Chereads / Memories Of / Chapter 2 - Chapter 0? : Re birth

Chapter 2 - Chapter 0? : Re birth

>1 Hari Sebelum Kejadian>>>> Hairi

Di tengah malam yang panjang, seseorang sedang mengangkat telepon dan berbicara sesuatu hal yang penting?

"Hairi... Keadaan mu mulai menurun, besok kamu harus datang ya. Tolong sempatkan ini demi kebaikan mu sendiri!" Ucap seseorang di telepon.

"Begini dokter Matsumoto, rasanya... Agak tidak enak badan pak... Hehe." Balas Hairi dengan wajah yang agak memelas bingung.

"Huff... Baiklah Hairi, kamu bisa datang kapan saja, aku takkan memaksa." Ucap dokter Matsumoto yang kemudian menutup teleponnya.

"Baik..."

Hairi terduduk lemas di sudut kamarnya, gemerlap lampu tidur menghiasi ruangan kamarnya membuat suasana nya seakan depresi berat.

Sial, Dia melakukan nya lagi. Hairi sudah empat kali mangkir pemeriksaan rutin dokter Matsumoto ahli psikiater nya.

"Pergi kesana ataupun tidak, itu tak mengubah apapun."

Hairi menatap keluar, terbentang langit malam dengan sejuta bintang.

"Ini menenangkan ku!"

Hairi harus bergegas untuk tidur, agar besok tidak terlat berangkat bekerja. Namun bak masuk kedalam api yang panas, tidur untuk Hairi adalah seperti penyiksaan tanpa ujung.

>Memories of>>>> Re birth

"Ughh ...."

Kepalaku sakit, tidurku seakan salah posisi. Apakah bantalku sekeras batu, atau aku memang meniduri alas batu? Itu membuat ku bingung dan bertanya tanya sesaat setelah bangun.

"Sial... Pagi hari yang tak lebih baik dari sebelumnya..."

Aku berdiri dari kasurku, namun... Hal pertama yang kusadari adalah, tempat ini berbeda dengan kamar apartemen ku di prefektur Tokyo.

"Dimana ini?..."

Mataku mencoba memandang, menelaah seluruh tata letak ruang kamar yang cukup asing.

Kamar sederhana berukuran kecil, dengan beberapa hiasan rak berisikan buku, dan sebuah meja tulis di ujung dekat jendela.

Di atasnya masih menyala lampu belajar, dan sebuah buku yang terbuka, menandai sebuah halaman yang berisikan angka-anka matematika rumit.

"Ini..."

Aku merasa familiar dengan tempat ini, seolah aku pernah tinggal di sini dan menggunakan buku-buku itu.

/Tap/

/Tap/

Aku berusaha berjalan, mengintari sekitar ruangan. Dan seketika aku berhenti di hadapan cermin wastafel di kamar mandi.

"Apa!"

Aku terkejut...

Bukan karena melihat hantu, melainkan sesosok pemuda yang masih berwajah halus tanpa keriput. Yang bukan lain adalah pantulan diriku sendiri.

"I-ini... Wajahku saat SMA?"

Yah sekarang aku ingat, semua benda ini. Tempat ini adalah Apartemen yang aku tinggali saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

'Tunggu...'

'jadi apa yang terjadi?'

Pikiranku tiba-tiba blank, sesaat juga aku mengingat kejadian tadi malam? Bukannya Amenthys hadir di dalam mimpiku serta dia juga memeluk ku, tapi sebuah mobil menabrak diriku.

Tunggu.

Itu seharusnya bukan mimpi, itu kejadian saat aku pulang dari tempat kerjaku. Di malam dimana aku melihat semua orang bahagia.

"Lalu, apakah ini mimpi?"

/Plak/

Aku menampar pipiku sendiri dengan keras, terdengar suara yang renyah setelahnya. Menandakan bahwa ini bukan mimpi tetapi Realita.

Sekali lagi, Dokter Matsumoto pernah bilang kalau di dalam mimpi jam tidak pernah bergerak atau tidak bisa, sekarang aku cari jam.

"Itu dia..."Di samping tempat tidurku sesuai biasanya jam Alarm, terletak di sana.

Aku mengamati benda kotak kecil yang menyalakan angka Digital berwarna merah, angka itu terus bertambah layaknya jam yang setiap detik, menit berubah. Dan ya, jam ini bergerak layaknya di Realita.

"Fiuhhh... Aku benar-benar sudah tidak waras. Aku tidak bisa membedakan mimpi dan realita?"

Aku mencoba duduk kembali di tepian tempat tidur, menenangkan diriku yang mulai panik tidak karuan.

"Just Dream Hairi, you will be just fine."

/Kring/

/Kring/

"Hmm?"

Bunyi Handphone?

Aku mendengar suara notifikasi Handphone Yang kemudian kuraba tempat tidurku, ternyata ada Handphone ku yang tersembunyi di bawah selimut.

Aku membuka Handphone itu dan melihat layar kuncinya.

/Minggu, 23 Juni, 2024 | 09.00 AM/

/1 Notifikasi dari "Bank JP"/

/Informasi nama rek anda berhasil dirubah/

/Selamat menikmati layanan kami, "Amenthys"/

"Huh?"

Apa-apaan ini?

Tunggu. Sebelum itu jika ini masa SMA ku kenapa aku punya Handphone? Ini adalah Handphone yang sama persis yang aku gunakan di masa depan. Dan lagi apa ini? Nama rekening ku di ubah menjadi Amenthys? Bagaimana bisa mereka tahu nama "Amenthys" itu aneh.

"Apa aku sekarang benar-benar sudah gila?"

Untuk memastikan nya aku bisa keluar dari ruangan ini dan mencoba menyapa beberapa orang di sekitar, jika mereka menjawab itu artinya aku benar-benar kembali ke masa lalu.

"Oke, akan aku coba."

>Amenthys

"Hahaha ..."

"Bagaimana bisa!"

Dua jam telah berlalu sejak aku meninggalkan Apartemen, sekarang aku sedang berada di Taman Kota. Tempat ini ramai akan orang, dengan bermacam aktivitas.

"Sial..."

Aku menggerutu, tidak kusangka aku benar-benar kembali ke masa remaja ku, tepatnya 18 Tahun. Saat ini aku sedang duduk di SMA kelas 2. Midori Highschool yang berada di Yokohama, yah tepat ini ada di kota Yokohama.

"Berarti, orang brengsek itu masih ada juga..."

Aku mengingat wajah seorang pria yang bau alkohol dan rokok, orang itu adalah ayahku sendiri.

"Yah lebih baik aku pindah apartemen agar dia tidak bisa menemui ku ... Lagipula uang ini sepertinya uang yang kudapat saat bekerja... Tak kusangka Amenthys mengirimkannya... "

Aku memperhatikan layar handphone ku yang menampilkan sebuah rekening dengan jumlah uang yang sangat cukup untuk hidup beberapa puluh tahun.

Tapi, bagaimana dia bisa melakukan semua ini? Apa dia Tuhan

"Yah itu cukup aneh..."

Aku melihat kelangit, hari ini cuacanya cerah. Sepertinya takkan ada tanda buruk seperti di film-film.

"Aku akan bertekad mengubah nasibku... Menjadi lebih baik..."

'ibu-ibu... Kapan pohon sakura akan mekar?'

Seorang anak kecil yang tak jauh berada di depanku, menarik perhatianku.

'itu musim depan nak!'

'kenapa itu tidak bermekaran setiap saat bu!'

'mereka ada jatah nya masing-masing nak, itu semua sudah di atur!'

"Ibu huh..."

Ibu ya, enak sekali mereka yang mendapatkan kasih sayang orang tua yang memang selayaknya mereka dapatkan.

Tapi aku sudah tidak terlalu memikirkan hal itu, melainkan aku penasaran dengan Pohon Sakura.

"Di mimpiku. Jika tidak salah, di sebelah kota ada sebuah bukit kecil... Di sana pohon sakura nya mirip sekali dengan mimpiku..."

Tanpa buang waktu, aku bergegas pergi ke halte bus. Beruntung nya tak jauh dari sana ada sebuah halte yang langsung mengantarkan ku di tempa yang aku tuju.

>Memories of>>>> Re Birth

Bloom Hill Sakura.

Sebuah bukit kecil dengan mayoritas tanaman berupa pohon sakura, namun karena sekarang belum musimnya tempat ini seakan hanya hutan biasa.

Udara segar berhembus meniup dedaunan untuk terbang di angkasa, tempat ini sangat cocok untuk berteduh dari terik matahari. Sepertinya saat ini sepi orang atau cuma perasaan ku saja? Tanpa memikirkan itu, Aku segera berjalan naik keatas menyusuri beribu anak tangga.

"Seingatku aku belum pernah kesini di masa lalu..."

Aku mencoba mengingatnya berkali-kali tapi tetap saja tak ada yang terbesit dalam pikiran ku.

Tapi sesuatu menggerakkan ku untuk segera sampai ke puncak, seakan seseorang sedang menunggu ku disana.

/Wush/

Berapa menit telah kulalui dan saat ini aku berada di puncak bukit tepat di depanku berdiri sebuah pohon sakura raksasa.

Seakan

"... Ini mirip sekali dengan mimpi"

"Hmm?"

Aku baru sadar ada seorang perempuan yang berdiri di bawah pohon.

Rambut hitam nya yang panjang kucir kuda, terhempas angin saat di menoleh ke arahku.

"... Tidak..."

"Amenthys?"