil sampai di lantai sepuluh, dimana mereka melihat di depan terdapat seseorang yang sedang duduk di kursi yang cukup besar dan di penuhi oleh tulang-tulang yang menutupi kuris tersebut.
Pandangan Kaizoku dan Sylphy tidak terlalu jelas dikarenakan seseorang tersebut cukup jauh dari jarak mereka.
"Tolong jaga sopan santun kalian, mari kita melanjutkan perjalanan kita..."
Dengan ragu-ragu dan gugup, Kaizoku dan Sylphy terpaksa untuk berjalan ke depan mendekati seseorang tersebut.