Chereads / bening / Satu Nada

bening

Kodok_Bijher
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 567
    Views
Synopsis

Satu Nada

Serpihanmu yang biru dalam anganku.

____

Seandainya kita di garis yang sama. Tak ada yang harus tertutupi. Meskipun lampau dan tak bisa terajut kembali. Aku kehabisan kata. Biarlah kau pergi, entah ingin kemana.

Keihklasan, kebaikan, kesucian, kemurnian, tak selalu berbuah, bahkan berujung ketiadaan.

_____

-Tunggu-

Tak ada gelap lalu mata enggan menatap.

Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke-langit, terserahkan pada matahari.

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni, dirahasiakannya rintik rindunya kepada alam.

Tak ada yang lebih bijak dari hujan itu, dihapuskannya jejak yang ragu-ragu, dibiarkannya yang tak terucapkan oleh bunga itu, puja hati pada indahnya rasa itu yang membangun keyakinan itu. Tak terucapkanlah kata itu, lagi. Menitih jiwa penuh dengan harapan di setiap detiknya di semat rindu yang diam diam di dalam hati, dalam penantian. Semakin dalam kini dia terjatuh, menjelma elegi frasa kata angin yang membawakan penuh seluruh isinya.

Mengenang ngenang perjalanan kita, mengingat tajam aroma kemesraan yang semerbak dalam hatinya. Puing kenangan yang berserakan menuntun gerak untuk menjadikan setiap apapun untuknya, sesak dadanya terpenuhi.

Berlalu dari hadapannya malam itu, yang tlah lama ia dambakan. Ada apa sebenarnya.

Aroma bermanja di jiwa akhirnya datang kala terbakar cintanya.

"Bila nanti di suatu hari, aku dan dia mengait, kan kuberi ragasukma yang menuainya.", ujarmu dalam penuh harapan dilagit berbintang penuh dengan detak jantung yang tertantang. Bayangannya terpaku di tanah, tebaran merah dilemparkan oleh sang matahari di ujung langit, jiwanya membelai tenggelam di dasar rumput, ia ingin melihatmu dalam gelap yang datang untuk menjawab. Sore itu, menunggui senja, menuai banyak percakapan diluar sana. Senyum kecilmu cerah menyapa air yang merdu. Seandainya saja waktu berubah dan keduanya merubah, kembali ke masa itulah yang ia mau, deru hatinya sembari menatap kehampaan.

Pandangan mulai memudar di malam dimana aku tak tersadar membuat geramnya berantakan oleh emosi, bermimpi dan berlari tanpa lelah, ia ingin dia percaya, dia yakin dia bisa menggapainya.

Sayang, sabarlah dulu, kamu punya nilai plus, beautiful and dangerous.. dibalik senyum manismu tersimpan sinar terang yang terangi hatiku, dibalik tatapan yang penuh tersimpan rindumu padaku, tlah kutangkap dengan manja. Kujebak kau dengan sebenar benarnya, itulah bangsatnya diriku.

Padamu, yang berusaha menyinggahi singgasana jiwaku.

_________

-Puncak-

"Aku pergi untuk sementara, ketempat dimana adanya makna dan aku ingin engkau bersabar menungguku, hingga pulang ke pelukmu, sayang." Yakinku kepadanya dalam perjalanan panjangku, aku tertatih, hatiku yakin disitu akan ada jawabannya, di puncak gunung waktu itu.

Aku ingin engkau mengerti ku berjanji akan segera kembali, ketahuilah, luas samudera yang kuarungi tak mengurangi niatku untuk pulang, jauhnya perjalananku tak akan menurangi rasa rinduku padamu. Aku ingin lekas segera dalam pelukmu lagi, cinta.

Dalam setiap pagi maupun malam, dalam girang dan suram, dalam setiap langkah, dalam ragu yang membisu. Kutunggu kabar dari angin malam di setiap malam yang panjang, kutemui kau tiada disitu, disaat aku merindukanmu dalam bayangku yang menunggumu dan berjalan mencari kepastian darimu dimalam bayang masa muram. Disetiap bayangku, engkau tersenyum, semoga.

Terbesit bisikan di kepala tentang keraguan yang terasa, tanpa tujuan dan ketentuan, adakalanya untuk berhenti sejenak dan menginterpretasikan rasamu untuk ketenangan hatimu, kaulah pemeran utama dalan geraknya hatiku.

Pikiranku mulai terlepas sanubari hari-hari dan malam ke malam. Merangkai keyakinan atas cerah cahaya lamamu telah lama terlewatkan. Hari hari tak tergambarkan, arah pandang mulai pudar, bagai rumput liar terabaikan, "persetan dengan perasaan" ucap yakinku yang masih ragu ragu. Mengacaukan perjalananku ke tujuanku, 'puncak' yang ingin kuraih dengan sesegera sebelum aku sempat menua. "Itulah namanya, sia-sia." Hasil dari perjalanan yang tergesa gesa. Tak lagi terjadi, aku benci.

Oh, oktober ya? Inikah awal dari semuanya? Bulan ini terasa terpenuhi oleng bintang yang semakin bercahaya dan bulan yang mebuai cantik malam di langitnya. Aku terkesan, ini seperti manis yang kau kirimkan..

Kucoba warnai sendiri hidupku, sepertinya ini sama sekali tidak membantu, meskipun aku memikirkan tentang cerahnya pagi, tapi kenapa aku bisa menikmati malam dengan lebih tenang?

Maka ini bukanlah jawaban dari kesungguhan dari hatiku yang sebenarnya. Bermimpi tanpa batas, tapi tak yakin jika aku dapat menggapainya, bernyanyi dibawah gelapnya malam dilangit yang berbintang, berkelana tanpa adanya terang pada malam, aku merindukan hawa sejuk dihatiku, tetapi aku juga ingin memecahkan ragu yang meruak dan mencakar wajahku tiap-tiap nafasku. Lalu kuyakin akulah yang salah. Bukan tentang arahnya, tapi tentang caraku berjalan, mungkin.

_________

-Layar-

"kita abadi, yang fana itu waktu." Kupasrahkan dalam pikirku yang tak ingin mundur dalam lorong itu meskipun tak punya apa apa lagi. Nyaris seperti puisi, tak selalu ada makna yang terkandung. Sialan, aku mudah terombang ambing.

Selendang menjuntai, menuntun mimpi sang pujaan, menyapa waktu sang pujaan dalam jejak suara yang menuntunnya, terbisik padanya tentang sesuatu yang perlahan merdu.

Untukmu yang jauh di sana, inginku sekali lagi bertemu denganmu. Saling menyapa dan bertukar cerita. Memberitahu apa yang dirasa tanpa adanya samar tutup rupa.

Jika suatu hari nanti ada sedikit rindu, engkau bisa mendapatiku di tempat terbiasa aku menghabiskan waktuku.

Ketahuilah, hanya ada sebuah tempat untukmu. Sebuah tempat itu adalah hatiku.

Yakin hatiku dalam ucap malam sembari menghabiskan sisa sisa keraguanku.

Waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru saja kemarin kita berpisah, menempuh jalan masing masing dengan tujuan tersendiri. Mencoba mencari jawaban akannya yang semakin memilu.

Ternyata benar ya, kebahagiaan itu baru akan terasa nyata, jika kita saling berbagi dan menjalaninya bersama dengan orang tercinta.

Seperti berdiri ditengah kehampaan sembari mencoba membuat pertemuan akan cintanya, pun diantara ragu yang tak berbatas, mencoba berjuang terlepas akan kehampaan, meskipun hanyalah tentang cinta keduanya yang entah akan berlayar kemana.

Bertiup tanpa arah, terpelosok kehampaan, mencoba membuatkannya abadi sepanjang masa hidup dan mati.

Sepi nan sendu terlagukan dialiri angin malam, puisi yang menggores mata pada terangnya bulan sepanjang malam, mata yang lelah melihat segala sesuatu yang menyayat, telinga diserbu oleh duka yang mencabik akar hati tanpa sifat manusiawi, mulut tak bisa meluapkan hatinya dalam lisan atas kerapuhannya, hidungpun tak membantu untuk menenangkan dirinya.

Mengharapkan terang akan membawa jawaban sembari menantikan datangnya malam akan membawakan ketenangan. Menunggu akhir dari hari ini untuk esok yang akan mengalirkan nestapa baginya, pandangan terasa hampa dan mimpi tak lagi bermekaran.

Pada terang ku berharap

Pada malam ku berjuang

Agar tenangkan hidup yang ku jelang.

Keyakinan rekah hatiku. Meskipun tak lagi mampu untuk berlari.

__________

-Namamu-

Eh pucu unganna uddaninna maraja

Eh tongeng tongeniyaro

Maddenne'i uddanie maraja

Maddenne'i uwwai mata

Kegaro pole sianinna peddi masara

Maddunu uwwae mata maraja

Maddunu muteri uwwai mata

-

Berlaju dalan ragu, penuh tanya dalam tiap jejaknya membiarkan semua melintas tanpa jejak. Biarkan bulan menuntunmu dan gelap menyelimuti senyap hatimu, menyiapkan diri untuk hari baru yang akan kau jelang esok.

Tak ada keraguan, engkau kurindu, mengeja namamu dalam doaku dan dalam hatiku. Telah lama engkau kutinggal saat perjalanan panjangku, tunggulah aku pulang, tataplah aku dengan penuh cinta, diujung penantian, sematkanlah rasa rindu ini dalam dalam hingga pertemuan.

Angin badai menerjang di samudera harapan membentang, kuarungi semua ditengah hujan doa yang menetes dan ombak yang mengarungi tarian kehidupan. Tak kudapati jamuan yang hangat dalam mencari arahku buai padamu, bawalah aku pulang. Sekali waktu.

Mencari bentuk asa yang telah menua bersama langkah kakinya, tak tahu kemana akan dibawa kemana, dalam genggam tangannya akan harap yang murni.

Tersibaklah rindu dan menepinya sendu, kusambut hadirmu dalam mimpiku dan serpihanmu yang mulai membiru, dalam kenagan lembut namamu menyentuhku dalam angan dari jauh.

"rinduku tak sebatas waktu, yang hanya terus kian berlalu. Kamu, adalah lukisan dihatiku." "karena rinduku mengekal menyebut namamu sayang, bahkan berulang." Ucapnya penuh yakin.

Setelah lamanya kau kutinggal di ruang tunggu, banyak yang ingin kuceritakan, tentang perjalanan mencari dan menuju padamu, sayang, tunggu aku pulang. Bersabarlah menungguku, hingga pulang ke pelukmu.

___________

-Mimpi-

Saat aku membuat pesawat kertas, aku yakin bisa membuatnya.

Saat aku bermimpi luas, aku tak yakin bisa menggapainya.

Aku ingin kau percaya.

-

Dari seberang mimpiku harapan menghampa, berlalu lalang meninggalkan ragaku. Seketika dari segala arah bermunculan suara yang hadir yang menyapa relung sukmaku kejalan sepi yang mengalun antara mimpi.

Peluklah semua suara yang menyapa relung jiwa, kejarlah semua mimpi dan anganmu agar tenang hidup yang kau jelang. Mendekatlah, dekaplah tanpa ragu, nikmatilah waktu yang menua memeluk jiwa meninggalkan nestapa, rembulan bersinar terpancar diwajahmu.

Mekarlah segala suka, meskipun duka pasti ada.

Maka tak ada berat yang lebih dari hati kita.

Tersibaklah pilu, mengalirlah rindu, kusambut hadirmu.

-tidur-

"Akhirnya, ya tetap saja menjadi seperti ini". Pikirku dalam penuh kecewa setelah sekian melelahkannya perjalananku hanya untuk menemukan sang cinta.

"ya… meskipun sekarang tidak, mungkin aku bisa membenahi diriku terlebih dahulu". Yakinku disetiap malam aku merasa resah. Ya, walaupun sesekali hanya omong kosong yang tak tentu. Memanglah begitu, memang tak mudah kan untuk melakukannya? Lagipula mana mungkin semua hal berpihak padaku?

"Terus terang, sebenarnya aku telah menaruh segala rasa padanya, tapi apakah mungkin aku bisa menggapai dirinya? Tentu aku belum tahu". Tanyaku pada temanku. "hah, bagaimana kau belum yakin? Jelas sekali dia juga menunggumu setelah semua yang kau lakukan itu". Jawabnya padaku yang masih bimbang. Malam pun berlanjut dengan penuh obrolan penuh mimpi diantaranya hingga waktunya datang.

"Dalam mimpiku terselipkan remang remang serpihan dirimu

Meskipun biru, tapi aku yakin benar itu adalah dirimu

Maka dari setelah banyaknya sibak rindu

Telah menepilah sendu, dan kusambut hadirmu

Dalam singgasana hatiku

Inginkah kamu menjadi suka bagi duka hatiku."

Ucapku padanya penub yakin kutaruh padanya, pada sang pujaan hatiku. Alangkah indahnya jika kata yang kunanti tepat terucap. "iya" adalah jawaban yang kuharapkan.

-gurun-

Tak ada air, tak ada hidup diatasnya. Tak perlu menangis

Karena gunung dan laut tak punya rasa.

Sedikit kilas balik waktu beberapa tahun lalu, dimana dia menghancurkanku sehancur hancurnya larut dalam derasnya hujan dimalam itu. Sebenarnya aku sudah tidak marah dengannya, tapi aku masih berfikir, ia benar benar mengecewakanku, sangat mengecewakan.

Akhirnya aku dan kau pun saling menjauh, aku tak ingin menderita lagi, aku ingin bahagia seperti mimpiku. Aku merasakan rasa pahit di jiwaku, ia benar benar membunuhku.

Aku tak tahu apa alasannya melakukan itu semua padaku, aku tak pernah berbohong, akupun tak pernah berani menyakitimu, bahkan masih ragu untuk menyentuh wajahmu. Aku bahkan telah percaya denganmu, sepertinya memang aku bukanlah apa apa, kau bahkan meninggalkan kekosongan bagiku dan kesepian bagi diriku.

Pergilah, kamulah yang membuatku tak percaya lagi. *Kata hatiku semakin kuat ditengah guntur dan hujan yang semakin lebat.*

Aku melihat tanpa warna, seiring melihatnya senang dengan pilihannya, aku merasa putus asa, begitu tahu ia tak punya pilihan.

Sebenarnya kita berdua saling menyimpan rasa, namun tak saling menyapa. Mengharapkan gelap maupun terang menghantarkan jawaban dan jawabmu, masih kucari dalam gelap. Sungguh saat ini kerinduan yang kurada begitu sunyi.

Mendekatlah padaku, dekaplah tanpa ragu, saling memeluk jiwa kita meninggalkan nestapa. Aku ingin menua bersamamu. Di tiap masa yang akan kita jelang, kita pasti akan terikat, setelah kuucap janjiku menua bersamamu.

"Yah, aku tak tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi dengannya, semuanya tak senada, aku terhalang oleh hujan, sementara dia terbang bersama angin menikmati pelangi". Meskipun begitu, aku juga tak bisa marah. "Dan bila pedih hadir mendera, aku bersedia mendekapmu agar tenangkan hatimu". Hanya itu yang bisa terucapkan dalam hatiku.

Agar dapat engkau rasa dalam pelukan malam, kuselipkan namamu dalam doaku, ku eja pelan pelan, dengan indah dalam hembusan malam dalam pelukan sinar rembulan, wajahmu terpantul oleh cahaya bintang bagai dewi bulan. Engkau kutunggu, telah kutunggu dalam sunyi yang merdu.

--lembah-

Lewat angin lembah ini, mengeja namamu sepenuh hatiku

Atau lewat tulisan ini, tanpa ada keraguan, engkau kurindu

Karena tlah lama kau kutinggal dalam ruang tunggu.

Kamu, telah kupupuk semua rasa hingga datangnya pertemuan kala esok. Aku ingin lekas memelukmu, merangkulmu dalam sepanjang perjalanan hidupku dan hidupmu.

Namun masih ada suatu hal yang masih kupertanyakan, apakah ia milikku? Yakinkanlah aku Tuhan. Terjunlah hujan dimalam yang terasa karam ini, entah mengapa aku masih berharap engkau datang, dan mengharapkan jawaban yang mendekatkan.

Yang kuinginkan hanyalah bersanding setiap jelang hidupku denganmu, keterikatan dari hati ke hati.ana

Jiwaku sebuah bara api yang tak letih menyerukan rindu padanya. Dihampas angin didera hujan, dicekam gelap terhalang Se , bagaimanapun akhir cerita kita, aku takkan lelah menyerukan rindu, disaat sendu maupun ragu.

Karrna sebetulnya kita tak semestinya berpijak diantara ragu dan rindu, kehampaan menyelimuti malam ketika surya tenggelam bersama rasa yang taj terungkapkan, dan waktu yang terhalang dan jiwa yang tak kunjung siap.

Sesekali hidup bagai doa yang panjang, meski sqyangnya seragam. Karena tak dapat kuungkapkan kata yang paling cinta. Berhenti hidup, namun tak juga mati, terasa redup semua mimpi-mimpi terasa sirna dari pandangan hidupnya. Mataku mulai buram, hatiku terasa suram, pertanyaan besar menjadi alasan untuk apa aku disini.

Tak perlu menunggu terang, karena hari semakin sayup kidung kerinduan mendampingi malamku yang sunyi. Kupegang janjiku kujadikan acuan langkahku padamu, dan kita yang akan mengisi setiap waktu dengan penuh rasa, memeluk jiwa dan meninggalkan nestapa. Kelak kuucap d menua bersamamu. Bila nanti telah tiba waktunya bagiku.

Cerita kita takkan seperti disetiap cerita, cerita kita akan berjalan sederhana dan penuh tanya perlahan,hati yang penuh kasih, kau dengar diamku, aku mengerti lubuk hatimu. Kelak akan ada jalan bagiku, semoga.

Pertanyaanku yang masih sama, apakah itu kasih yang sebenarnya? Tak ada yang sama seperti yang kulihat di layar kacq, saling mengerti lewat bicara.. apakah itu yang namanya kasih? Atau hanya sekedar keluh cerita alir air mata?

Rintik gerimis menaburkan kasih dimalam itu, kelak aku menari denganmu dibawah bulan purnama dengan sayup angin yang mengayun dan menuntun tarian kita, bulan menyapa anggun, pohon meneduhi kita dari badai duka, matahari menyambut cerah syukurku padanya, dan kita yang melantunkan lantunan penuh rasa menyelimuti relung hati yang memeluk kita setiap harinya.

-untuknya-

Dikala kita berdua dibawah sinar rembulan purnama, bintang bintang di angkasa bercahaya dengan indahnya

Menandakan kita sedang berpeluk kasih berselimut rasa, kata kata cinta tak terpendam lagi dalam lubuk hati antara kita

Dicurahkan semuanya untuk merayu seikat jiwa, sang pujaan

Aku dan Kamu, kita berdua, berlabuh dan bersama

Tanpa aba, tanpa aku. Nafasku yang ada dalam alir syarafmu, syahdu, teduh, sedih dalam jalanku pulang untuk menjumpaimu demi bertemu denganmu lumbung kasih. Bantu aku meneduhi pohon jiwaku sembari menikmati selilir hakikat, di bawah rindangnya zikir Menikmati buah-buahmu Yang segar ranum dan memabukkan. Bolehkah aku menetap di balik pejaman matamu menikmati dinginnya mata airmu yang tak pernah berhenti jatuh.

"Kepada hatimu, aku datang malam itu membawa cahaya bulan mengiris gelapnya malam, apa bedanya bila bertilam rindu?" Sayang, aku temui makna yang sama, yang telah menarik itikad hatiku.

Peluklah semua suka, meski duka pasti ada.

Biarkan yang buruk pergi, maka datanglah yang terbaik.

Tekad dan keyakinan yang pasti, adalah kunci untuk meraih mimpi.

Ikhlas dan tulus bagi semua yang tlah lalu.

Setiap yang gagal hanyalah usahamu, bukan hidupmu.

Karena kesempatan akan datang bagi yang ingin terus mencoba.

Perjalanan yang sakit, bukan berarti takkan bisa dilewati

Dirinya, Ialah yang menghuni hatiku sejak awal aku berani berdiri, sejuta untaian puisi yang hanya mengingatkanku tentangnya, membuatku bermimpi tentang hari tua bersamanya, meski rambutnya tlah tak hitam lagi. Seiring musim berganti sampai waktu turut terhenti, aku tetap akan terpaku dan masih sama disini untuknya.

Turunlah kedalam pelukanku sembari menyanyikan lagu rindu diantara kita, menyelu disela hangat yang kutunggu, melena, kau kudambakan. Sembari menatapi tepian malam. Kutuntun lonceng tuk serukan panggilan, selendangmu menjuntai menuntun mimpiku beradu bernyanyi denganmu dengan merdu, suara mengundangku dalam anganku agar yakin dengan tekad dan keputusanku tentangmu.

-jembatan-

Untuk hapuskan sepi dihati, melewati waktu yang semakin berlalu

Tinggalkan ragu hatiku tentang kita.

Kini, dimana kupeluk erat dirimu.

Kulihat sinar bulan yang kian benderang ditemani bintang, ditengah lapang kosong yang berteman sepi, hatiku terpacu dan pikiranku melaju terbawa pada gambaran masa depanku, dimana semua tangisku dicurahkan karena seluruh terjawabnya doaku. Melepas segala suara untuk memanggil namamu berbicara tentang dunia dan seisinya tentang kita, tergambarkan cerita kita berlabuh dalam mencari tujuan baru sampai menjadi cerita yang kekal untuk kita, bersama sampai kita akan tua.

Bila nanti kita tetpisahkan jarak dan waktu, kuharap engkau akan ingatkan selalu saat indah kita bersama, dan momen denganmu akan terkenang abadi dalam hatiku. Buatlah saat saat ini menjadi cerita kita nantinya sembari kita menua mengenang masa masa indah saat kita dahulu, karena dirimu tak bisa hilang dari benakku sayang, ku tak mahu pulang, aku masih ingin menatap bintang.

Andaikan saja engkau mengerti jika engkaulah harapan dihatiku, kau tak busa hilang, wajahmu selalu terbayang saat aku menatap bintang. Aku pasti akan datang untukmu, dalam suka dan suka dukamu, jadikanlah aku tempat berteduhmu, anggaplah aku rumahmu dengan segala hangat yang engkau rindukan selalu.

Karena kamu, yang menerangi malamku.

Indah rembulan menggambarkan parasmu

Kaulah cemerlang yang mengisi bintang

Membawakan sejuk pada malamku

Sepi dan sendu kau lagukan tenang

Pada setiap kurangku yang masih

Kusertakan rayuan yang ragu

Pada setiap rasa dan segala kasih

Biarkanlah kasih ini memelukmu

Lonceng terbunyikan, menarik kembali pikiranku dari segala pikirku tentangmu dan aku yang belum tidur, malan semakin larut menuju dini hari, tetapi hatiku masih ragu dan belum tenang antara ragu dan yakinku.

Aku berdansa di ujung gelisah diiringi syahdu lembut lakumu kau sebar benih anggun jiwamu namun kau tiada menuai buah cintaku yang ada hanya sekuntum rindu. Malamku bagaikan malam seribu bintang berteman purnama bila engkau disini, bila engkau berdua bersamaku, maka akupun mampu memaafkan diriku satu persatu dan terhentinya selilir risau yang selalu datang dikepalaku. Karena kenyataan hidup yang kujalani tak seindah saat kukihat parasmu yang mengiris bulan.

Embun di pagi buta menebarkan bau basah, waktu semakin berlalu, tuhan, berikanlah aku hidup. Aku tak mudah untuk menerima dan mengakui dan mengatakan yang sebenarnya. Senandungku penuh untuk kasih, tirakatku untuk segala sayang untuknya.

Sebenar benarnya pertanyaanku hanyalah bagaimana engkau akan membalasnya, haruskah kurelakan diriku hanya demi lantun iringan cinta yang daoat melenakanku. Apakah karena aku salah mengerti dirimu?

-pintu-

Tlah kulalui waktu hidupku Dengan iringan kasihmu

Duka tlah pergi saat kau hadir menuruti jalanku

Wangi harapn yang semakin menua

Meyakinkanku dirimu akan bersama diriku

lalui waktu yang tersisa pada hidupku bersamamu

Selalu tergambarkan bayanganmu di relung hatiku, hujan telah berhenti tanda bagiku untuk bergerak, aku takkan oernah berhenti mencoba meski hujan akan tiba lagi. Setiap hari berjalan dengan resah, mungkinkah disana engkau disana merasa bahagia meski aku sedang tak bersamamu, aku terus mengeja namamu dalam doaku dengan seksama meskipun aku tak tahu bagaimana kabarmu disana.

Senyum sapa tegur mentari menyapa, burung burung berlagu dengan metdu dan lantunannya yang mengaluni hatiku, siang dan malam berlalu tapi tiada hari terleeat tanpa aku yang terus memeluk erat dirimu. Meskipun tak selalu bicara dan tak selalu bertingkah, tapi aku memahaminya didalam diamnya dirimu, malam menjadi saksi kita betsandar diantara kata yang membawakan jawaban untuk kita.

"disinilah akan kuucapkan sumpah tak berpisah selamanya".

Tebaran pesona merah yang dipancarkan oleh matahari di sore yang terisi makna, ia terpaku pada tanah yang beralaskan bayangannya, gelap mulai datang menyertai sembari hatiku mengucap keinginanku menyelimuti dirimu dalam rangkulan malam. Aku ingin melihatmu tersenyum meski dalam gelap, dalam risau yang berkala jumpa,, meski dalam resah yang selalu melengkapi sepi.

Biarkanlah rindu selalu melaju

Menyerbu hatimu penuh seru

Pada setiap waktu yang berlalu dalam jemu

Kubasuh kasih sebagai pelengkap malammu

Mendekatlah padaku dan nyanyikan lagumu dengan merdu sembari mendekapi diriku dalam menghapus ragu, memeluk jiwa dan meninggalkan rasa perantara. Rembulan terpantul diwajahmu yang semakin memukau hatiku membuatku terikat padamu, dan hatiku yang semakin terbuka padamu. Berjalanlah bersamaku, maka tak akan ada berat yang lebih dari rasa takut pada hati dan biarlah semuanya berlabuh. Bila pedih hadir mendera, peluklah dan dekaplah diriku lebih erat sembari menikmati waktu yang masih ada.

-satu-

Semakin dalam kini aku terjatuh padamu

Puing puing rasa yang menjelma elegi hati

Kemesraan yang semakin menguatkan kita berdua

Hingga diriku dipenuhi oleh yakin yang terus berkata

Perjalanan kita dimulai sebagai awal yang indah

Saat kuucap janji menua bersamamu

Dan janji takkan berpisah meskipun selamanya

Terimalah kasih hatiku dan kujunjung dirimu

Dalam kisah kasih kita yang akan dimulai

Kita akan berlabuh bersama dengan suka

Dan kujaga hatiku untukmu selalu

Dan engkau temani diriku sepenuh hati

Malamku terasa bagaikan malam seribu bintang denganmu disisiku sepanjang kita berlabuh, bersemu kasih bertalu sayang, maka akan kubawa serta dirimu atas hidupku sebagai penegak diriku

Duduk berdua denganmu, berjalan bersamamu dan menari diselimuti rasa kasih berdua denganmu, kini saatnya tlah tiba, dimana engkau menjadi pujaanku. Meski hujan maupun terik, kamulah yang dipuja oleh hatiku, menghapus sendu mengusir rasa ragu, membuka jalan bagi harapan, menemaniku dalam waktu yang semakin berlalu, kini engkaulah sang pujaan hatiku mengisi segala seluk beluk hatiku disetiap hari hariku.

Dari sekian jauhnya langkahku, berbuah gambaran kisah tentang kita kedepannya, meskipun ku selalu mengungkapkan hal dengan indah, itu belum cukup untukmu. Karena dirimu lebih indah dari sekedar kata. Akan terciptalah bahagia dan senandung ceria melengkapi hari-hari ku bersamamu, sederhana saja, sekedar hadirmu padaku sudah membuatku bersyukur memiliki dirimu.

Kala itu aku tak mengira disampingmu sudah membuatku terasa terikat, dan tangis jiwaku tertegun menangis bisa berada dipelukmu yang membuatku terasa hidup, tak pernah ku terfikir jika memilikimu saat ini adalah hal terindah yang kuinginkan.

Rasaku tak terikat waktu

Kasihku tak terikat benci

Disampingmu adalah hal terindah

Dipelukmu adalah hal terhangat

Terlukiskan keindahan dirimu

Saat kuucap janji menua bersamamu

Memilikimu lah yang kudambakan

Didekapmu lah hal terindah

Tak kurela kuleoasmu

Tak peduli sakitku

Pelukmu pada hatiku

Janjiku mengikat padamu

Suara hati ini mengeja namamu dalam setiap degupnya, dengarkanlah, dan peganglah kata-kataku.

"katakanlah padaku, katakanlah dengan yakin dengan keyakinanmu, agar aku tak brrharap dan hanya merusak hatimu, katakanlah, maka akulah yang akan mrnjadi bahu atas dunia dan tangismu, katakanlah dengan yakin, maka akulah yang akan menemanimu seqhingga nanti, mendekatlah padaku,dekaplah tanpa ragu, peluklah jiwaku bersama jiwamu meninggalkan resah yang ada di hati."

"mekarlah segala suka meski duka pastinya ada, mKa tak ada yang lebih berat daripada hati kita, tersenyumlah, berjalanlah bersamaku membiarkan semua yang berlalu, dan bila pedih hadir mendera diantara kita, datanglah padaku dan duduklah disampingku sembari menikmati waktu kita bersama, berlabuh meninggalkan sendu."

Bersinarlah, terangi dan temani jalan hidupku, menjunjung kasih dan sayangku padamu, aku tulus padamu, inilah jawaban bagi kita, dan sebagai jalan kita yang satu. Teruslah bersinar terangi hatiku, hingga kututup layar ini, dan berhenti berlabuh. Biarkan matahari membuka mata, membangunkan alam yang gelap.

Genggamlah tanganku, peluklah diriku.

Untukmu, dariku, pesanku dari dalam relung hatiku.

Malam itu tlah tiba

Malam yang menjawab akhir kita

Inilah jawaban dari seluruh pertanyaan

Inilah tujuan dari perjalanan

Memilikimu lah yang menghidupiku

Itulah yang selalu aku inginkan

Kau mampu membuatku tersenyum

Kau menafsirkan segala keluh hatiku

Kuselipkan namamu dalam doaku

Kueja dengan penuh seksama

Agar dapst kau rasa dalam pelukan malam

Dalam rindu yang lirih

Meskipun aku tak mampu memilikimu, melihatmu tersenyum sudah cukup bagiku, jikapun dirimu tak berbicara, aku tetap mendengarkanmu, meskipun kau jauh dariku, maka akan kujaga selalu hatiku.

Jika bintang masih bersinar dilangit, bulan madih menghiasi indahnya langit di malam hari, matahari masih menerangi srtiap pagi, selagi hujan masih membasahi tanah dengan kasihnya, selagi bunga menemani padang rumputnya.

Jiwaku terikat pada jiwamu, kuberikan benih yang tumbuh di jari manisku, dengamu, kamulah kasih yang selama ini ada dalam hatiku, yang tlah kugambarkan sebagai jalan pulang.

Sudikah engkau memeluk jiwaku.

-

Tenna io mi anriq ponrato

Its You and You are the only one

Ala rini le upatudang mulujajareng rilaimmu

And it is only you that sits on my throne, it's you, my love

--