Chereads / DIC LVX / Chapter 1 - Chapter 1 : My parents

DIC LVX

πŸ‡¨πŸ‡³Rmndr
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 1 : My parents

Iblis adalah makhluk halus yang ada di dunia pararel dan memiliki kehendak bebas seperti manusia.

" 2015 "

"Menjauh dari orang tuaku!!!"

Seorang remaja laki-laki mencoba menarik dua orang pria misterius untuk menjauh dari orang tuanya.

Tapi sayang, kedua pria misterius itu malah mendorongnya dengan kuat sampai remaja itu membentur meja dan jidatnya berdarah.

"Harua!!!", teriak sang ayah yang tak tega melihat sang anak. "Tolong, jangan sakiti anakku"

Lalu salah satu dari kedua pria itu mengeluarkan pedang tajam, dan secara langsung dihadapan Harua, pria itu menebas kepala kedua orang tua Harua dengan sadisnya.

" 2018 "

Seorang remaja laki-laki sedang merapikan dasi yang ia kenakan sembari bercermin didepan kaca.

Perkenalkan, namanya Yutaka Harua, berumur 18 tahun. Ia tinggal bersama Paman dan Bibinya disebuah desa kecil. Kedua orang tuanya meninggal secara mengenaskan 3 tahun lalu, dan hal itu sangat membekas dihati Harua. Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu balas dendam atas kematian kedua orang tuanya.

"Haru, sudah siap belum?", tanya sang Paman dari luar kamar Harua. "Nanti kita terlambat"

"I'm coming", Harua segera menyusul sang Paman yang menunggu diluar rumah.

Ini adalah hari pertama Harua melanjutkan sekolah setelah 3 tahun berhenti karena kematian kedua orang tuanya.

"Wah, kau kelihatan lebih tampan hari ini", ujar Paman.

"Ah jangan begitu", Harua tersenyum malu. "Ini kan hari pertamaku kembali ke sekolah, jadi aku harus terlihat tampan"

"Pasti disekolah akan banyak gadis-gadis yang mengantri untuk menjadi pacarmu nanti"

"Astaga, jangan semua"

Mereka pun segera berangkat menggunakan motor.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua berbincang akrab.

Disekolah, Harua memperkenalkan dirinya kepada teman-teman dikelasnya.

"Hallo, namaku Yutaka Harua, umurku 18 tahun. Aku tidak menyukai banyak hal"

"Em.. baiklah, silahkan duduk ditempat yang kosong", ujar Wali kelas.

Harua pun duduk bersama laki-laki yang bernama Akeno Gaara.

"Hallo, Gaara", seraya mengulurkan tangannya.

"Harua", menjabat tangan Gaara.

"Baiklah, kita akan memulai pembelajaran", ujar Wali kelas.

Sepanjang waktu disekolah, semuanya berjalan normal bagi Harua, tak ada yang spesial, tak ada juga gadis yang mengantri untuk menjadi pacarnya.

Hingga saatnya waktu pulang sekolah, saat Harua hendak keluar dari kelas, tiba-tiba seorang siswa mendahului Harua secara kasar.

"Dia Yasunaga Ryota", ujar Gaara yang menghampiri Harua. "Anaknya memang kasar dan tak pernah berbaur"

"Begitu ya", ujar Harua.

π΄π‘˜π‘’ π‘ π‘’π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘– π‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘Žβ„Ž π‘šπ‘’π‘™π‘–β„Žπ‘Žπ‘‘π‘›π‘¦π‘Ž. Harua terus memperhatikan Ryota.

Yah daripada bingung, Harua pun segera pulang.

"Aku pulang", ujar Harua yang baru datang.

"Baiklah, bersihkah dirimu lalu kita makan bersama", ujar Bibi dari arah dapur.

Saat Harua masuk ke kamarnya, ia melihat seorang wanita berbaju putih sedang berdiri membelakanginya.

π΄π‘π‘Žπ‘˜π‘Žβ„Ž 𝑖𝑑𝑒 𝑖𝑏𝑒? 𝐼𝑑𝑒 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘–π‘Ž π‘˜π‘’π‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘š π‘‘π‘–π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘‘π‘–.

"Ibu?", Harua mencoba memanggil wanita itu.

Lalu wanita itu berbalik kearah Harua.

"Ibu. Kenapa menangis?", Harua menghampirinya.

"Kau tak pernah mendoakan kami", ujar sang Ibu seraya menangis.

Harua terdiam.

"Jadilah anak yang baik. Tuhanlah yang mengatur hidupmu"

"Tuhan mengatur hidupku? Lalu kenapa Tuhan mengatur hidupku dalam ketidakpastian, kesengsaraan, dan lebih banyak rasa sakit yang kurasakan?!!!. Dan kenapa Tuhan mengambil kalian lebih dulu?!!! Kenapa kita tidak mati sama sama?!!!"

"Jaga ucapanmu! Kau tidak boleh menyalahkan Tuhan!"

"Lalu aku harus menyalahkan siapa?!!!"

Sang Ibu menggeleng.Β  "Kau tidak boleh menyalahkan siapapun. Ibu minta maaf, walau ibu tidak ada disisimu, tapi hati ibu selalu bersamamu. Jadi doakanlah kami"

"Haru", tiba-tiba Paman masuk ke kamar Harua. "Dengan siapa kau bicara?"

Harua terdiam, ia masih menatap ketempat sang Ibu berdiri.

"Hei, apa yang kau lihat?", tanya Paman untuk kedua kalinya.

"Jangan mengusir ibuku", ujar Harua tiba-tiba.

"Apa?"

"Jangan mengusir ibuku!!!"

Harua langsung menatap tajam kepada sang Paman dan memukulnya berkali-kali.

"Haru, hentikan!!!", ujar Paman yang sudah kesakitan.

Sedangkan Bibi yang mendengar suara gaduh dikamar Harua pun langsung menghampirinya.

"Astaga!", Bibi terkejut. "Haru, berhenti nak, dia pamanmu!", Bibi mencoba memisahkan Haru dari Paman.

"Dia bukan paman, dia iblis!!!", ujar Harua.

"Kau lah yang dirasuki iblis!!!", ujar Bibi.

Lalu Bibi mencoba membacakan doa, berharap iblis keluar dari tubuh Harua. "Tolonglah kami, Ya Allah penyelamat kami"

"Diam kau!!!", Harua hendak menghampiri sang Bibi. Tapi untungnya Paman berhasil menahannya.

"Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami karena nama-Mu. Amin"

Harua pun terjatuh pingsan setelah iblis itu keluar dari tubuhnya.

Malam harinya, Harua tertidur pulas setelah meminum obat penenang.

β€’

β€’

β€’